IMDb: 8,0/10 | Rating Saya : 8,5/10
Rated : R | Genre: Drama
Directed by Martin Brest
Based on Il buio e il miele by Giovanni Arpino
Suggested by Character from Profumo di donna by Dino Risi
Produced by Martin Brest
Starring Al Pacino, Chris O'Donnell
Cinematography Donald E. Thorin
Edited by William Steinkamp, Michael Tronick, Harvey Rosenstock
Music by Thomas Newman
Production companies City Light Films
Distributed by Universal Pictures
Release date 23 December 1992
Running time 156 minutes | Country United States
Language English |
Budget $31 million
Film-film Al Pacino memang gak ada yang bagus sumpah! The Godfather (1972), The Godfather Part II (1974), Scarface (1983), The Godfather Part III (1990), Heat (1995), Donnie Brasco (1997), Once Upon a Time in Hollywood (2019), hingga The Irishman (2019). Saya pun memutuskan untuk nonton Scent of a Woman setelah menonton cuplikan adegan pidato Al Pacino dalam film tersebut yang membuatnya memenangkan Oscar untuk kategori Best Actor, makanya saya tidak ragu untuk segera nonton film ini. Simak ulasan saya berikut ini.
STORYLINE
Scent of a Woman adalah film keluaran tahun 1992 buatan Amerika Serikat, bercerita tentang kehidupan Charlie Simms (diperankan Chris O'Donnell), seorang anak SMA yang bersekolah di Baird School. Baird School adalah SMA elit yang terletak di New England. Lebih dari separuh lulusan SMA ini masuk kampus-kampus Ivy League seperti Harvard University. Hampir seluruh siswa di sini merupakan anak orang kaya Amerika Serikat karena bayarannya mahal banget, yang tentu saja sepadan dengan kualitas pendidikannya.
Charlie Simms,
seperti tokoh utama dalam film-film Amerika yang berseting di sekolah elit,
adalah anak dari keluarga yang ekonominya pas-pasan. Ia bisa bersekolah di
Baird School karena beasiswa. Suatu ketika, Charlie dan George Willis Jr.
(diperankan Philip Seymour Hoffman) tidak sengaja menyaksikan tiga siswa Baird
School lainnya yakni Harry Havemeyer
(diperankan Nicholas Sadler), Trent Potter (diperankan Todd Louiso), dan Jimmy
Jameson (diperankan Matt Smith) memasang balon di bawah tempat parkir kepala
sekolah mereka, Mr. Trask (diperankan James Rebhorn).
![]() |
Mr. Trask yang dipermalukan di depan semua orang |
Akibat perbuatan ketiga
siswa tersebut, Mr. Trask terpaksa mengalami pengalaman tidak menyenangkan pada
suatu pagi, di mana ia harus tersiram cat di depan semua orang. Mr. Trask yang
mendapati bahwa Charlie dan George Willis Jr. merupakan saksi kunci memanggil
mereka berdua. Secara empat mata, Mr. Trask menawarkan rekomendasi kuliah di
Harvard University untuk Charlie jika ia mau menyebutkan nama siswa yang telah
mempermalukan Mr. Trask tersebut. Ia diberi waktu oleh Mr. Trask sampai hari
Senin untuk mempertimbangkannya.
![]() |
Mr. Rossi |
Charlie yang lagi
galau mendapatkan pekerjaan sambilan dari Mrs. Rossi (diperankan Sally Murphy) untuk
menjaga pamannya selama libur Thanksgiving. Mrs. Rossi, suami, dan anak-anaknya
akan pergi ke luar kota, jadi ia membutuhkan seseorang untuk menjaga pamannya.
Paman dari Mrs. Rossi adalah Frank Slade (diperankan Al Pacino), veteran Perang
Vietnam yang mengalami kebutaan. Mrs Rossi sangat hormat pada pamannya tersebut
makanya ia tidak tega meninggalkannya seorang diri meskipun ia bersikeras bahwa
ia bisa melakukan segala sesuatunya seorang diri.
![]() |
Frank Slade |
Tentu, Mrs. Rossi
bukan meminta Charlie untuk mengganti popoknya atau menyuapinya makan karena
meskipun mengalami kebutaan, Frank Slade masih bisa melakukan segala sesuatunya
dengan mandiri. Untuk ukuran seorang lansia yang mengalami kebutaan, Frank
Salde ini punya sensitifitas indera di atas orang rata-rata. Banyak orang yang
berkata, jika salah satu inderamu mengalami kelumpuhan, indera yang lain akan
semakin kuat.
