IMDb: 7,3/10 | Rating Saya : 8/10

Rated : PG-13 | Genre: Comedy, Drama, Romance

Directed by Gil Junger | Written by Karen McCullah, Kirsten Smith

            Based on The Taming of the Shrew by William Shakespeare

Produced by Andrew Lazar         

Starring Julia Stiles, Heath Ledger, Joseph Gordon-Levitt, Larisa Oleynik, Larry Miller, Andrew Keegan, David Krumholtz, Susan May Pratt

Cinematography Mark Irwin | Edited by O. Nicholas Brown

Music by Richard Gibbs

Production companies Touchstone Pictures, Mad Chance, Jaret Entertainment

Distributed by Buena Vista Pictures

Release date 31 March 1999

Running time 97 minutes | Country United States

Language English | Budget $13 million

 

Semua orang tahu bahwa Mendiang Heath Ledger adalah seorang aktor yang sangat hebat. Kebebatannya telah ia abadikan lewat perannya sebagai Joker dalam film The Dark Knight besutan Christopher Nolan. Lewat perannya yang sangat luar biasa, ia mendapatkan Oscar, meskipun ia tidak bisa menghadirinya karena saat ia diberi Oscar, ia sudah meninggal dunia. Semoga Tuhan menempatkan Mendiang Heath Ledger di Sisi-Nya.

Jauh sebelum memerankan peran Joker pada film The Dark Knight, Heath Ledger pernah berperan sebagai seorang anak SMA brengsek yang nyebelin tapi membuat penontonnya gemas. Film itu berjudul 10 Things I Hate About You yang akan saya ulas berikut ini.

 

STORYLINE

10 Things I Hate About You adalah film keluaran tahun 1999 buatan Amerika Serikat yang bercerita tentang kehidupan siswa dan siswi SMA di SMA Padua, Seattle. Sudah bisa ditebak, film ini merupakan tipikal film SMA Amerika Serikat pada umumnya yang isinya hura-hura anak SMA seperti gila-gilaan, mabuk-mabukan, dan cinta-cintaan tapi tetap bertanggungjawab. Bedanya, film ini dikemas dengan cara yang tidak biasa kita temukan pada film yang bercerita tentang kehidupan anak SMA Amerika Serikat lainnya.

Cameron dan Bianca

Film ini diawali dengan Cameron James (diperankan Joseph Gordon-Levitt), seorang siswa yang baru saja pindah ke SMA Padua. Sebagai seorang siswa baru, Cameron langsung jatuh cinta pada Bianca Stratford (diperankan Larisa Oleynik), siswi SMA Padua lainnya yang sangat cantik dan populer. Cameron yang merupakan siswa baru langsung diingatkan Michael Eckman (diperankan David Krumholtz) bahwa Bianca adalah seorang siswi yang levelnya jauh di atas Cameron, jadi gak usah mimpi. Selain itu, Bianca punya ayah yang melarangnya buat pacaran.

Kat dan Bianca

Ayah Bianca, Walter (diperankan Larry Miller) merupakan tipikal orang tua jadul yang sangat protektif pada Bianca. Gak cuma pada Bianca, ia pun melarang kakaknya, Kat (diperankan Julia Stiles) buat mengejar mimpinya kuliah di New York, padahal Kat sudah diterima buat kuliah di sana. Ayahnya bilang, “Kuliah yang dekat-dekat aja kenapa sih?”

Walter yang jadul banget pemikirannya

Tentu, sebagai seorang dokter kandungan, jarak dan biaya bukan masalah. Walter khawatir bahwa kedua putrinya yang ia besarkan seorang diri setelah ibunya wafat bakal hamil di luar nikah. Apalagi, pergaulan remaja saat itu (film ini dirilis pada tahun 1999) sangatlah liar. Mabuk-mabukan dan seks di luar nikah itu biasa banget. Makanya Bianca ia larang buat pacaran.

Sejak lama, Joey Donner (diperankan Andrew Keegan), siswa senior di SMA Padua pun suka pada Bianca. Bianca pun suka pada Joey. Tapi mereka gak pacaran karena ayahnya Bianca kerap kali melarangnya.

