IMDb: 7,8/10 | Rating Saya : 8/10

Rated : R | Genre: Drama

Directed by Kenneth Lonergan

Written by Kenneth Lonergan     

Produced by Matt Damon, Kimberly Steward, Chris Moore, Lauren Beck, Kevin J. Walsh        

Starring Casey Affleck, Michelle Williams, Kyle Chandler, Lucas Hedges  

Cinematography Jody Lee Lipes | Edited by Jennifer Lame

Music by Lesley Barber

Production companies K Period Media, Pearl Street Films, The Media Farm, The Affleck / Middleton Project, B Story

Distributed by Amazon Studios, Roadside Attractions           

Release date 23 January 2016 (Sundance), 18 November 2016 (United States)  

Running time 137 minutes | Country United States

Language English | Budget $9 million

 

Saya nonton film Manchester by the Sea setelah Mbak Niken membuat postingan di blog Niken Bicara Film yang berjudul “14 Rekomendasi Film yang Bikin Lelaki Menangis”, dan saya langsung tertarik buat nonton. Selain karena blog Mbak Niken ini merupakan salah satu blog film yang sering saya baca, sebagian besar film yang ada pada list tersebut sudah saya tonton. Makanya saya tertarik untuk nonton film ini. Rating IMDbnya juga cukup bagus, yakni pada angka 7,8/10. Simak ulasannya berikut ini.

 

STORYLINE

Manchester by the Sea adalah film keluaran tahun 2016 buatan Amerika Serikat yang bercerita tentang kehidupan seorang pria bernama Lee Chandler. Lee Chander (diperankan Casey Affleck) adalah seorang cleaning service yang sehari-harinya tidak saja bekerja untuk bersih-bersih saja, tapi juga memperbaiki pipa bocor, memperbaiki toilet mampet, hingga memperbaiki atap bocor. Sebagai seorang cleaning service, kinerja Lee Chandler ini cukup baik, sayangnya, perilakunya tidak begitu baik.

Di dalam ruang lingkup pekerjaannya, ia pernah membentak seorang ibu-ibu bernama as Mrs. Olsen (diperankan Missy Yager) karena ia mengeluhkan pipa yang bocor pada toiletnya dengan cara yang brutal. Lee Chander ini capek dimarahin terus-terusan oleh Mrs. Olsen tersebut sampai-sampai ia berkata kasar pada ibu-ibu tersebut. Tentu saja atasannya langsung memanggil Lee Chander untuk menyuruhnya minta maaf. Tapi Lee Chander bersikeras tidak mau minta maaf pada ibu-ibu tersebut. Sumpah, Lee Chander ini sangatlah menyebalkan!

Lee yang demen berkelahi

Di luar lingkup pekerjaannya, Lee Chander ini orangnya tempramen banget. Cuma karena ada orang ngeliatin dia terus-terusan di bar, ia langsung tersinggung, padahal orang itu cuma melihatnya selama beberapa detik doang, bukan ngajakin berkelahi. Eh Lee Chander malah langsung mendatangi orang tersebut, berbicara sebentar, dan ngajakin dia berkelahi. Aneh!

Lee harus menghadapi bahwa kakaknya, Joe harus meninggal

Suatu ketika, Lee mendapat telepon yang memberitahunya bahwa kakaknya, Joe Chander (diperankan Kyle Chandler) mengalami serangan jantung dan meninggal dunia. Sebagai seorang adik, Lee langsung pergi ke rumah sakit dan berusaha untuk mengurus segala sesuatunya terkait kematian kakaknya itu. Pasalnya, mantan istri Joe, Elise Chandler (diperankan Gretchen Mol) pergi entah ke mana setelah bercerai dengannya dan tidak bisa dihubungi sama sekali akibat kecanduan alkohol. Anaknya, Patrick Chander (diperankan Lucas Hedges) pun masih berstatus sebagai anak SMA, jadi gak bisa banyak membantu.

Wafatnya Joe bukanlah satu-satunya masalah yang dihadapi Lee dan keponakannya, Patrick. Joe tidak bisa dikebumikan sama sekali karena musim dingin. Salju dan esnya terlalu tebal dan pihak pemakaman gak mau menggunakan alat berat untuk menggali kuburannya. Jadi jenazahnya terpaksa disimpan dalam lemari pendingin khusus jenazah di rumah sakit sampai musim semi tiba.

