IMDb: 6,7/10 | Rating Saya : 7,5/10
Rated : PG | Genre: Adventure, Comedy, Drama
Directed by Tim Burton
Screenplay by John August
Based on Charlie and the Chocolate Factory by Roald Dahl
Produced by Brad Grey, Richard D. Zanuck
Starring Johnny Depp, Freddie Highmore, David Kelly, Helena
Bonham Carter, Noah Taylor, Missi Pyle, James Fox, Deep Roy, Christopher Lee
Cinematography by Philippe Rousselot | Edited
by Chris Lebenzon
Music by Danny Elfman
Production companies The Zanuck Company, Plan
B Entertainment, Village Roadshow Pictures, Theobald Film Productions
Distributed by Warner Bros. Pictures
Release date 10 July 2005 (Grauman's Chinese Theatre), 15July
2005 (United States), 29 July 2005 (United Kingdom)
Running time 115 minutes | Country United States,
United Kingdom, Australia
Language English |
Budget $150 million
Kemarin,
saya baru saja nonton film mobster yang berjudul Donnie
Brasco (1997). Film tersebut dibintangi oelh Al Pacino dan Johnny
Deep. Makanya, saya jadi kepikiran buat nonton Charlie and the Chocolate
Factory (2005) karena film ini dibintangi oleh Johnny Deep. Sutradaranya pun
Tim Burton yang sukses bikin dua film Batman yang dibintangi oleh Michael
Keaton. Saya ingat, tahun 2006, saat SMP saya pernah nonton Charlie and the
Chocolate Factory. Pastinya persepsi saya 16 tahun yang lalu dan saat ini kan
beda banget ya? Makanya saya sengaja nonton ulang supaya saya bisa ngasih
ulasannya.
STORYLINE
Charlie and the Chocolate Factory adalah film keluaran tahun 2005 yang bercerita tentang seorang anak laki-laki bernama Charlie Bucket. Charlie Bucket (diperankan Freddie Highmore) adalah tipikal anak polos dan baik hati. Sayangnya, Charlie terlahir dari sebuah keluarga miskin yang tempat tinggal tinggalnya terletak tidak jauh dari pabrik coklat terbesar di dunia, Wonka Chocolate yang dimiliki oleh Willy Wonka. Wonka Chocolate yang dimiliki oleh Willy Wonka (diperankan Johnny Deep) ini gak cuma pabrik coklat terbesar di dunia, tapi coklat terenak yang pernah ada. Penggemar fanatiknya berada di penjuru Bumi.
Rumah Keluarga Bucket |
Pabrik Wonka Chocolate |
Meskipun
begitu, Willy Wonka telah lama menutup pabriknya dan memecat seluruh
karyawannya karena puluhan tahun yang lalu, ada penyusup yang berasal dari
perusahaan coklat saingannya melakukan tindakan spionase untuk mencuri resep
rahasianya. Ia pun kesal, menutup pabriknya, dan memecat seluruh karyawannya.
Suatu
ketika, Willy Wonka bikin pengumuman yang menyatakan bahwa ia akan mengundang
lima orang beruntung buat diajak keliling pabrik coklat yang dimilikinya.
Syaratnya hanya satu, orang tersebut memiliki Golden Ticket yang ia selipkan
secara acak pada jutaan unit Wonka Chocolate yang ia produksi dan ia
distribusikan pada seluruh dunia.
Keluarga Bucket |
Nah,
Charlie Bucket adalah penggemar dari Wonka Chocolate meskipun ia hanya bisa
menikmati Wonka Chocolate hanya pada hari ulang tahunnya saja karena kedua
orang tuanya hanya mampu membelikan Charlie Wonka Chocolate pada hari ulang
tahunnya saja. Keluarga Charlie adalah keluarga besar yang terdiri dari Mrs.
Bucket (diperankan Helena Bonham Carter), Mr. Bucket (diperankan Noah Taylor)
serta dua pasang kakek dan nenek Charlie (kedua orang tua Mr. and Mrs. Bucket),
yakni Grandpa Joe (diperankan David Kelly), Grandpa George (diperankan David
Morris), Grandma Georgina (diperankan Liz Smith) dan Grandma Josephine
(diperankan Eileen Essell). Mrs. Bucket hanyalah ibu rumah tangga biasa yang
berusaha memenuhi seluruh kebutuhan hidup mereka semua dari gaji Mr. Bucket
yang tidak seberapa sebagai buruh pabrik pasta gigi. Ah iya, Grandpa Joe adalah
mantan karyawan Wonka Chocolate sebelum pabrik tersebut ditutup oleh
pemiliknya, Willy Wonka.