Meskipun sudah
pensiun sebagai seorang perwira, Letnan Kolonel Frank Slade masih punya
semangat dan wibawa sebagai seorang perwira militer. Ia memperlakukan Charlie,
Mrs. Rossi dan anak-anaknya sebagaimana seorang perwira memperlakukan bawahannya,
dengan nada tegas dan kalimat yang bisa dibilang sangat kasar. Charlie tentu
saja kaget, tapi Mrs. Rossi berusaha memberitahu Charlie bahwa di balik itu
semua, Frank Slade adalah orang yang baik hati.
Tentu, Charlie berpikiran bahwa ia akan mendapatkan uang sejumlah USD 300 dengan mudah karena ia hanya harus menjaga Frank Slade selama tiga hari. Dengan uang sebanyak USD 300 ia akan bisa pulang ke ke Oregon untuk menemui orang tuanya pada Hari Natal.
Alih-alih menajga
Frank Slade selama tiga hari, Frank Slade malah membawa Charlie ke New York
City. Memang sih, Charlie lagi libur sekolah. Frank juga membayar semua biaya
perjalanan mereka semua, termasuk tiket pesawat first class, tapi
Charlie yang lagi galau perkara Mr. Trask jadi gelisah ketika Frank memintanya
untuk ikut ke New York City bersamanya.
Frank berusaha
meyakinkan Charlie untuk tidak gelisah karena ia sudah membayar segala
sesuatunya seperti tiket pesawat first class dan hotel mewah tempat mereka
menginap. Charlie pun tetap akan mendapat bayaran sebesar USD 300 sesuai
kesepakatan mereka di awal. Namun Charlie tetap merasa tidak enak karena ia
tidak pernah merasakan kemewahan seperti yang Frank bayarin dalam perjalanan
mereka ke New York City.
Frank mengajak
Charlie ke New York City bukan hanya untuk menginap di hotel mewah saja, tapi juga
untuk mengunjungi rumah saudara laki-laki Frank untuk merayakan Thanksgiving.
Randy (diperankan Bradley Whitford) yang kedatangan Frank tentu saja terkejut
karena Randy memang tidak mengundang Frank sama sekali untuk makan malam. Emang
Frank aja yang inisiatif untuk datang sendiri.
![]() |
Frank Slade saat makan malam Thanksgiving |
Ternyata, Frank merupakan anggota keluarga yang tidak begitu disukai karena sikapnya yang sangat arogan. Salah satu anggota keluarga Frank yang tidak suka dengannya adalah keponakan Frank, Garry (diperankan Tom Riis Farrell). Ia bahkan mengungkapkan penyebab Frank mengalami kebutaan supaya Charlie tahu betapa brengseknya pamannya tersebut.
![]() |
Frank yang mencekik Garry |
Frank mengalami
kebutaan karena ia nekad juggling dengan granat di depan anak buahnya
sehingga granat tersebut meledak dan menyebabkan kebutaan pada mata Frank. Di
antara seluruh anggota keluarga yang hadir untuk makan malam, memang hanya Garry
yang nekad mengkonfrontasi Frank secara langsung. Makanya Frank langsung
mencekik Garry dengan teknik beladiri yang ia pelajari selama bekerja sebagai
seorang perwira militer Amerika.
Setelah mencekik
Garry, tentu saja Frank segera pulang meskipun Randy meminta Frank untuk tidak
pulang. Frank sebetulnya tahu bahwa ia bukanlah tipikal orang yang disukai oleh
seluruh anggota keluarganya. Ia memang sengaja datang untuk mengkonforntasi
semua orang yang ada di sana, terutama Garry. Kayaknya Frank memang sengaja
biar ia bisa mencekik Garry. Teknik cekikan Frank ini keren banget sih! Dengan
mudahnya ia bisa mencekik Garry dengan teknik yang benar, kecepatan yang cepat,
dan kekuatan yang tidak main-main padahal ia sudah tua dan terlebih ia mengalami
kebutaan! Hebat!
Seuplang dari
sana, Charlie menceritakan segala permasalahannya di sekolah pada Frank. Frank
menyarankan Charlie untuk menuruti permintaan Mr. Trask dengan menceritakan apa
yang ia lihat supaya ia bisa kuliah di Harvard University supaya Charlie tidak
dikeluarkan dari sekolah. Perbuatan tiga siswa iseng tersebut memang sangat
menyebalkan. Selain itu, bisa saja George Willis Jr. malah menjebak Charlie
dengan bersekongkol dengan mereka bertiga karena biar bagaimanapun, mereka
berempat adalah anak dari orang paling kaya dan paling berkuasa di Amerika
Serikat sana, beda dengan Charlie yang sekolah di sana dengan beasiswa.
