IMDb: 8,1/10 | Rating Saya : 8,5/10
Rated : PG | Genre: Animation, Drama, Family
Directed by Mamoru Hosoda
Screenplay by Satoko Okudera, Mamoru Hosoda
Story by Mamoru Hosoda
Produced by Yuichiro Saito, Takuya Itō, Takashi Watanabe
Starring Aoi Miyazaki, Takao Osawa
Edited by Shigeru Nishiyama | Music by Masakatsu Takagi
Production companies Studio Chizu
Distributed by Toho
Release date 25 June 2012 (France), 21 July 2012 (Japan)
Running time 117 minutes | Country Japan
Language Japan | Budget $55
million
Ada
yang sudah pernah nonton anime Ookami Kodomo no Ame to Yuki atau lebih dikenal
dengan judul Wolf Children?
Bagi
saya, anime ini sejenis dengan Grave
of the Fireflies (Hotaru no Haka) dan Byōsoku
5 Centimeter, sama-sama menampilkan visual yang memanjakan mata, dan
sama-sama ngasih pesan moral berharga bagi penontonnya. Simak ulasan saya
berikut ini.
![]() |
Hana dan pria misterius manusia serigala |
Fokus
cerita anime ini adalah pada seorang mahasiswi bernama Hana yang jatuh cinta
dengan pria misterius yang ternyata merupakan seorang manusia serigala. Singkat
cerita, Hana dan manusia serigala tersebut (sampai endingnya, nama manusia
serigalanya gak pernah disebut) saling jatuh cinta, pacaran, hingga akhirnya
mereka mempunyai dua orang anak bernama Yumi dan Ame. Baik Yumi maupun Ame,
sama-sama dilahirkan Hana di apartemennya karena ia dan pasangannya takut anak
yang ia lahirkan akan berwujud serigala. Beruntung, saat dilahirkan, Yumi dan
Ame berwujud manusia pada umumnya.
Suatu
ketika, manusia serigala yang merupakan ayah kandung dari Yumi dan Ame
ditemukan meninggal dunia dalam bentuk serigala pada sebuah parit tidak jauh
dari apartemen mereka. Hana menduga, pasangannya mengalami kecelakaan saat
berburu makanan untuk anak-anak. Gak dijelasin sama sekali apa penyebab
kematian ayah kandung dari Yumi dan Ame tersebut.
Mau
gak mau, Hana harus membesarkan Yumi dan Ame seorang diri. Untungnya,
pasangannya sudah mempersiapkan sejumlah tabungan yang bisa Hana pergunakan
sebagai dana darurat. Masalah yang harus Hana hadapi tidak berhenti sampai di
situ. Ternyata, Yumi dan Ame mewarisi kemampuan manusia serigala yang dimiliki
ayahnya. Yumi dan Ame bisa berubah jadi serigala kecil secara random karena
mereka masih belum bisa mengontrol kekuatannya tersebut.
![]() |
Yumi dan Ame |
Yumi
dan Ame pun Hana besarkan secara diam-diam di apartemennya karena ia khawatir
mereka berdua tiba-tiba berubah jadi serigala sewaktu-waktu. Hana pun sempat
dimarahi pemilik apartemennya karena pemilik apartemennya menduga Hana
memelihara hewan peliharaan. Pasalnya, setiap malam apartemen sewaannya berisik
terus dan baunya kurang sedap.
Gak
cuma itu, Hana sampai didatangi Dinas Sosial setempat karena dapat laporan dari
tetangga bahwa anak-anaknya gak pernah ikut program vaksinasi di Posyandu
terdekat. Mereka takut Hana sengaja menelantarkan kedua anaknya selepas
kepergiaan ayah kandungnya. Gak tahan dengan perlakuan masyarakat sekitar, Hana
memutuskan untuk pindah ke sebuah rumah di pegunungan yang jauh dari kota
supaya kedua anaknya bisa aman lari-lari sebagai seorang anak serigala.
![]() |
Hana, Yumi dan Ame pindah ke gunung |
Kehidupan
Hana dan kedua orang anaknya sedikit lebih baik karena mereka bisa aman buat
lari-larian di hutan sekitar rumahnya. Hana hanya perlu mikirin gimana caranya bercocok
tanam pada lahan yang ia miliki karena sisa tabungan yang suaminya wariskan
tinggal sedikit lagi. Kalau kedua anaknya bukan manusia serigala sih gampang. Hana
gak usah pindah ke gunung. Tinggal titipin mereka daycare lalu Hana bisa fokus
bekerja. Masalahnya kan mereka berdua manusia serigala jadi Hana harus berhenti
kuliah dan pindah ke gunung.
