IMDb: 7,1/10 | Rating Saya : 7,0/10

Rated : R | Genre: Drama, Horror, Mystery

Directed by Ari Aster

Written by Ari Aster

Produced by Patrik Andersson, Lars Knudsen

Starring Florence Pugh, Jack Reynor, William Jackson Harper, Vilhelm Blomgren, Ellora Torchia, Archie Madekwe, Will Poulter       

Cinematography Pawel Pogorzelski

Edited by Lucian Johnston          

Music by Bobby Krlic        

Production companies Square Peg, B-Reel Films, A24

Distributed by A24 (United States), Nordisk Film (Sweden) 

Release date 18 June 2019 (Alamo Drafthouse Cinema), 3 July 2019 (United States), 10 July 10 (Sweden)      

Running time 148 minutes | Country United States, Sweden

Language English | Budget $9 million

 

Tahun 2019 yang lalu, ada film yang cukup banyak dibicarakan oleh para penggemar film. Film tersebut judulnya Midsommar. Meskipun film ini dirilis pada tahun 2019 yang lalu, saya baru berkesempatan menonton film ini di tahun 2022 karena berbagai kesibukan yang saya jalani. Selain itu, saya lebih memprioritaskan untuk menonton film lainnya yang sudah masuk dalam daftar list film yang akan saya tonton. Simak tulisan saya berikut ini.

 

STORYLINE

Adik Dani yang telah bunuh diri setelah membunuh kedua orang tuanya

Midsommar adalah film keluaran tahun 2019 buatan Amerika Serikat dan Swedia yang bercerita tentang seorang mahasiswi psikologi bernama Dani Ardor (diperankan Florence Pugh) yang mengalami trauma berat setelah menyaksikan adik perempuannya melakukan tindakan bunuh diri setelah membunuh kedua orangtuanya dengan cara mengisi rumah yang mereka tempati dengan karbon monoksida. Saya sendiri tidak bisa membayangkan jika hal tersebut benar-benar terjadi pada diri saya di dunia nyata. Pastinya saya juga akan mengalami apa yang Dani rasakan.

Dani dan Christian

Kematian adik dan kedua orang tuanya tersebut punya satu sisi positif, yakni mempererat hubungan Dani dengan pacarnya, Christian Hughes (diperankan Jack Reynor) yang sebelumnya mengalami kemunduran, soalnya mereka sudah bertahun-tahun pacaran. Sebelum adik dan kedua orang tuanya meninggal hubungan Dani dan Christian sudah redup, namanya juga sudah pacaran bertahun-tahun.

Dani dan teman-temannya berlibur di Swedia

Christian yang merupakan mahasiswa antropologi berencana untuk liburan ke Swedia bersama teman-teman kuliahnya, yakni Mark (diperankan Will Poulter), Josh (diperankan  William Jackson Harper) , dan Pelle (diperankan Vilhelm Blomgren). Mereka diundang Pelle ke Swedia karena Pelle punya keluarga di sana, jadi gak pakai pikir panjang, mereka semua berencana pergi ke sana, termasuk Dani.

Setibanya di Swedia, mereka langsung pergi ke kampung halaman keluarga Pelle yang terletak di HÃ¥rga. Sebelum tiba di Swedia, Pelle sudah memberitahu mereka bahwa akan terjadi festival yang hanya terjadi setiap 90 tahun sekali, jadinya Pelle sangat merekomendasikan mereka untuk pergi ke sana. Selain itu, Christian juga lagi mencari inspirasi untuk tesisnya.

Simon dan Connie

Di HÃ¥rga, mereka bertemu dengan sepasang kesasih dari Inggris bernama Simon (diperankan Archie Madekwe) dan Connie (diperankan Ellora Torchia) yang diundang oleh Ingemar (diperankan Hampus Hallberg), sama seperti Pelle yang mengundang teman-temannya ke sana. Setibanya di sana, mereka semua malah ditawarkan jamur yang bisa membuat mereka semua berhalusinasi.