![]() |
Donna |
Untuk menghibur
Charlie, Frank menunjukan kebolehannya dalam tarian tango pada seorang
gadis bernama Donna (diperankan Gabrielle Anwar) pada Charlie. Frank gak cuma bikin
Charlie dan Donna kagum, tapi membuat seluruh pengunjung restoran tersebut juga
kagum karena Frank sudah tua dan mengalami kebutaan tapi masih bisa menari
dengan sangat sempurna layaknya seorang penari profesional. Donna pun kagum
pada Frank karena ia bisa menebak sabun dan parfum yang Donna pergunakan hanya
dari aromanya. Memang sakti ini Al Pacino!
Adegan ini
membuat saya ingin belajar berdansa. Tujuannya tentu saja bukan untuk jadi
penari profesional yang berkompetisi pada kompetisi dansa, tapi biar bisa
memikat hati wanita seperti yang dilakukan Frank. Dari saya kecil, saya melihat
banyak tokoh utama pria dalam berbagai film sangat memikat hati wanita jika ia
bisa menari seperti yang Frank lakukan, entah kenapa. Bagi saya kelas menengah
dari negara berkembang seperti Indonesia sih gak terlalu relate, tapi entah
jika saya kelas menengah ke atas dari negara maju seperti Amerika Serikat atau
Eropa. Mungkin standarnya beda.
Keesokan harinya,
alih-alih bersemangat seperti biasanya, Frank malah terlihat lesu. Biasanya
Frank selalu bangun pada pagi hari sebagaimana disiplin militer yang ia
jalankan selama puluhan tahun. Tidak seperti biasanya, Frank masih tergeletak
di kasur meskipun hari sudah siang. Charlie berusaha mengajak Frank untuk ke
luar, untuk melihat New York City yang indah. Frank awalnya tidak tertarik sama
sekali, namun Charlie berhasil membujuk Frank untuk keluar dari hotel tempat
mereka menginap.
![]() |
Frank yang nekad mengemudi meskipun ia mengalami kebutaan |
Rupanya Charlie mengajak
Frank ke dealer Ferrari untuk test drive karena Charlie ingat Frank
pernah mengatakan bahwa ia sangat suka dengan Ferrari. Mereka berdua pun berkeliling
New York City dengan Ferrari tersebut. Gak cuma Charlie yang berkesempatan
mengemudi, tapi Frank juga nekad untuk mengemudikan Ferrari tersebut di jalanan
yang sepi dengan kecepatan tinggi sampai-sampai membuat saya tegang. Mereka
berdua pun ditilang, tapi berkat kepiawaian Frank sebagai seorang prajurit
dengan pangkat kolonel, ia berhasil membujuk petugas kepolisian yang menilang
mereka supaya mereka gak kena tilang. Emang sakti om-om yang satu ini!
![]() |
Frank yang mencoba untuk bunuh diri |
Setelah
mengembalikan mobil ke dealer, mereka pun kembali ke hotel. Frank meminta
Charlie untuk membelikannya sejumlah barang di toko terdekat. Saat berada di
lobi hotel, Charlie curiga dan menemukan Charlie sudah menggunakan seragam
perwira miliknya dan berusaha untuk bunuh diri dengan mengenakan seragam
tersebut. Frank putus asa karena ia gak punya tujuan hidup lain setelah
mengalami kebutaan. Ia hanya menumpang hidup di rumah Mrs. Rossi dan kerjaannya
hanya minum-minuman keras seharian.
Mereka pun
berdebat sengit. Charlie tentu saja ketakutan dibentak oleh Frank karena
bentakan Frank benar-benar sangat berwibawa sebagaimana wibawa Al Pacino yang
selama ini ia tunjukan pada film-film yang ia perankan selama ini. Teriakannya
tidak saja keras, tapi juga sangat mengintimadasi siapapun yang terlibat di dalamnya.
Tapi pada akhirnya Charlie berhasil meyakinkan Frank untuk tidak bunuh diri.
Charlie yang
telah berhasil meyakinkan Frank untuk tidak bunuh diri langsung kembali ke New
England untuk menghadapi acara yang diselenggarakan komite disiplin Baird
School. Acara tersebut dihadiri seluruh civitas akademika Baird School
termasuk para guru, kepala sekolah, dan seluruh siswa Baird School. Charlie
harus menghadapi Mr. Trask, George Willis Jr. dan ayahnya, George Willis Sr.
seorang diri karena orang tuanya berada jauh di Oregon. Charlie sudah pasrah
jika nantinya ia akan dikeluarkan dari sekolah.