Kedua
orang tua Charlie sengaja membelikan Charlie Wonka Chocolate seminggu lebih
cepat dari hari ulang tahunnya dengan harapan Charlie bisa mendapatkan Golden
Ticket buat pergi ke pabrik Wonka Chocolate. Sayangnya, satu-satunya coklat
yang kedua orang tuanya belikan, Charlie tidak mendapatkannya sama sekali. Ya
jelas, kemungkinan Charlie buat mendapatkan Golden Ticket adalah satu banding 5
miliar (asumsi penduduk dunia 5 miliar pada tahun 2005).
Charlie
dan seluruh keluarganya hanya bisa menyaksikan satu persatu anak di seluruh
dunia berhasil mendapatkan Golden Ticket. Anak pertama yang mendapatkan Golden
Ticket adalah seorang anak gendut asal Jerman bernama Augustus Gloop (diperankan
Philip Wiegratz). Anak kedua yang mendapatkan Golden Ticket adalah seorang anak
manja asal Inggris bernama Veruca Salt (diperankan Julia Winter). Anak ketiga
yang mendapat Golden Ticket adalah seorang anak ambisius nan arogan asal
Amerika Serikat bernama Violet Beauregarde (diperankan AnnaSophia Robb). Anak keempat
yang mendapatkan Golden Ticket adalah seorang anak pemarah yang maniak bermain
game asal Amerika Serikat bernama Mike Teavee (diperankan Jordan Fry).
Charlie
beruntung punya kakek baik hati bernama Grandpa Joe yang merelakan uang
tabungannya supaya Charlie bisa mendapatkan Golden Ticket. Lagi-lagi, Langit
tidak berpihak pada Charlie karena coklat yang ia beli tidak berisikan Golden
Ticket. Charlie pun akhirnya putus asa setelah mendengar kabar bahwa Golden Ticket
kelima sudah ditemukan oleh seorang anak asal Rusia.
Charlie
akhirnya mendapat kabar bahwa Golden Ticket kelima yang ditemukan seorang anak
asal Rusia adalah Golen Ticket palsu. Charlie akhirnya punya sedikit harapan
meskipun ia gak punya uang sama sekali buat beli Wonka Chocolate. Anehnya,
Langit seolah berpihak pada Charlie karena ia tidak sengaja menemukan selembar
uang pecahan 10 dollar yang langsung ia belikan Wonka Chocolate. Coba tebak,
apa yang kemudian terjadi? Coklat yang Charlie beli berisikan Golden Ticket! Ya
namanya juga tokoh utama atuh. Kalau gak dapat tiket mah judul film ini bukan
Charlie and the Chocolate Factory!
Golden Ticket |
Mulanya,
Charlie kepingin menjual Golden Ticket tersebut karena ada sejumlah orang
dewasa yang menawarkan Golden Ticket tersebut dengan harga yang mahal. Tapi
Grandpa George meyakinkan Charlie bahwa, “Uang mah bisa dicari. Gampang.
Tapi kesempatan dapat Golden Ticket hanya satu banding satu miliar!”, dan akhirnya,
Charlie berangkat ke pabrik coklat tersebut bersama Grandpa Joe yang merupakan
mantan karyawan Wonka Chocolate.
Willy Wonka dan 5 anak pemegang Golden Ticket |
Lima
anak beruntung pemegang Golden Ticket didampingi oleh keluarganya masing-masing
dan langsung disambut oleh Willy Wonka secara langsung untuk berkeliling pabrik
coklat miliknya. Setelah pabriknya ditutup, ternyata produksi coklat Wonka
Chocolate tetap berlangsung dengan mesin modern pengganti ribuan karyawan yang
bertugas dan bantuan dari Oompa-Loompa (semuanya diperankan Deep Roy),
makhluk yang mirip sekali dengan kurcaci dengan ukuran tubuh yang pendek. Willy
Wonka pun berkata pada lima anak beruntung tersebut bahwa akan ada satu anak
yang akan ia beri hadiah pada akhir kunjungannya tersebut.
Sebagai
penonton, saya sudah tahu bahwa Charlie merupakan anak yang akan dapat hadiah
tersebut. Dari judulnya saja sudah ketahuan kok! Selain itu, sebagaimana tokoh
utama lainnya dalam ribuan cerita yang sering kita konsumsi selama ini, Charlie
jelas-jelas memenuhi kriteria sebagai orang miskin yang pada akhir cerita akan
mengalahkan semua kejahatan yang ada pada kisah yang dituliskan padanya. Klasik
banget!