Lagi pada ngefly setelah mengkonsumsi jamur

Dani yang masih mengalami PTSD (post-traumatic stress disorder) setelah kematian adik dan kedua orang tuanya langsung berhalusinasi tentang kematian mereka. Dani sampai histeris, berteriak-teriak gak jelas, dan menangis. Ia tak tahu yang ia hadapi ini kenyataan? Atau halusinasi yang ia dapatkan setelah mengkonsumsi jamur yang bisa membuatnya halusinasi?

Will Pouter jadi meme dalam film We're the Millers

Teman-temannya yang lain pun mengalami halusinasi, jangan salah. Namun karena mereka tidak punya PTSD seperti Dani, halusinasi mereka malah berujung dengan canda dan tawa, terutama Mark yang dari sononya sudah bodor. Lihat saja perannya sebagai Kenny Rossmore dalam film We’re the Millers (2013) yang jadi meme legendaris. Setiap kali ia bermain pada sebuah film, saya selalu terbayang-bayang hal tersebut meskipun filmnya serius macam The Revenant (2015).

HÃ¥rga, kampung halaman Pelle ini pemandangannya sangatlah indah. Mirip dengan pemandangan-pemandangan yang kerap kali kita saksikan di film Lord of the Rings yang lokasi shootingnya berada di New Zealand, lengkap dengan padang rumput luas, langit biru tanpa polusi, dan hutan-hutan kecil di sekelilingnya. Gak ada polusi udara, polusi cahaya, dan polusi suara sama sekali. Pokoknya indah banget tempatnya! Mereka juga orangnya baik-baik, dan welcome banget pada para tamu, seperti warga lokal di tempat-tempat wisata seperti Bali atau Yogyakarta.

Dani yang menyaksikan ritual bunuh diri di HÃ¥rga

Namun, mereka punya tradisi yang saya anggap aneh. Sehari setelah mereka toba di HÃ¥rga, mereka harus menyaksikan Upacara Ttestupa, di mana kedua orang tua yang hidupnya sudah tidak lama lagi naik ke atas tebing dan lombat dari sana untuk bunuh diri. Seluruh anggota komune tersebut malah menyambut kematian mereka dan mereka melakukan semacam nyanyian dan tarian unik.

Tradisi ini membuat semua orang di sana sangat terpukul. Bahkan Connie dan Simon mengumpat kasar pada anggota komune HÃ¥rga. Namun tetua komune HÃ¥rga, Siv (diperankan Gunnel Fred), menjelaskan bahwa HÃ¥rga punya tradisi di mana anggotanya akan melakukan tindakan bunuh diri pada usia 72 tahun. Tindakan tersebut mereka anggap sebagai sikap kesatria, layaknya tindakan harakiri yang dilakukan oleh orang Jepang. Tentu saja, Dani langsung mengalami flashback akan kematian adik dan kedua orang tuanya, sampai-sampai ia harus mengkonsumsi obat tidur supaya bisa tidur dengan nyenyak setelah menyaksikan kejadian bunuh diri tersebut.

Keesokan harinya, Christian memutuskan untuk menulis tesis tentang HÃ¥rga. Namun ide Christian tersebut membuat Josh marah karena Josh sama-sama ingin menulis tesis tentang HÃ¥rga juga. Mereka bertengkar hebat, namun hal tersebut bisa sedikit mereka atasi dengan cara pengambilan sudut pandang yang berbeda. Selain itu, belum tentu juga mereka diizinkan untuk melakukan penelitian tersebut, baik oleh anggota komune HÃ¥rga maupun oleh dosen pembimbing mereka.

