IMDb: 5,4/10 | Rating Saya : 7/10

Rated : R | Genre: Thriller

Sutradara Joko Anwar

Produser Gadin Fajriani, Tia Hasibuan, Sheila Timothy, Luki Wanandi

Pemeran Rio Dewanto, Hannah Al Rasyid, Izzati Amara, Aridh Tritama, Surya Saputra, Marsha Timothy, Sadha Triyudha

Narator Joko Anwar

Sinematografer Gunnar Nimpuno         

Penyunting Arifin Cuunk

Distributor Lifelike Pictures

Tanggal rilis 26 April 2012 | Durasi 87 menit

Negara Indonesia | Bahasa Inggris

 

Beberapa waktu yang lalu saya membaca tulisan salah satu penulis Terminal Mojok, Mbak Aminah Sri Prabasari yang berjudul “7 Rekomendasi Film Indonesia 21+ buat Kalian yang Bermental Baja” dan salah satu film yang beliau rekomendasikan adalah film berjudul Modus Anomali karya Joko Anwar. Tanpa pikir panjang, saya langsung nonton film tersebut karena menurut saya, Joko Anwar adalah salah satu sutradara film terbaik Indonesia. Simak ulasan saya berikut ini.

 

STORYLINE

Modus Anomali (dalam versi Inggrisnya, film ini berjudul Ritual) adalah film keluaran tahun 2012 buatan Indonesia yang bercerita tentang seorang pria misterius yang tiba-tiba terbangun setelah terkubur hidup-hidup. Pria misterius tersebut (diperankan Rio Dewanto) bingung bukan main karena ia terbangun setelah terkubur hidup-hidup di tengah hutan.

Pria misterius yang sadar dirinya baru saja dikubur hidup-hidup

Ia berusaha menelpon polisi lewat ponselnya. Namun ketika ia menelpon bantuan polisi, ia tidak bisa ingat siapa namanya sendiri. Asumsi saya, ia mengalami amnesia setelah diserang oleh seorang psikopat sebelum psikopat tersebut menguburnya hidup-hidup. Seperti film psikopat lainnya macam Saw (2004) karya James Wan.

Rekaman pembunuhan istri sang pria misterius

Pria tersebut pergi ke sebuah kabin di hutan tak jauh dari tempatnya dikubur hidup-hidup dan mendapati bahwa seorang wanita yang tengah hamil (diperankan Hannah Al Rashid) sudah tidak bernyawa karena ia berlumuran darah. Ada rekamannya pula yang ia temukan pada sebuah handycam. Pria tersebut pun berusaha lari dari seorang sosok misterius yang mengawasinya. Tidak jelas siapa sosok misterius tersebut karena ia menggunakan penutup wajah.

Pria misterius saat memeriksa isi dompetnya

Pria tersebut akhirnya mendapati bahwa dirinya bernama John Evans lewat tanda pengenal yang ia temukan dalam dompetnya. Ia pun tahu bahwa ia merupakan seorang yang memiliki seorang istri dan sepasang anak laki-laki dan perempuan. Wanita hamil yang ia temukan dalam kabin adalah istrinya sehingga ia merasa sedih atas kematian wanita tersebut. Terlebih, John Evans tidak bisa mengingat kenangan bersama mereka karena ia masih mengalami amnesia.

John Evans pun mendapati bahwa keluarganya pun masih berada tidak jauh dari tempatnya sekarang karena ia mendapati sebuah handycam yang merekam seluruh kenangannya bersama keluarganya. Dari rekaman handycam tersebut, John Evans sadar bahwa ia sedang berlibur bersama istri dan kedua orang anaknya atas ide istrinya yang kepingin liburan di tengah hutan. Sesampainya di sana, seorang pria mengetuk pintu dan rekaman tersebut pun berakhir di situ.

John Evans menyimpulkan bahwa sosok misterius yang mengawasinya selama ini adalah seorang psikopat yang telah membunuh istrinya. Sosok misterius itu pun berusaha membunuh John Evans dan kedua anaknya yang tidak bisa ia temukan. Sepanjang film ini, John Evans berusaha menghindar dari sosok misterius tersebut karena sosok misterius tersebut berusaha membunuhnya dengan menggunakan crossbow atau anak panah. Sosok misterius tersebut lebih mengenal medan sehingga John Evans kalah.

John Evans berusaha bertahan hidup demi kedua anaknya yang ia sinyalir masih hidup. Ia pun berusaha membuat berbagai jebakan dengan mengunakan rantung pepohonan yang tajam dan juga membawa golok yang ia temukan dalam kabin tadi. Naas, jebakan semula ia gunakan untuk membunuh sosok misterius tersebut malah membunuh putrinya. John Evans tentu saja langsung menangis. Ia shock bukan kepalang karena jebakan yang susah-susah ia buat malah membunuh putrinya. Ia langsung berlari untuk mengejar sosok misterius yang sudah bikin susah hidupnya sambil berkata-kata kasar.