Gambaran audio visual yang memanjakan mata |
Meskipun
begitu, penggambaran kemenangan yang digaristakdirkan pada Charlie dikemas
dengan sangat apik oleh Tim Burton dengan gambaran audio visual yang memanjakan
telinga dan juga mata kita semua. Pabrik coklat milik Willy Wonka bukanlah
pabrik modern seperti pabrik coklat pada umumnya yang kita lihat di dunia
nyata, tapi dunia fantasi yang benar-benar aneh untuk kita lihat, seperti air
terjun yang isinya cairan coklat lezat dan bergizi, maupun teknologi-teknologi
aneh layaknya teknologi yang digunakan Ironman dalam Marvel Cinematic Universe.
Tim Burton kalau bikin visual emang juara sih. Bagi sebagian orang emang aneh,
tapi justru itu kelebihan Tim Burton yang tidak dimiliki semua sutradara film.
Maksud
dan tujuan Willy Wonka membagian lima Golden Ticket sebenarnya sudah bisa
ditebak. Ia lagi cari penerus usahanya tersebut, makanya ia secara random
menyebarkan Golden Ticket pada kemasan Wonka Chocolate miliknya. Keempat anak
selain Charlie pun sejak awal cerita digambarkan sebagai ‘anak yang tidak layak’
dengan berbagai sifat buruk yang dimilikinya tersebut.
Syarat yang disyaratkan Willy Wonka adalah, Charlie harus meninggalkan keluarganya dan sepenuhnya bekerja di Wonka Chocolate. Namun, Charlie menolaknya karena ia lebih memilih dekat dengan keluarganya alih-alih jauh dari keluarganya karena keluarganya adalah alasan utama ia harus hidup. Gak ada yang lebih penting daripada keluarga.
Willy
Wonka pun punya trauma masa lalu yang mendalam karena ayahnya, Wilbur Wonka
(diperankan Christopher Lee) merupakan seorang dokter gigi terkenal yang melarang
Willy Wonka untuk mengkonsumsi segala jenis permen dan coklat. Kecewa dengan
perilaku ayahnya tersebut, ia pun kabur dari rumah untuk mengejar mimpinya.
Karena masih kecil, ia hanya melihat-lihat “dunia” lewat museum saja. Namun
ketika kembali, ayahnya sudah tidak ada. Lenyap ditelan bumi
Willy
Wonka pun memutuskan untuk keliling dunia sambil cari cara untuk membuat coklat
dan permen terenak yang pernah ada. Dan ia sukses, ia piawai dalam melakukan
bidang pekerjaannya. Namun ia masih tetap gak bisa melupakan trauma masa
lalunya pada ayahnya. Ia pun gak suka anak kecil, orang tua, ataupun hal-hal
lainnya yang berbau ‘kehangatan keluarga’ karena trauma masa lalunya
tersebut.
Wilbur Wonka dan Willy Wonka |
Seperti
tokoh utama pada umumnya, Charlie pun berhasil membuat Willy Wonka bertaubat
dan berdamai dengan masa lalunya. Charlie berhasil membujuk Willy Wonka untuk
bertemu dengan ayahnya, Wilbur Wonka. Tidak hanya itu, Charlie pun akhirnya
berhasil diterima jadi penerus Wonka Chocolate. Happy ending!
CHARACTER
Karakter-karakter
atau tokoh-tokoh yang ada pada film ini pun unik-unik, makanya selain membahas storylinenya,
saya juga mau membahas karakter-karakter yang ada di dalamnya.
Mr.
Bucket
Mr.
Bucket adalah gambaran ayah pekerja keras yang betul-betul apa adanya. Ia
berjuang untuk bisa menghidupi istrinya, kedua orang tuanya, kedua mertuanya,
dan anak semata wayangnya dengan bekerja sebagai seorang buruh di pabrik pasta
gigi. Sandwich generation sejati! Saya jadi kagum pada Mr. Bucket sekaligus
miris juga karena kemiskinan struktural yang terjadi pada semua orang, bahwa
tidak semua orang punya privilege yang sama di dunia ini. Ia juga berusaha
membahagian Charlie dengan membelikan Wonka Chocolate padanya meski hanya bisa
ia lakukan satu tahun sekali pada hari ulang tahunnya.
Mrs.
Bucket
Mrs.