Sebagai anak bungsu, tentu saja Bianca berontak pada ayahnya dong? Gejolak masa remaja buat cinta-cintaan masa ditahan? Akhirnya ayahnya sedikit melunak, ia bilang, “Kamu boleh pacaran jika Kat juga pacaran

Masalahnya selama ini Kat dikenal sebagai orang yang sangat anti sosial banget. Udah mah anti sosial, ia sering banget berperilaku kasar pada semua orang, termasuk laki-laki. Jadi persayaratan yang diajukan ayahnya sangatlah tidak masuk akal bagi Bianca. Kocak emang! Ternyata di Amerika masih ada orang tua kayak gitu!

Cameron yang telah mengetahui hal tersebut berpura-pura konsolidasi dengan Joey. Cameron berusaha “membayar” Patrick Verona (diperankan Heath Ledger), si anak nakal sekolahan untuk ngajakin Kat buat pacaran supaya Bianca bisa pacaran dengannya alih-alih pacaran dengan Joey.


Usaha Patrick untuk PDKT dengan Kat gagal total karena sifat Kat yang selalu kasar pada siapapun yang ia temui. Tapi demi uang, Patrick berusaha PDKT dengan Kat dengan melakukan segala cara, termasuk menyanyikan “Can’t take my eyes off of you” saat Kat lagi main sepak bola di lapangan. Ia menyogok beberapa temannya supaya ia punya akses untuk menggunakan pengeras suara di lapangan supaya suaranya terdengar oleh Kat.

Gak Cuma menyogok temannya yang punya akses pengeras suara, ia pun menyogok beberapa anggota marching band sekolah biar ikut memainkan musik saat ia bernyanyi “Can’t take my eyes off of you”. Mengetahui hal tersebut, tentu saja para guru dan staf sekolah marah, mereka sampai-sampai mengejar Patrick karena hal tersebut sampai-sampai Patrick harus menerima detensi.

Di sini, Heath Ledger telah membuktikan pada dunia bahwa ia merupakan seorang aktor serba bisa. Suaranya cukup bagus, dan senyumannya di sini agak sedikit menyeramkan, sama seperti senyuman Joker. Siapa sangka Heath Ledger yang berperan sebagai seorang anak SMA nakal di film ini bisa piawai memerankan Joker 7 tahun berselang?

Akting Joseph Gordon-Levitt pun bagus banget di sini. Ia sukses berperan sebagai Cameron, tipikal cowok cupu dalam film drama komedi Amerika yang berusaha mendapatkan balasan cinta dari seorang cewek cantik yang sangat populer. Siapa sangka 13 tahun berselang ia berperan sebagai asistennya Batman dalam film The Dark Knight Rises besutan Christoper Nolan? Sayangnya, Heath Ledger dan Joseph Gordon-Levitt gak berada dalam satu frame lagi pada film The Dark Knight Rises karena Heath Ledger yang sudah wafat terlebih dahulu.

Kembali ke pembahasan film ini. Bianca pingin pergi ke Prom Nite bareng Joey, tapi ayahnya tidak mengizinkannya karena Kat gak pergi ke Prom Nite. Syarat dari ayah mereka yang sudah saya sebutkan di atas masih tetap diberlakukan oleh Walter

Saat itulah Kat bercerita apda Bianca bahwa dulu ia pernah berkencan dengan Joey ketika mereka masih kelas satu. Tapi saat itu, Joey mengajaknya buat berhubungan seks. Saat itu, Kat gak mau berhubungak seks sama sekali. Bukan karena gak pingin atau karena takut dosa, tapi Kat gak mau ikut-ikutan. Makanya, Kat bersikeras untuk gak ikutan Prom Nite karena semua orang melakukannya. Kat ini orangnya betul-betul anti mainstream.


Setelah berdebat panjang, pada akhirnya Bianca bisa pergi ke Prom Nite dengan Joey karena Kat pun setuju buat pergi ke Prom Nite dengan Patrick. Tapi drama percintaan mereka gak berhenti sampai di situ karena Bianca mengetahui niatan busuk Joey yang berencana untuk berhubungan seks dengannya malam itu. Bianca secara terang-terangan menolak Joey dan lebih memilih untuk berdansa dengan Cameron alih-alih dengan Joey.

Tentu saja Joey marah. Ia menonjok Cameron, tapi kemudian Bianca balas menampar Joey. Happy ending.