Gak cuma itu, Joe telah sembarangan bikin surat wasiat yang menyatakan bahwa Lee akan menjadi wali sah dari Patrick sepeninggalnya. Memang sih, Joe telah berwasiat untuk memberikan sejumlah uang pada Lee sebagai biaya kepindahannya dari Boston ke Massachusetts. Joe juga sudah mewariskan sejumlah uang sebagai biaya hidup Lee dan Patrick. Tapi kan Lee gak bisa langsung pindah begitu saja? Bagaimana dengan pekerjaannya di Boston?

Lagian, Lee ini orangnya tidak stabil secara emosi karena ia sudah lama bercerai dengan istrinya, Randi Chandler (diperankan Michelle Williams) setelah ketiga anaknya tewas dalam sebuah kebakaran. Sebelum tinggal di Boston, Lee, Randi, dan ketiga anaknya sempat tinggal di Massachusetts. Sayangnya, Randi tidak sengaja membakar seisi rumah termasuk ketiga anaknya.

Lee harus menyaksikan rumahnya terbakar


Jadi, pada suatu malam, karena kedinginan, Lee menyalakan perapian. Karena gabut, ia memutuskan untuk pergi ke minimarket. Minimarketnya jaraknya lumayan jauh, 20 menit sekali jalan, atau 40 menit jalan kaki. Lee memutuskan untuk jalan kaki karena malas naik mobil. Gak tahunya, api yang ia nyalakan telah membakar seisi rumah karena Lee lupa memasang alat pencegah kebarakan pada perapian tersebut.

Lee yang berusaha bunuh diri


Tentu saja, Lee merasa bersalah atas kejadian tersebut. Di depan pihak kepolisian, ia berkata bahwa ia siap menerima hukuman pidana atas kecerobohannya tersebut yang membuat rumahnya hancur lebur jadi abu dan ketiga anaknya meninggal dunia. Tapi pihak kepolisian tidak melakukan hukuman pidana padanya karena mereka menganggapnya sebagai sebuah kecelakaan. Lee pun dipersilakan pulang oleh pihak kepolisian. Namun Lee yang mentalnya masih belum stabil merebut sebuah pistol dari seorang anggota kepolisian dan berusaha bunuh diri. Seluruh polisi yang berada di sana berhasil mencegah Lee untuk bunuh diri.

Tidak lama setelah kejadian traumatis itu, Lee dan istrinya, Randi, bercerai. Penyebabnya? Tidak dijelaskan dalam film ini, tapi asumsi saya, Randi menyalahkan Lee atas kejadian tersebut. Kalaupun Randi tidak menyalahkan Lee, apa iya sepasang suami istri masih bisa melanjutkan rumah tangga mereka setelah ketiga anak mereka tewas terbakar api? Apa iya sepasang suami istri masih bisa melanjutkan ruamh tangga mereka setelah harta benda mereka terbakar api? Setelah bercerai, Lee memutuskan untuk memulai hidup yang baru di Boston.

Lee dan Patrick

Lee yang merasa bahwa mentalnya belum stabil tentu saja gak mau jadi wali untuk keponakannya. Bukan karena gak punya uang, kan Joe sudah mewariskan sejumlah uang untuk hidup Lee dan Patrick. Tapi Lee masih berjuang dari trauma masa lalunya terkait kematian tiga orang anaknya dan juga perceraian dengan istrinya. Makanya Lee ini orangnya tempramen dan dingin banget pada semua orang. Masa disuruh ngasuh anak SMA bau kencur yang belum bisa hidup mandiri?

Patrick dan dua pacarnya


Lee sebenarnya pingin ngajak Patrick untuk pindah ke Boston bersamanya, tapi Patrick jelas-jelas gak mau karena nanggung banget, sebentar lagi ia lulus SMA. Lagian seluruh teman-temannya ada di sini. Hidup di kota baru itu sangat menyiksa apalagi kalau masih SMA. Selain itu, Patrick juga punya dua pacar di sini, makanya ia gak mau pergi begitu saja. Pacar Patrick ini ada dua, yakni Silvie (diperankan Kara Hayward) dan Sandy (diperankan Anna Baryshnikov). Playboy banget emang si Patrick ini!