Kalian
pasti menantikan ulasan saya tentang cerita selanjutnya dari anime ini kan?
Saya gak akan membahas kelanjutkan anime ini, tonton saja sendiri. Saya akan
membahas pesan moral yang disampaikan oleh anime ini, yakni : “Punya
asuransi jiwa sebelum punya anak! Punya dana darurat sebelum punya anak!”
Saat
nonton anime ini, saya gak peduli dengan kisah dua anak serigala yang ditinggal
mati ayah kandungnya. Saya menyoroti Hana yang terpaksa berjuang seorang diri
membesarkan kedua anaknya sebagai seorang single mother. Kesampingkan dulu
fakta bahwa kedua anaknya bisa berubah jadi serigala. Tanpa punya kemampuan itu
pun, jadi single mother dengan dua orang anak itu berat banget! Kalau gak
percaya cobain aja.
Anime
ini secara sempurna menggambarkan kehidupan Hana selepas ditinggal mati
pasangannya yang bikin saya frustasi. Gak cuma harus menyusui kedua anaknya,
Hana pun harus belanja kebutuhan sehari-hari, memasak, mencuci, dan menghadapi
nyinyiran masyarakat seorang diri sebagai seorang single mother.
Seringkali,
Hana ketiduran saat anaknya lagi disusui atau ketika anaknya lagi makan. Ya
gimana, setiap harinya Hana terpaksa kurang tidur demi membesarkan kedua anaknya
sambil mengerjakan berbagai pekerjaan rumah tangga yang harus ia kerjakan
seorang diri. Saat anaknya tidur pun, Hana harus belajar bagaimana caranya
membesarkan anak serigala dari perpustakaan terdekat jika sewaktu-waktu anaknya
berubah jadi serigala.
Sewaktu
sudah pindah rumah ke gunung pun, Hana harus seorang diri mencangkul sawah
supaya bisa makan dari hasil bertani. Gak cuma itu, Hana harus memperbaiki
genteng, memperbaiki pipa yang bocor, membersihkan toilet, memasak, sambil
harus memenuhi kebutuhan dirinya dan dua anaknya yang masih balita. Saya pikir,
ini gila banget ya? Saya aja yang cuma nonton sampai frustasi!
Saya
pikir, jika ayah kandung dari Yumi dan Ame punya asuransi jiwa dan merencanakan
keuangan mereka dengan matang, pasti Hana gak akan kesusahan kayak gini. Jadi
gini, kalau ayah mereka berdua punya asuransi jiwa dan perencanaan keuangan
yang matang, setidaknya, jika meninggal dunia, ia bisa mewariskan sejumlah uang
dari premi asuransinya yang bisa Hana pergunakan sebagai dana darurat selama
beberapa tahun ke depan.
Saya pun
berkaca dari peristiwa yang dialami oleh saya sendiri, di mana saya dan ibu
saya betul-betul kebingungan gimana caranya cari uang saat ayah saya meninggal
dunia. Pasalnya, ayah saya gak punya asuransi jiwa atau perencanaan keuangan
yang matang makanya kami berdua betul-betul bingung saat blio meninggal dunia.
Untungnya, ayah saya meninggal saat saya sudah lulus kuliah dan sudah berusia
28 tahun, gak seperti Yumi dan Ame, yang ditinggal ayah kandungnya saat masing-masing
baru berusia 2 dan 1 tahun.
Bagi
saya, anime ini relate banget dengan kehidupan saya dan jutaan single mother
yang terpaksa membesarkan anak-anaknya seorang diri tanpa kehadiran seorang
ayah. Entah karena ayahnya tiba-tiba meninggal dunia, atau emang brengsek aja
ninggalin mereka tanpa tanggung jawab sama sekali. Anime ini pun relate dengan kehidupan saya dan
ratusan juta generasi Mileneal lainnya yang lagi berjuang supaya punya kemerdekaan
finansial.
Kenapa
saya sebut relate? Pasalnya, anime ini menggambarkan beratnya hidup sebagai
seorang single mother tanpa sosok seorang ayah (kesampingkan dulu bahwa Yumi
dan Ame manusia serigala), tidak seperti anime-anime lainnya seperti Naruto
atau Attack on Titan. Anime ini ngajarin saya buat mikirin hal terburuk seperti
yang Hana alami sebelum saya dan (calon) pacar saya memutuskan untuk menikah
apalagi memiliki anak kelak.
0 Comments