Happy ending yang saya sebutkan di atas malah jadi bencana buat Patrick karena Joey mengatakan bahwa perjanjian yang ia lakukan dengan Patrick batal. Perjanjian yang ia maksud adalah pembayaran atas keberhasilan Patrick buat ngajakin Kat pacaran sebagai persyaratan Joey biar bisa ngajakin Bianca ke Prom Nite. Mendengar hal ini, Kat tentu saja kecewa dan langsung pulang ke rumahnya.

Keesokan harinya, dua adik kakak ini akhirnya berdamai satu sama lain. Bianca pun mulai pacaran dengan Cameron. Ayah mereka berdua pun mulai melunak dengan mengizinkan Kat untuk berkuliah di New York. Meskipun begitu, film ini tidak selesai sampai di sini. Bagaimana konflik Kat dengan Patrick?


Tenang, keesokan harinya di sekolah, pada pelajaran bahasa, seluruh siswa dan siswi diminta untuk membacakan puisi yang sudah ditulisnya. Biasanya, Kat tidak suka dengan pelajaran bahasa. Ia selalu mengolok-ngolok pelajaran yang tidak ia sukai tersebut. Kat malah berdiri dan membacakan puisi yang jelas-jelas ia tujukan untuk Patrick :

I hate the way you talk to me, and the way you cut your hair. I hate the way you drive my car. I hate it when you stare. I hate your big dumb combat boots, and the way you read my mind. I hate you so much it makes me sick; it even makes me rhyme. I hate it, I hate the way you're always right. I hate it when you lie. I hate it when you make me laugh, even worse when you make me cry. I hate it when you're not around, and the fact that you didn't call. But mostly I hate the way I don't hate you. Not even close, not even a little bit, not even at all.

Adegan ini tentu saja bikin Kat menangis. Gak cuma Kat doang yang menangis, Patrick yang selama ini dikenal sebagai anak berandalan pun turut menangis. Puisi tersebut jelas-jelas merupakan ungkapan perasaan cinta pada Kat pada Patrick. Selama ini, Kat selalu bersikap dingin termasuk pada laki-laki yang berusaha mendekatinya. Namun pada masa-masa terakhirnya di SMA Padua, Kat mengungkapkan perasaannya pada Patrick melalui puisi yang ia bacakan di depan seluruh orang. Romantis banget kan?


Patrick pun gak kalah romantis karena uang yang selama ini ia dapatkan dari Joey ia tabung dan ia belikan dengan gitar karena saat PDKT dengan Kat, ia tahu bahwa Kat suka banget dengan musik. Tentu saja, atas tindakan Patrick tersebut Kat memaafkannya dan film drama cinta-cintaan SMA ini ditutup dengan sempurna oleh lagu penutup yang tidak kalah sempurnanya yang bibawakan Letters to Cleo, judulnya “I Want You To Want Me”.

Happy ending, saudara-saudara! 




KESIMPULAN

Gak cuma jalan ceritanya yang bagus. Gak cuma akting Heath Ledger, Joseph Gordon-Levitt dan Julia Stiles yang bagus. Film ini pun mengajarkan kita semua bahwa cinta-cintaan saat SMA gak melulu soal seks. Film ini menunjukan bahwa cinta-cintaan saat SMA bisa indah tanpa seks sama sekali, tidak seperti pada film  cinta-cintaan SMA ala Amerika lainnya yang penuh dengan adegan-adegan seperti itu.

Meskipun ya, dari beberapa unsur komedia yang ada pada film ini, semuanya menjurus pada komedi-komedi nakal, termasuk adegan di mana Kat beradegan topless supaya Patrick gak kena detensi oleh guru. Tapi ya namanya juga film Amerika, pastinya ala-ala The Simpson atau Southpark. Komedi-komedinya gelap, nakal, dan satire yang kalau tayang di zaman sekarang, bisa bikin orang-orang tersinggung.

Saya pun pertama kali nonton film ini bukan saat SMA atau saat kuliah, makanya saya bisa bilang bahwa ini film cinta-cintaan Amerika yang sangat bagus. Skenarionya gak kaleng-kaleng, musiknya juga gak kaleng-kaleng, akting para pemerannya juga gak kaleng-kaleng. Semuanya dikemas dengan sangat apik.