Bucket pun gabmaran ibu pekerja keras yang sama seperti suaminya. Ia berjuang
untuk bisa memenuhi segala kebutuhan rumah tangga dari suaminya, kedua orang
tuanya, kedua mertuanya dan anak semata wayangnya. Dengan gaji Mr. Bucket yang
seadanya, ia berusaha menyajikan makan malam yang hangat bagi seluruh anggota
keluarganya. Ia juga berusaha membahagian Charlie dengan membelikan Wonka
Chocolate padanya meski hanya bisa ia lakukan satu tahun sekali pada hari ulang
tahunnya.
Grandpa
Joe, Grandpa George, Grandma Georgina, dan Grandma Josephine
Meskipun
tinggal dengan kedua pasang kakek neneknya, keluarga Bucket justru hidup sangat
damai. Gak ada drama menantu dan mertuanya yang selama ini selalu jadi bahan
perbincangan dimana-mana. Gak ada drama kakek dan cucu yang selama ini jadi
bahan perbincangan dimana-mana. Betul-betul damai, namanya juga film.
Satu
hal yang saya garisbawahi, kedua pasang kakek dan nenek Charlie betul-betul
sangat suportif pada cucunya, makanya Charlie rela melakukan apa saja demi
kedua pasang kakek dan neneknya. Kedua pasang kakek dan neneknya saja begitu,
makanya orang tua Charlie pun sangat suportif padanya. Ini betul-betul harus
kita tiru. Kehangatan keluarga yang rasa rasanya jadi barang langka.
Veruca
Salt
Veruca
Salt merupakan salah satu anak lainnya yang mendapatkan Golden Ticket. Ia anak
asal Inggris yang selama ini selalu dimanjakan oleh kedua orang tuanya. Kedua
orang tuanya adalah seorang bangsawan yang juga merupakan seorang pengusaha
kaya raya. Mereka tinggal di kastil besar lengkap dengan kepala pelayan,
asisten rumah tangga, hingga tukang kebun. Makanya Violet tumbuh jadi anak yang
selalu minta apa saja pada orang tuanya karena ia tahu orang tuanya mampu, beda
banget dengan Charlie.
Saya
jadi mengerti perasaan Charlie seperti apa, karena saya pun mirip dengan
Charlie. Setidaknya, saya juga sama seperti Charlie yang tumbuh dalam keluarga
kelas menengah Indonesia yang keadaannya jauh dari ideal, meskipun saya jauh lebih
beruntung dibandingkan keluarga Charlie. Jujur saja, selama lebih dari 25 tahun
yang lalu, saya selalu iri dengan anak-anak yang beruntung seperti Veruca. Ah
iya, ternyata Veruca ini bermain dalam film Bridge
to Terabithia sebagai Leslie Burke.
Violet
Beauregarde
Selain Veruca Salt, anak perempuan yang menarik perhatian saya adalah Violet Beauregarde. Ia merupakan seorang anak perempuan yang punya ambisi jadi nomor satu dalam segala bidang. Selama ini ia sudah menjuarai berbagai perlombaan yang ada mulai dari perlombaan karate, perlombaan lari, hingga rekor-rekor lainnya yang bisa dicatat dalam sejarah. Selama ini ia mati-matian latihan dan belajar untuk jadi nomor satu.Terakhir, ia berambisi memecahkan rekor sebagai manusia terlama dalam mengunyah permen karet. Jujur saja, selama lebih dari 25 tahun yang lalu, saya selalu iri dengan anak-anak yang beruntung seperti Violet karena ia sudah memiliki banyak prestasi sepanjang hidupnya, sedangkan saya belum punya prestasi apa-apa yang bisa dibanggakan, baik dalam bidang akademik, bidang olahraga, maupun dalam bidang sosial.
Ah
itu saja kayaknya yang saya soroti karena menurut hemat saya, tokoh lainnya kurang
menarik untuk dibahas. Bukan-bukan karena tokoh lainnya tidak punya keunikan,
hanya saja, saya belum tertarik untuk membahasnya secara lebih rinci.
KESIMPULAN
Yah,
kualitas akting Johnny Deep menurut saya sangatlah bagus di film ini. Bahkan gak
tersisa sama sekali raut wajahnya yang biasa saya lihat dalam Pirates of
Carribean atau film lainnya seperti Donnie Brasco (1997).
Yah, bahkan film ini saya rekomendasikan banget untuk siapa saja karena
pastinya film ini sangat menghibur, bikin tertawa, dan bisa bikin sedih juga dalam
satu waktu yang bersamaan. Bisa bikin lapar juga. Tim Burton memang juara kalau bikin film!
0 Comments