IMDb: 8,2/10 | Rating Saya : 9/10
Rated : PG | Genre: Animation, Adventure, Comedy
Directed by Pete Docter | Screenplay
by Pete Docter, Meg LeFauve, Josh Cooley
Story by Pete Docter, Ronnie del Carmen
Produced by Jonas Rivera
Starring Amy Poehler, Phyllis Smith, Richard Kind, Bill Hader,
Lewis Black, Mindy Kaling, Kaitlyn Dias, Diane Lane, Kyle MacLachlan
Cinematography Patrick Lin (camera), Kim White (lighting)
Edited by Kevin Nolting | Music by Michael Giacchino
Production companies Walt Disney Pictures, Pixar
Animation Studios
Distributed by Walt Disney Studios, Motion Pictures
Release date 18 May 2015 (Cannes), 19 June 2015 (United
States)
Running time 95 minutes | Country United States
Language English |
Budget $175 million)
Dari saya kecil,
film-film keluaran Walt Disney dan Pixar memang gak pernah bikin saya kecewa.
Animasi khas Pixar memang gak main-main. Sangat memanjakan mata anak-anak.
Bahkan ketika menonton film tersebut ketika sudah dewasa pun, visualnya pun
sama-sama memanjakan mata. Gak cuma itu, musik-musik yang disajikan Pixar pada
film animasinya pun bagus-bagus. Storylinenya pun gak kaleng-kaleng. Dalam
setiap film animasi keluaran Pixar, pasti ada hikmah yang bisa penontonnya,
(terutama anak-anak) ambil untuk bisa memaknai kehidupan.
Inside Out adalah
film tersebut. Buat orang dewasa seperti saya, Inside Out adalah film sempurna
yang bisa menggambarkan kompleksitas pemikiran manusia berdasarkan ranah ilmu
psikologi. Buat yang lagi mau belajar ilmu psikologi, film ini pas banget
karena berdasarkan ilmu psikologi yang saya pelajari saat kuliah Ilmu
Komunikasi dulu, film ini benar-benar jauh lebih saya pahami dibandingkan
kuliah psikologi yang diajarkan dosen saya di kelas. Simak ulasannya berikut
ini.
STORYLINE
Inside Out adalah film animasi keluaran tahun 2015 buatan Amerika Serikat yang bercerita bahwa masing-masing dari kita memiliki lima unsur emosi utama yang mengendalikan segala tindak tutur kita semua. Kelima unsur tersebut adalah Joy (sukacita), Fear (ketakutan), Anger (marah), Disgust (jijik), Sadness (sedih). Kelima unsur emosi tersebut digambarkan seperti para pemimpin militer yang mengkomandoi tubuh kita dari dalam. Penggambarannya betul-betul jenius untuk orang yang mau belajar psikologi lebih dalam.
![]() |
Alam bawah sadar Riley |
Nah, dalam film
ini, tokoh utamanya adalah gadis berusia 11 tahun bernama Riley (suaranya
diisii Kaitlyn Dias) yang terpaksa pindah dari Minnesota ke San Fransisco
karena ayahnya baru saja mendapatkan pekerjaan baru di sana. Meskipun sedikit
kecewa karena harus meninggalkan sekolah dan teman-temannya di Mineesota, Riley
agak sedikit bersemangat untuk pindah ke San Fransisco karena ia membayangkan
akan menempati rumah yang indah, sebagaimana deskripsi kedua orang tuanya.
![]() |
Riley di San Fransisco |
Setibanya di San Fransisco, Riley harus kecewa berat karena rumah yang ia tempati sangatlah jelek. Tidak sampai di situ saja, barang-barang milik Riley dan keluarganya yang diangkut menggunakan truk pun nyasar sampai ke Texas sehingga untuk sementara, Riley dan keluarganya harus hidup seadanya seperti gembel di rumah barunya.
Tidak hanya itu,
sesampainya di San Fransisco, Riley merasa ayahnya hampir gak ada waktu
untuknya karena sibuk bekerja. Kedai pizza dekat rumahnya pun hanya menyajikan
pizza dengan makanan yang ia benci, yakni brokoli. Karena hal-hal tersebut,
makanya Riley secara tiba-tiba menangis di sekolah pada hari pertama ia
bersekolah di sana, yang tentu saja kejadian tersebut tidak bisa Riley lupakan
seumur hidup saking memalukannya.
![]() |
Riley menangis di sekolah barunya |
Nah, dalam semesta
film Inside Out, tangisan Riley di depan umum tersebut diubah pada alam bawah
sadarnya sebagai core memory alias "ingatan inti". Sadness
yang terdapat pada alam bawah sadar Riley pun terus-terusan memproduksi memori
sedih sehingga membuat Joy panik. Joy pun berusaha membuang core memory akan
kesedihan yang dialami Riley supaya Riley gak terus-terusan sedih. Alih-alih
berhasil, Joy malah tidak sengaja membuang memori inti lainnya.
