IMDb: 7/10 | Rating Saya : 8/10
Rated : PG-13 | Genre: Biography, Comedy, Drama
Directed by Jeff Tremaine | Screenplay
by Rich Wilkes, Amanda Adelson
Based on The Dirt: Confessions of the World's Most Notorious
Rock Band by Neil Strauss, Tommy Lee, Mick Mars, Vince Neil, Nikki Sixx
Produced by Allen Kovac, Erik Olsen, Julie Yorn, Rick Yorn
Starring Douglas Booth, Colson Baker, Daniel Webber, Iwan
Rheon, Pete Davidson
Cinematography by Toby Oliver | Edited by Melissa
Kent
Music by Paul Haslinger
Production companies 10th Street
Entertainment, LBI Entertainment
Distributed by Netflix
Release date 18 March 2019 (Hollywood), 22 March 2019 (United
States)
Running time 108 minutes | Country United States
Language English |
Budget $23,1 million
Dulu, saya suka
skeptis dengan film-film biografi atau film-film biopik karena banyak yang gak
sesuai dengan kejadian sebenarnya di dunia nyata. Tapi semuanya berubah setelah
saya nonton Bohemian Rhapsody (2019) yang secara sempurna menampilkan perjalanan
hidup Freddie Mercury, salah satu musisi terbaik sepanjang masa yang jadi
pentolan grup musik terbaik sepanjang masa, Queen.
Makanya, ketika
teman saya, Gema Ramadhan, merekomendasikan film biopik dari band rock
legendaris Amerika tahun 80an, Mötley Crüe, saya gak ragu. Saya langsung nonton
film ini dan sama seperti Bohemian Rhapsody, film biopik ini bikin saya semakin
suka dengan Mötley Crüe.
STORYLINE
The Dirt adalah
film biografi atau film biopik yang menceritakan perjalanan hidup salah satu
band rock tersukses era 1980an, Mötley Crüe. Sebelum nonton film ini, saya sama
sekali gak tahu sejarah Mötley Crüe sama sekali, saya cuma dengerin lagu-lagu karya
mereka aja di YouTube atau Spotify. Saya juga pertama kali tahu Mötley Crüe karena
lagu mereka pertama kali saya dengar pada gim Grand Theft Auto: Vice City. Lagu
Mötley Crüe juga turut diputar pada gim Grnad Theft Auto IV dan gim Saints Row:
The Third, jadi saya sudah sering dengerin karya-karya mereka dari dulu.
Liarnya pesta mereka |
Film ini diawali
dengan kebiasaan buruk Mötley Crüe di luar jadwal manggungnya, yakni gemar
melakukan (maaf) pesta seks sambil bermabuk-mabukan dan mengkonsumsi
obat-obatan terlarang. Hampir setiap hari, kegiatan Mötley Crüe gitu-gitu
melulu. Bahkan, hampir seluruh band rock di dunia kegiatannya gak jauh dari kegiatan
seperti itu deh kayaknya. Kalau gak seks bebas, minum-minuman keras, ya pakai
narkoba. Ya tentu, gak semua, ada juga band rock yang gak suka bermaksiat
seperti itu. Makanya gak heran dari dulu banyak orang yang kepengin jadi rockstar,
udah banyak duit, terkenal, eh tiap hari hidupnya senang-senang melulu.
Nikki Sixx ribut sama ibu kandungnya |
Setelah adegan
pembuka yang cukup vulgar, film ini menceritakan masa lalu Frank Carlton Jr.
(nama asli Nikki Sixx) yang sangat kelam. Nikki Sixx (diperankan Trace Masters)
tinggal bersama ibu kandungnya yang gemar gonta-ganti pacar setelah ayahnya
pergi entah kemana. Tentu saja, sebagai seorang anak, Nikki Sixx merasa risih
dengan hal tersebut. Di sini bukan tipikal anak durhaka, malah ibunya yang “durhaka”
menurut saya hingga akhirnya Nikki Sixx nekad mengiris urat nadi tangannya
hingga ibunya pun terpaksa masuk penjara karena dianggap lalai atas
perbuatannya tersebut. Cobain tonton deh dan nilai sendiri seberapa durhakanya
ibunya Nikki Sixx.