Dani dan Pelle


Sejak menyaksikan orang tua yang melakukan tindakan bunuh diri tersebut, Dani kepikiran untuk pulang, namun Pelle berusaha meyakinkan Dani untuk tetap tinggal di sana. Pelle pun menjelaskan bahwa ia mengerti perasaan Dani yang telah kehilangan kedua orang tuanya karena Pelle pun sama-sama anak yatim piatu. Setelah ia jadi anak yatim piatu, komune HÃ¥rga merawat mereka sebagaimana mereka merawat keluarganya sendiri. Pelle pun menghadiahi Dani dengan sebuah karikatur buatannya. Pokoknya Pelle nih tipikal pria yang mampu menarik perhatian wanita dengan kata-kata manisnya.

Connie dan Simon yang telah mengumpat tindakan komune HÃ¥rga bersikeras untuk pulang. Mereka pun dibawa pergi oleh orang-orang HÃ¥rga ke stasiun terdekat satu persatu secara terpisah karena aturan setempat hanya memperbolehkan dua orang untuk naik truk. Aturan yang aneh!

Setelah minta izin ke Pelle, Christian dan Josh diperbolehkan untuk melakukan penelitian di HÃ¥rga dengan syarat bahwa mereka tidak boleh menggunakan nama asli dalam penelitiannya. Mereka harus menandatangani nota kesepakatan yang menyatakan bahwa mereka berjanji tidak akan menyebutkan nama-nama orang yang terlibat di sana di penelitiannya tersebut.

Mark yang dari awal mukanya sudah bodor pun melakukan tindakan konyol di film ini dengan mengencingi pohon yang warga HÃ¥rga anggap suci sampai-sampai membuatnya dimarahi habis-habisan oleh salah satu bapak-bapak di sana. Bukannya minta maaf, Mark malah heran, “Apa salahnya sih kencing di sana? Gak ada toilet soalnya!”, hingga akhirnya Mark dibawa menjauh oleh salah satu gadis di sana biar ia gak dimarahi lagi oleh bapak-bapak tadi. Kejadian ini mengingatkan saya akan tindakan seorang turis asing yang tidak sengaja masuk ke area terlarang di Keraton Yogyakarta sehingga turis asing tersebut dimarahi habis-habisan oleh salah satu Abdi Dalem Keraton Yogyakarta.

Malam itu, Josh berusaha mengumpulkan data untuk penelitiannya, diam-diam masuk ke dalam bangunan suci milik komune HÃ¥rga dan memotret kitab suci milik mereka. Padahal ia sudah diperingatkan para tetua dan seluruh orang di sana bahwa orang asing dilarang memasukinya. Namun demi ambisinya, Josh melanggar hal tersebut dan mengakibatnya dihajar oleh sosok misterius di sana sampai pingsan.

Keesokan harinya, Dani dan Christian dipisahkan oleh orang-orang HÃ¥rga dengan diminumkan minuman yang membuat mereka tidak bisa fokus sama sekali. Semacam alkohol atau minuman halusinongen. Dani diajak menari oleh para gadis HÃ¥rga dan entah disengaja atau kebetulan, Dani memenangkan kompetisi tersebut dan diberi predikat Mary Queen.

Maja yang melakukan ritual aneh dengan Christian

Sementara itu, Chrisitian (maaf), diperkosa oleh seorang gadis bernama Maja (diperankan Isabelle Grill)  yang sejak awal menaruh perasaan pada Christian. Anehnya lagi, hubungan seksual yang Christian dan Maja lakukan disaksikan oleh para ibu-ibu anggota komune HÃ¥rga dengan melakukan tarian-tarian dan nyanyian-nyanyian aneh yang sangat bikin tidak nyaman alih-alih bikin horny.

Anehnya lagi, anggota keluarga HÃ¥rga sengaja membiarkan Dani untuk menyaksikan ritual tersebut sehingga Dani mengalami kepanikan akibat PTSD yang dialaminya tersebut. Ia tidak saja menyangka bahwa Dani selingkuh, tapi shock menyaksikan ritual seks yang dilakukan oleh para warga HÃ¥rga yang sangat aneh. Saya yang cuma nonton saja merasa aneh, apalagi Dani yang menyaksikan ritual tersebut secara langsung?