Dari film ini
saya belajar, bahwa kita semua pasti punya ingatan buruk yang terus-terusan
kita ingat seumur hidup bukan? Padahal ingatan buruk tersebut terjadi 10,
bahkan 20 tahun yang lalu tapi terus-terusan kita ingat?
Rupanya memang
cara kerja ingatan manusia seperti itu, yang bisa dijelaskan lewat mekanisme
yang dilakukan oleh lima unsur emosi utama di alam bawah sadar kita. Kenangan baru milik Riley disimpan di bola
berwarna yang mewakilkan masing-masing emosi seperti Joy (kuning), Sadness (biru),
Fear (ungu), Anger (merah), Disgust berwarna (hijau) sebagaimana yang kita
saksikan lewat film ini.
Terkesan teoretis banget kan? Tapi faktanya memang seperti itu karena proses pengembangan film ini dipandu oleh sejumlah ilmuwan yang menekuni ilmu psikologi, termasuk Dacher Keltner dari Universitas California, Berkeley. Makanya, meskipun film animasi, teori psikologi yang terdapat pada film ini gak kaleng-kaleng karena dipandu oleh psikolog beneran.
Kembali ke
storyline film ini. Karena Joy berusaha menghentikan tindakan yang dilakukan
oleh Sadness yang terus-terusan memproduksi memori sedih untuk Riley, mereka
berdua terjebak dan jatuh ke dalam lembah memori alam bawah sadar Riley. Di
tengah ketidakhadiran Joy dan Sadness, Anger, Fear, dan Disgust mengendalikan alam bawah sadar Riley yang
berujung pada sebuah malapataka di mana
Riley berniat naik bus seorang diri ke Minnesota karena merasa tidak betah di
San Fransisco. Karena apa? Karena Anger merasa itu solusi terbaik yang harus
Riley lakukan.
![]() |
Bing Bong, Joy, dan Sadness |
Joy dan Sadness
yang terjebak lembah memori alam bawah sadar Riley bertemu dengan Bing Bong,
teman khayalan masa lalu Riley. Bing Bong ini mengingatkan saya akan masa kecil
saya, karena dari teori psikologi yang saya baca, hampir semua anak di dunia
ini pasti punya teman khayalan saat kita berada pada usia balita. Bentuknya
bisa berupa hewan atau manusia, yang sering balita ajak berbicara. Nah, Riley
pun begitu, sama seperti saya.
Nah, Bing Bong
berusaha menyelamatkan Joy dan Sadness supaya bisa kembali ke pusat komando
alam bawah sadar Riley. Di satu sisi, Sadness tidak mau kembali ke pusat
komando dan Joy pun terpaksa meninggalkannya. Sejak awal cerita, memang Sadness
dan Joy digambarkan gak akur satu sama lain. Dari namanya saja sudah bertolak
belakang bukan?
Joy akhirnya
menemukan serpihan memori kesedihan milik Riley yang kemudian berubah jadi
memori kebahagiaan saat Riley kecil. Di situ, Riley yang tampak bersedih
dihibur oleh kedua orang tuanya selepas kegagalannya dalam olahraga hoki yang
digelutinya. Dari situ Joy sadar bahwa di balik sebuah kesedihan, akan ada
kebahagiaan seperti serpihan memori yang ia temukan. Pada akhirnya, Joy kembali
bekerjasama dengan Sadness dan mereka berdua pun bisa kembali ke markas
komando.
Setibanya di
markas komando, Joy menyerahkan kontrol alam bawah sadar Riley pada Sadness
yang membuat Riley kembali ke san Fransisco. Ternyata, Sadness berhasil
mengubah suasana hati Riley yang sedih menjadi bahagia karena Riley ingat bahwa
kedua orang tuanya adalah orang yang bisa membuat Riley kembali bahagia setelah
ia mengalami sebuah kesedihan sebagaimana yang ia rasakan saat gagal dalam olahraga
hoki. Akhirnya, happy ending!
![]() |
Riley dan kedua orang tuanya |
Riley beruntung
punya dua orang tua yang bisa mengerti tentang apa yang ia rasakan karena tidak
semua anak punya orang tua yang perhatian seperti Riley. Pada kasus yang
berbeda bisa saja Riley justru tumbuh jadi anak yang pemurung atau bahkan kabur
ke Minnesota. Ah iya, sebetulnya penggambaran alam bawah sadar tidak terjadi
pada Riley saja, kedua orang tuanya pun punya penggambarannya masing-masing,
tapi tidak diceritakan.