Setelah luntang-lantung
selama bertahun-tahun di jalanan, Nikki Six (perannya digantikan Douglas Booth)
akhirnya bertemu dengan Tommy Lee (Machine Gun Kelly), dan langsung ngajakin
dia buat bergabung bersama band barunya. Tidak lama setelah itu, Mick Mars (diperankan
Iwan Rheon) dan Vince Neil (diperankan Daniel Webber) pun bergabung bersama
Nikki Six dan menamai band mereka dengan nama Mötley Crüe.
Gigs pertama Mötley
Crüe berlangsung dengan sukses meskipun diwarnai perkelahian antara Mötley Crüe
dan penonton yang tidak menyukai kelakuan liar mereka. Mötley Crüe tidak
membutuhkan waktu lama buat jadi terkenal karena gigs yang mereka ikuti selama
ini selalu ramai, sampai akhirnya Tom Zutaut (diperankan Pete Davidson) dari
Elektra Records nawarin mereka kontrak profesional pertamanya buat rekaman.
Setelah bikin
rekaman, Mötley Crüe pun melakukan tur pertamnya di Amerika Serikat barengan
dengan Ozzy Osbourne (diperankan Tony Cavalero), vokalis Black Sabath yang
nyentrik banget. Kelakuan Ozzy Osbourne sama liarnya seperti kelakuan para personil
Mötley Crüe yang gemar minum-minuman keras atau kelakuan nyentrik lainnya. Di
film ini bahkan Ozzy Osbourne nekad buang urine di kolam renang tempat mereka
menginap. Sudah gila!
Ozzy Osbourne lagi ngasih petuah |
Tidak lupa,
sebagai rockstar senior yang sudah terlebih dahulu terjun di industri musik, Ozzy
Osbourne pun ngasih petuah untuk seluruh personil Mötley Crüe. Ia berkata bahwa
mereka gak akan selamanya bisa bertindak liar seperti yang selama ini mereka
lakukan. Mereka harus tahu batasan jika melakukan hal-hal liar biar gak berurusan
dengan hukum. Kira-kira seperti itulah petuah Ozzy Osbourne buat seluruh personil
Mötley Crüe.
Meskipun sudah
dikasih petuah oleh Ozzy Osbourne, personil Mötley Crüe tetap saja gak berubah.
Album Mötley Crüe yang penjualannya sangat laku di seluruh dunia tentunya
menghasilkan uang jutaan dollar yang bisa mereka nikmati. Alih-alih dipakai
buat investasi atau ditabung buat masa tua, uang yang mereka dapatkan malah
dipakai buat foya-foya setiap hari. Bukan sekadar dipakai ngopi sore di Kopi
Janji Jiwa kayak anak zaman sekarang, tapi dipakai buat mabuk-mabukan, pesta seks,
dan pesta narkoba setiap harinya.
Kejadian sial harus dialami Vince Neil. 8 Desember 1984 Vince Neil dan Nicolas Razzle, drummer Hanoi Rocks (diperankan Max Milner) mengalami kecelakaan lalu lintas akibat kelalaian Vince Neil yang mengemudikan mobil mereka di bawah pengaruh minuman keras. Akibat perbuatannya, Vince Neil dijatuhi hukuman 30 hari penjara atas kejadian tersebut.
Kecelakaan lalu lintas VInce Neil |
Kesialan yang
harus dialami Vince Neil gak berhenti sampai di situ. Sejak kjadian tersebut,
Vince jadi kecanduan heroin. Setiap harinya ia menggunakan barang haram
tersebut sebagai pelampiasannya setelah kejadian traumatis yang ia alami. Ia
juga jadi sering marah-marah sama rekan-rekan kerjanya. Gak cuma Vince Neil
yang kecanduan obat-obatan terlarang, Nikki Six dan seluruh anggota band
lainnya pun kecanduan obat-obatan terlarang, lebih dari sebelumnya. Nikki Sixx
malah sampai harus mati suri. Jantungnya berhenti untuk beberapa saat setelah
dihidupkan kembali dengan suntikan adrenalin oleh paramedis yang sedang
bertugas.