Christian yang sudah selesai melakukan hubungan seks dengan Maja pun keluar dari sana dengan perasaan bersalah. Ia bersalah karena ia masih terikat hubungan dengan Dani, dan ia pun merasa bersalah karena sudah melakukan hubungan seks dengan Maja dan disaksikan oleh belasan orang dengan tarian dan nyanyian yang aneh. Namun Christian tidak bisa melawan karena ia diminumkan cairan yang membuatnya halusinasi dan tidak bisa berkonsentrasi, jadinya ia tidak bisa melawan sama sekali. Christian yang berusaha melarikan diri dari HÃ¥rga dengan bertelanjang bulat menemukan kaki Josh yang ditanam di sebuah semak-samak. Ia pun menemukan tubuh Simon yang digantung di dalam gudang dan jadi makanan untuk hewan-hewan di sana.

Dani as a Mary Queen

Anggota komune HÃ¥rga pun menghiasi Dani sedemikian rupa sehingga ia harus menyaksikan upacara terakhir komune HÃ¥rga di mana mereka mempersembahkan sembilan korban manusia sebagai pembersihan dosa. Empat korban pertama adalah orang luar yang diajak ke HÃ¥rga oleh Pelle dan Ingemar, sedangkan empat korban lainya adalah anggota komune HÃ¥rga.

Dani yang diberi predikat Mary Queen pun diberi dua pilihan yang gak ada enak-enaknya sama sekali, dimana ia harus memilih salah satu di antara Dani atau anggota komune HÃ¥rga sebagai korban terakhir. Dani pun memilih Christian yang dimasukan ke dalam tubuh seekor beruang coklat yang isi perutnya sudah dibersihkan dan Christian ditempatkan di dalam sebuah kuil sakral milik komune HÃ¥rga untuk dibakar hidup-hidup.

Seluruh anggota komune HÃ¥rga yang menyaksikan hal tersebut menari dan menyanyikan nyanyian aneh sambil berteriak-teriak gak jelas. Dani yang awalnya menangis tersedu-sedu, akhirnya mulai bisa tersenyum dan film ini pun diakhiri dengan senyuman Dani yang tentah maksudnya apa?

 

KESIMPULAN

Midsommar ini film yang sangat bagus! Namun sangat tidak bisa membuat penontonnya nyaman sama sekali, apalagi bagi mereka yang memiliki PTSD atau tidak kuat melihat adegan-adegan sadis. Pasalnya, banyak adegan sadis yang memperlihatkan potongan tubuh manusia yang lagi segar-segarnya, ibarat daging sapi yang sering kita lihat di supermarket atau pasar tradisional.

Film ini sama seperti film Irreversible (2002) dan Incendies (2010) yang ceritanya sangat membuat saya dan orang-orang yang sudah menonton filmnya punya perasaan tidak nyaman sama sekali. Saya jauh lebih nyaman menonton film horror thriller lainnya macam Perempuan Tanah Jahanam (2019) karya Joko Anwar, maupun franchise horror thriller lainnya macam Child’s Play, Saw, maupun The Silence of the Lambs (1991) karena ceritanya masih “ngotak” meskipun menyajikan adengan sadis di mana tubuh manusia dipotong-potong ibarat daging sapi yang dipotong di supermarket atau pasar tradisional.



Sialnya, film Midsommar ini disajikan dengan suasana yang sangat terang, berbeda dengan film-film di atas yang sebagian besar adegannya berseting pada malam hari. Sebagian besar adegan film Midsommar dilakukan pada siang hari dengan pemandangan yang indah, seolah tidak terjadi apa-apa. Posternya pun dibuat dengan sangat indah, tidak seperti pada poster film-film di atas sehingga film ini benar-benar juara banget!