Setahun
setelahnya, Riley mulai bisa beradaptasi dengan hal-hal baru yang ia temukan di
San Fransisco. Ia mulai mendapat teman baru, dan bisa menekuni hobi lamanya,
yakni hoki. Di markas komando alam bawah sadar Riley, terbentuklah unsur-unsur
baru yang mempengaruhi kepribadiannya yang akan terus menempel pada dirinya
hingga ia dewasa kelak.
KESIMPULAN
Meskipun film ini
merupakan film animasi, menurut saya film ini sangatlah bagus karena film ini
dengan sempurna bisa menunjkan sisi lemah dari manusia, yakni sisi
psikologisnya. Bagaimana kepribadian seseorang terbentuk, bagaimana tindakan
manusia dilakukan, bagaimana faktor yang mempengaruhinya dijelaskan dengan penjelasan
yang sangat sederhana oleh film ini. Teori-teori psikologi yang saya baca
seperti yang dijelaskan pada buku-buku Sigmund Freud dan Ivan Pavlov jadi lebih
mudah saya mengerti lewat penjelasan film Inside Out.
Saya sendiri
mengenal seorang gadis SMP (sekarang ia sudah kuliah) yang mungkin bisa
dibilang punya pengalaman yang hampir sama dengan Riley. Ia merasa hidupnya
sangatlah bahagia ketika tinggal bersama kedua orang tuanya di Jepang. Semuanya
berubah ketika kedua orang tuanya tidak lagi akur dan sering bertengkar hebat.
Kedua orang
tuanya pun jadi lebih sering mengekangnya karena mereka melampiaskan
permasalahan rumah tangga yang terjadi pada anaknya tersebut. Kurang lebih sama
dengan apa yang dialami oleh Rilley, walau beda kasus sedikit. Pada kasus
tersebut, ia menginginkan segala sesuatunya kembali seperti semula seperti saat
ia tinggal di Jepang,s ama seperti Riley dan kedua orang tuanya saat masih
tinggal di Minnesota.
Sigmund Freud,
salah satu tokoh psikologi pernah berkata, kepribadian seseorang dibentuk dalam
usia lima tahun pertama. Awal perkembangan tersebut berpengaruh besar dalam
pembentukan kepribadian dan terus mempengaruhi perilaku di kemudian hari. Apa
yang seseorang alami dalam lima tahun tersebut akan terus membekas dalam diri
mereka. Ada Fase Oral, Fase Anal, Fase Phalic, Fase Latent dan Fase Genital
yang dilewati setiap orang, yang harus dipenuhi, jika tidak dipenuhi akan
sangat berpengaruh pada kepribadian orang tersebut.
Dalam film ini,
Rilley sangat menyukai olahraga hoki, dikarenakan kedua orang tuanya sering
mengajaknya bermain hoki, dan kenangan-kenangan paling bahagia dalam hidupnya
juga ada disana. Dibentuk disana, dan sangat berbekas di alam bawah sadarnya.
Betapa begitu pentingnya didikan orang tua di masa keemasan seorang anak.
Sebaliknya, apabila ada suatu keadaan traumatik, dimana dalam hoki dia
mengalami kekecewaan, misalnya kecelakaan dalam olahraga hoki, maupun
mendapatkan ejekan dari teman-temannya saat hoki, mungkin dia cenderung akan
membenci olahraga tersebut. begitu teori yang kupelajari.
Hal menarik
adalah saat Riley memperkenalkan dirinya di depan kelas di sekolah barunya. Di mana
dia tiba-tiba menangis, terlepas dari film ini yang menjelaskan mengapa Rilley
menangis yang disebabkan oleh kekacauan yang dilakukan 5 unsur utama di alam
bawah sadarnya.
Terkadang, kita
ingat hal-hal tertentu dalam hidup kita yang ingin dilupakan, namun kenangan
buruk tersebut selalu muncul terus menerus walau kita berusaha melupakannya.
Sebaliknya juga, hal yang ingin kita ingat terus, sulit muncul. Ada teori
jangka panjang dan jangka pendek, yang dimana alur kerjanya sendiri masih
berusaha dipecahkan oleh para psikolog.
Film ini bikin
saya jadi lebih berhati-hati jika bertemu anak kecil. Saya jadi berusaha untuk
diam dan tidak bertindak apa-apa, biarkan saja orang tuanya yang bertindak
kalau ada apa-apa. Takutnya saya akan mengaktivasi core memory yang ia
miliki setelah melihat tindakan yang saya lakukan. Repot urusannya kalau sudah
seperti itu.
Film ini pun menyadarkan saya bahwa manusia adalah sebuah entitas yang sangar rumit dan kompleks, itu pun baru pada bagian psikologisnya saja. Makanya, susah banget bagi dua orang manusia untuk saling mengerti satu sama lain karena masing-masing individu punya pengalaman hidup yang berbeda sama seperti yang film ini jelaskan lewat alam bawah sadar yang dialam oleh Riley.
0 Comments