Mötley Crüe
memang band besar. Setelah rentetan kejadian yang saya sebutkan di atas, mereka
bisa kembali bangkit dengan album terbarunya, Dr. Feelgood yang jadi album
nomor satu mereka. Gak lama setelah amerilis album Dr. Feelgod, mereka pun
melanjutkan tur keliling dunia.
Gak semua peristiwa yang ada pada film ini hura-hura semata, ada juga peristiwa sedihnya. Yang bikin saya sedih pada film ini adalah wafatnya Skylar, putri semata wayang Vince Neil yang wafat akibat kanker yang harus ia alami saat baru berusia empat tahun. Ah iya, sebagai catatan, Vince Neil sudah bercerai dengan istrinya, Sharise (diperankan Leven Rambin) karena Vince Neil yang berselingkuh setelah menikah dengannya.
Kejadian lainnya yang bikin saya sedih adalah Mick Mars yang selama puluhan
tahun punya masalah pada punggungnya. Permasalahan punggung yang Mick Mars
alami disebut dengan Ankylosing Spondylitis yang membuat tulang pungungnya
semakin memadat. Seiring berjalannya waktu, tulang punggungnya jadi lebih
pendek 7,6 centimer dari ukuran yang seharusnya. Hebatnya, selama
bertahun-tahun jadi personil Mötley Crüe, Mick Mars memaksakan dirinya
terus-terusan buat manggung dan ikut berbagai acara yang harus ia hadiri secara
profesinal. Emang totalitas banget Mick Mars ini. Iwan Rheon aktingnya totalitas banget dalam memerankan
peranya sebagai Mick Mars.
Kejadian terakhir yang bikin saya sedih adalah Nikki Sixx akhirnya bisa bertemu dengan ayah kandung yang selama ini tidak pernah ia temui. Sayangnya, ia harus bertemu dengan ayah kandungnya di nisannya karena ayahnya sudah lama meninggal dunia. Di situ, ia pun bertemu dengan saudara tirinya yang ternyata merupakan penggemar Mötley Crüe sejak lama.
Mötley Crüe |
Film ini pun
akhirnya ditutup dengan aksi panggung Mötley Crüe yang sangat memanjakan mata
dan telinga. Di balik aksi liarnya seperti mabuk-mabukan, pesta seks, hingga
penyalahgunaan obat-obatan terlarang, karya-karya Mötley Crüe betul-betul
bagus. Aksi panggungnya pun tidak biasa sama sekali, cobain deh tonton aksi
panggungnya di YouTube. Saya jadi pengin menyaksikan aksi panggung mereka
secara langsung. Tapi kan gak mungkin? Masa keemasan mereka terjadi pada tahun
80an. Masa saya harus pakai mesin waktu buat bisa menyaksikan mereka manggung?
SOUNDTRACK
Sebagai
film biopik Mötley
Crüe, tentu saja film ini menampilkan banyak lagu Mötley Crüe. Masa menampilkan
lagu Queen atau Quiet Riot? Jelas gak nyambung! Setelah nonton film ini, saya
jadi suka dengan lagu Mötley Crüe yang berjudul “Home Sweet Home” karena lagu
ini ditampilkan pada ending Mötley Crüe yang secara sempurna menutup film
biopik ini. Sebelumnya saya hanya suka lagi “Wild Side” dan “Too Young to Fall
in Love” saja. Setelah nonton film ini, ternyata lagu Mötley Crüe enak banget
buat kita nikmati.
KESIMPULAN
Perbandingan cast dan anggota asli Mötley Crüe |
The Dirt adalah
film biopik Mötley Crüe. Film ini ditayangkan di Netflix, tapi jarang banget
yang nonton film ini. Bahkan, jarang banget orang Indonesia yang mendengarkan Mötley
Crüe. Kayaknya di Indonesia, Mötley Crüe gak populer sama sekali. Mudah-mudahan
setelah ada film The Dirt, akan ada banyak penggemar Mötley Crüe yang
bermunculan di Indonesia, sama seperti kemunculan penggemar baru Queen setelah
mereka pada nonton Bohemian Rhapsody pada tahun 2018. Terakhir, segeralah
tonton film ini kalau kamu memang belum nonton film ini!
0 Comments