Alasan Lee untuk ngajakin Patrick pindah ke Boston bukan karena ia punya pekerjaan di Boston. Maaf-maaf saja, pekerjaan Lee kan “hanya” cleaning service. Ia bisa langsung cabut begitu saja dari pekerjaan lamanya dan melanjutkan pekerjaannya sebagai cleaning service di Massachusetts. Masalahnya Lee masih punya luka batin di Massachusetts karena ia kehilangan kakak dan tiga anak kandungnya di sini. Ia pun gak mau ketemu mantan istrinya yang sewaktu-waktu bisa ia temui karena Massachusetts ini kan kota kecil.

Lee dan Patrick gak cuma berdebat tentang masalah Boston saja. Mereka sering bertengkar untuk masalah-masalah lainnya seperti Lee yang seolah menentang hubungan antara Patrick dan ibu kandungnya, Elise, karena ia telah menelantarkan Patrick dan suaminya. Ketika Elise menelpon Patrick dan Patrick sedang tidak berada di rumah, Lee tidak menyampaikan pesan bahwa Elise telah menelpon Patrick pada Patrick. Lee merasa kesal pada Elise karena ia sudah menelantarkan suami dan anak kandungnya sendiri.

Ternyata Elise sudah tahu bahwa mantan suaminya telah meninggal dunia. Makanya ia ngajakin Joe untuk makan siang bersamanya. Elise telah jadi orang yang berbeda 180 derajat karena ia telah bertunangan dengan seorang pria Kristen yang taat agama banget. Mau makan siang aja mereka melakukan ritual doa yang sangat panjang. Tentu saja Patrick merasa asing dengan hal tersebut karena selama ini keluarganya kalau makan siang tinggal makan saja.

Sambil menunggu musim semi tiba, Joe dan Patrick pun sering banget berdebat karena Patrick yang belum punya SIM terpaksa harus diantar Joe kemana-mana. Gak cuma ke sekolah, tapi ke rumah kedua pacarnya. Salah satu pacarnya, Sandy, berpikiran untuk ‘menjodohkan’ ibu kandungnya dengan Lee biar Patrick dan Sandy bisa berbuat mesum di kamarnya tanpa gangguan ibunya, tapi Lee yang mentalnya belum stabil malah lebih banyak diam di ruang tamu dengan ibu kandungnya. Tentu saja Patrick marah pada Lee karena Lee ia anggap tidak bisa dianggap kerja sama. Kocak emang Patrick ini! Pingin mesum tapi gak modal banget! Hahahaha!

Patrick sadar bahwa pamannya adalah orang baik meskipun ia orangnya dingin. Buktinya, ia tetap bersama Patrick meskipun ia punya pekerjaan di Boston. Patrick pun sadar bahwa pamannya menderita dengan tinggal bersamanya Massachusetts sepeninggal tiga anaknya dalam kebakaran tersebut. Mantan istrinya juga berada Massachusetts  dan itu membuat luka lama Lee terus-terusan terbuka. Lee juga baru saja kehilangan seorang kakak. Tapi Patrick juga baru saja kehilangan seorang ayah jadi mental dua orang ini lagi sama-sama gak stabil makanya debat melulu sepanjang hari. Gak jarang, debatnya pakai kata-kata kasar.

Lee gak sengaja bertemu dengan Randi

Benar saja dugaan Lee dan Patrick karena Lee gak sengaja bertemu dengan mantan istrinya, Randi ketika ia lagi jalan. Randi bahkan sudah memiliki seorang anak laki-laki bernama Dylan dari suami barunya. Air mata Randi tidak terelakan karena ia masih punya perasaan pada Lee. Randi mengungkapkan penyesalannya atas perlakuannya pada Lee setelah kematian tiga anak mereka akibat kebakaran tersebut. Randi pun mengajaknya makan siang.

Tapi Lee yang keadaan mentalnya masih belum stabil menolak permintaannya secara halus. Ia gak mau lagi terluka atas trauma bersama istri dan ketiga anaknya akibat kebakaran tersebut. Selain itu, Lee juga pastinya gak mau dilabrak suami barunya Randi. Masa makan siang gitu aja dengan istri orang, sekalipun istri orang tersebut merupakan mantan istrinya?

Lee yang stress akhirnya memutuskan untuk minum-minum di bar. Seperti biasa, ada orang asing yang gak sengaja menyenggolnya, dan ia pun berkelahi dengan orang asing tersebut. Beruntung, Lee dipisahkan oleh temannya, George (diperankan C.J. Wilson) yang langsung membawa Lee ke rumahnya. Di sana, Lee mengungkapkan segala yang ia rasakan selama ini pada George dan istrinya sampai-sampai ia menangis segala.