Saat Mr. Trask
membuka persidangan, Frank tiba-tiba muncul dan memperkenalkan diri sebagai
wakil dari orang tua Charlie yang tidak bisa datang karena mereka berada di
Orgon. Frank memperkenalkan diri sebagai pensiunan perwira Amerika Serikat
dengan pangkat kolonel sampai-sampai Mr. Trask sedikit menaruh hormat padanya. Persidangan
pun akhirnya dimulai.
Ketika dimintai
keterangan oleh Mr. Trask. George Willis Jr. mengklaim bahwa saat menyaksikan siswa
Baird School yang memasang balon di atas tempat parkir mobil Mr. Trask, ia
tidak menggunakan lensa kontak sehingga ia tidak melihat pelaku dengan jelas.
Sebaliknya, Charlie yang melihat pelaku dengan jelas memilih untuk tidak
mengungkapkan siapa pelakunya karena ia gak mau jadi cepu sehingga
membuat Mr. Trask mengancam akan mengeluarkannya dari sekolah.
![]() |
Frank yang lagi pidato dengan gagahnya |
Tidak tahan
melihat hal tersebut, Frank membela Charlie dengan berpidato di seluruh hadirin
yang hadir di sana yang isinya bahwa Baird School telah mengkhianati
nilai-nilai dasar pendidikan mereka seperti kesetiaan, integritas dan keberanian.
Pidato Frank membuat seluruh hadirin terdiam, layaknya ketika Sukarno berpidato
di depan khalayak saat menjabat sebagai Presiden Republik Indonesia. Maklum,
Frank kan perwira dengan pangkat kolonel, pastinya wibawanya tinggi banget.
Kalau bukan karena insiden granat tersebut, Frank ini sudah dipromosikan jadi
jenderal!
Pidato Frank
membuat komite disiplin Baird School luluh dan akhirnya mengeluarkan kebijakan
yang adil. Charlie tidak dihukum sama sekali, sedangkan ketiga pelaku, Harry
Havemeyer, Trent Potter, dan Jimmy Jameson dikenai hukuman masa percobaan
karena perbuatannya tersebut.
![]() |
Christine Dones |
Keputusan
tersebut membuat seluruh hadirin di sana memberikan tepuk tangan meriah pada
Frank dan Charlie. Sampai-sampai Christine Dones (diperankan Frances Conroy),
seorang guru ilmu politik Baird School memujinya dan berkata, “I'm Christine
Downes, Col. Slade, I teach political science. I just wanted to tell you how
much I appreciate you coming down here and speaking your mind.”
Frank yang
tertarik dengan Christine langsung menggodanya bahwa ia memakai parfum “Fleurs
de Rocaille” dan mengajaknya jalan kapan-kapan. Ia bahkan menebak bahwa Christine
adalah seorang wanita cantik dengna rambut pirang dan mata coklat sebagaimana penampilan
Christine yang sesungguhnya hanya dari aromanya saja. Frank betul-betul hebat!
Ia bisa tahu bagaimana sifat dan wujud seseorang hanya dari aromanya saja!
Setelah memenangkan
sidang komite disiplin tersebut, Charlie dan Frank pun pulang ke rumah
masing-masing dan film ditutup dengan sempurna.
KESIMPULAN
Untuk yang suka dengan film-film Al Pacino seperti
tentu saja film ini di luar dugaan banget. Biasanya Al Pacino kan berperan
sebagai gangster. Tapi di sini ia berperan sebagai rakyat sipil biasa. Meskipun
rakyat sipil, Al Pacino tetap menjadi Al Pacino sebagaimana yang ia tampilkan
dalam film-film yang ia perankan selama ini.
![]() |
Al Pacino saat menerima Oscar |
Al Pacino pun menerima Oscar untuk perannya sebagai
Frank Slade dalam film ini karena ia sukses memerankan seorang veteran Perang
Vietnam yang mengalami kebutaan dengan sangat sempurna. Nada bicaranya, cara ia
berpenampilan, dengan tidak berkedip sama sekali saat berpidato benar-benar
hebat! Ia bisa mengatur nada suaranya untuk naik dan turun di saat yang tepat.
Bagaimana cara ia menggunakan tongkat pun benar-benar seperti saudara kita yang
mengalami tuna netra beneran, bukan dengan dibuat-buat. Bagaimana aktingnya
sebagai veteran Vietnam yang depresi dan membuatnya untuk melakukan percobaan
bunuh diri pun benar-benar layak diacungi jempol! Bagaimana ia bisa menggoda
seorang gadis bernama Donna untuk melakukan tango bersamanya pun hebat!
Benar-benar sempurna!
Sebagai penutup, kalau memang kalian belum nonton
film ini, segeralah nonton! Kalau sudah nonton film ini, tontonlah ulang film
ini, minimal satu tahun sekali!
0 Comments