Kesialan John Evans pun tidak berakhir sampai di situ karena saat ia lagi berjalan di tengah hutan, ia sadar bahwa seseorang sedang mengikutinya dari belakang. Ia pun langsung menghantam orang tersebut dengan golok dan matanya langsung terbelakak setelah ia sadar bahwa orang yang ia hantam tersebut merupakan putranya. Lagi-lagi ia tidak sengaja membunuh anaknya sehingga ia kembali shock saking frustasinya.

Kotak berisi jarum suntik

John Evans pun menemukan sosok jenazah misterius yang menyuruhnya kembali ke awal. Ia pun kembali ke tempat ia terkubur hidup-hidup dan menemukan sebuah jarum suntik yang dilabeli “The Truth” dan gak pikir panjang ia langsung menyuntikan jarum suntik tersebut ke dalam tubuhnya karena ia tidak punya pilihan lain.

Jarum suntik tersebut malah membuat John Evans menjadi orang lain yang keperibadiannya benar-benar berbeda. Secara tenang, ia pun langsung mengendarai sebuah mobil yang ia sembunyikan di antara semak-semak dan menelpon seseorang yang merupakan istri dan anaknya. Di sini, saya sebagai penonton dibuat bingung dan berpikir keras, berusaha mencerna apa yang sebenarnya terjadi.

John Evans mendatangi sang Ayah

Tidak lama, John Evans bertemu dengan sesosok keluarga yang lagi berlibur di sana. Keluarga tersebut terdiri dari Ayah (diperankan Surya Saputra), Ibu (diperankan Marsha Timothy), anak pertama (diperankan Sadha Triyudha) dan anak kedua (diperankan Jose Gamo). John Evans langsung sok akrab dengan sang Ayah. Ia memperkenalkan diri sebagai tetangganya yang sama-sama lagi liburan di sana. Ia pun menawarkan bantuan untuk membawakan barang-barang sang Ayah dari dalam mobil ke dalam kabin.

Siapa sangka, di dalam kabin, John Evans langsung menghajar sang Ayah dengan menggunakan tongkat baseball. Ia pun langsung menyandra sang Ibu dengan menggunakan pisau dan menghabisi anak pertama dan anak kedua dengan tangannya. Lagi-lagi saya dibuat bingung dengan apa yang dimaksud Joko Anwar dengan filmnya yang bikin bingung dari awal.

John Evans pun mengubur sang Ayah sebagaimana ia dikubur hidup-hidup pada awal film dan ia meninggalkan catatan yang isinya seperti gambar di atas, dan film pun diakhiri dengan John Evans yang menyuntikan sebuah jarum suntik dan berharap efek jarum suntik tersebut bisa menghiburnya lebih dalam lagi.

 

KEKURANGAN FILM MODUS ANOMALI

Meskipun saya sudah menyebut bahwa Joko Anwar adalah salah satu sutradara film Indonesia terbaik, namun menurut saya Modus Anomali bukanlah film Joko Anwar terbaik yang pernah saya tonton karena saya dibuat bingung dengan film ini. Saya sama sekali tidak tahu apa maksud film ini. Terlebih, film ini jelas film Indonesia, tapi seluruh dialog yang ada pada film ini malah menggunakan bahasa Inggris. Padahal jumlah dialognya sangatlah sedikit.

Jika alasan Joko Anwar memutuskan untuk menggunakan bahasa Inggris biar film ini bisa dinikmati penonton internasional, seharusnya ia cukup menggunakan subtitle saja. Film Indonesia lainnya macam Merantau dan The Raid saja masih menggunakan bahasa Indonesia kok. Ia cukup menambahkan subtitle berbahasa Inggris saja biar penonton internasional bisa menikmati filmnya sebagaimana kita menikmati film-film dari luar negeri.

 

KESIMPULAN

Namun, meskipun saya katakan bahwa ini bukan film Joko Anwar yang terbaik, kalian jangan ragu untuk menonton film ini karena untuk kategori film Indonesia, tentu saja film ini sangatlah bagus! Jarang sekali ada film Indonesia yang genrenya horror/thriller seperti ini karena masyarakat Indonesia belum siap dengan genre seperti ini. Penggemar film Indonesia yang menikmati film horror/thriller luar negeri saja sangat jarang, apalagi film horror/thriller dalam negeri?

Selain itu saya pun dibuat bingung. Ini Rio Dewanto kenapa bisa seperti itu? Apakah ia semacam psikopat? Seorang pengidap skizofrenia? Seorang yang berkepribadian ganda? Atau apa?

Awalnya saya mengira bahwa Rio Dewanto di sini harus melawan seorang psikopat misterius yang ia lihat menggunakan penutup kepala, seperti para tokoh utama yang tiba-tiba disekap dalam franchise film Saw. Namun saya salah, karena sepertinya Rio Dewanto adalah akar dari segala permasalahan yang ada pada film ini. Ia sengaja jadi korban dan jadi pelaku kejahatan sekaligus untuk bersenang-senang dengan menggunakan entah zat apa yang ia suntikan dalam suntikan film tersebut.

Tidak banyak literaturnya pula di internet dan pendapat setiap orang yang saya baca tentang film ini berbeda-beda. Mungkin memang ini maksud Joko Anwar supaya penontonnya bingung. Sama seperti film-film Christopher Nolan yang sering membuat penontonya bingung.