Pada akhirnya, untuk kemaslahatan semua pihak yang tidak bisa ia puaskan satu persatu, Lee dan George telah mengatur bahwa Patrick akan diadopsi oleh Goerge dan keluarganya supaya Lee bisa kembali ke Boston. Secara hukum, Lee tetap jadi wali sah dari Patrick sesuai surat wasiat Joe sampai Patrick berusia 21 tahun. Lee pun sudah memberikan seluruh uang yang diwariskan Joe pada Goerge dan istrinya. Lee pun berjanji akan rajin-rajin mengunjungi Patrick jika sedang libur. Pada akhirnya, Patrick pun merasa bahwa ini merupakan keputusan terbaik karena ia sadar bahwa pamannya tidak bisa hidup di Massachusetts karena Massachusetts adalah tempat yang membuat Lee semakin terluka jika berlama-lama di sini.

Film ini pun kemudian ditutup dengan adegan Patrick dan Lee yang lagi menaiki sebuah kapal yang diwariskan Joe pada Patrick yang sering dinaiki mereka berdua saat Joe masih hidup.

 

KESIMPULAN

Untuk yang tidak suka film drama, film ini pastinya sangat membosankan karena durasinya lebih dari dua jam. Film ini pun alurnya maju mundur tanpa keterangan yang menunjukan alur maju mundur tersebut sehingga bisa membuat bingung penonton yang gak konsentrasi untuk menontonnya.

Film ini benar-benar menggambarkan keadaan seorang pria yang lagi hancur sedalam-dalamnya. Gimana gak hancur? Lee harus kehilangan ketiga anak kandungnya dalam sebuah peristiwa kebakaran. Terlebih, peristiwa kebakaran tersebut diakibatkan oleh kecerobohannya. Lee pun harus kehilangan istrinya karena istrinya menuntut cerai.

Kenangan Lee dengan Joe

Ia sampai-sampai harus pindah ke Boston supaya tidak terus-terusan terluka di Massachusetts. Eh, pas lagi kerja di Boston, kakaknya, Joe meninggal dunia sehingga mau gak mau ia harus mengurus berbagai hal yang ditinggalkan Joe seperti mengurus pemakamannya dan mengurus keponakannya sendiri sembari mentalnya sendiri belum sepenuhnya pulih dari rasa traumanya.

Mungkin, saya pun telah merasakan hal yang sama dengan Lee karena dua tahun yang lalu, ayah saya pun baru saja meninggal dunia. Terlebih, saya pun masih belum stabil secara ekonomi sehingga saya merasa bahwa film ini benar-benar relate dengan saya. Memang, jika dibandingkan, penderitaan yang dialami Lee jauh lebih besar dibandingkan dengan saya, tapi ya saya sedikitnya bisa merasa relate dengan apa yang dirasakan oleh Lee.

Casey Affleck menerima Oscar atas aktingnya pada Manchester by the Sea


Akting dari Casey Affleck pun bagus banget di sini. Akting Casey Affleck sebagai Lee pun menggambarkan bagaimana seorang pria bersedih, yakni melampiaskannya dalam diam alih-alih menangis karena selama ribuan tahun, masyarakat dunia seolah-olah berkata bahwa pria dewasa tidak boleh menangis sama sekali karena budaya patriarki.

Saking bagusnya, Casey Affleck pun dapat Oscar untuk kategori Best Actor pada film ini. Film ini pun mendapatkan Oscar pula untuk kategori Best Original Screenplay. Film ini telah memenangkan dua Oscar dari enam nominasi yang disematkan padanya. Selamat untuk seluruh pihak yang terlibat dalam pembuatan film ini!

Ah iya, awalnya saya nyangka film drama ini setingnya di kota Manchester, Inggris. Tapi ternyata Manchester by The Sea adalah sebutan untuk sebuah kota di Cape Ann, Essex County, Massachusetts, Amerika Serikat. Tempat ini disebut Manchester by the Sea sampai tahun 1989. Makanya saya heran, “Kok setirnya di kiri dan jalur mobilnya di kanan?”, saat baru menonton film ini. Ternyata di Amerika Serikat!