Sebut saja saya ini terlalu melankolis atau berlebihan, terserah
kalian. Hari ini, laptop Asus
Pro UNV 2530 milik saya divonis tidak bisa dipergunakan lagi sebagaimana
mestinya kecuali hard disk drivenya diganti akibat hard disk drive healthnya
sudah mencapai angka 43%. Untungnya, saya ada laptop cadangan. Ada gunanya juga
saya tidak menjual laptop lama saya.
Baca juga : Simpanlah
Dengan Rapi Gadget Lamamu, Kawan!
Rasanya, begitu sakit. Jika dibaratkan manusia,
laptop saya ini seperti divonis gagal
ginjal atau gagal jantung karena laptop ini sudah saya pakai selama 4 tahun dan
sudah mengalami suka dan duka bersama. Ia harus melakukan transpalatasi ginjal
atau transplatasi jantung biar bisa kembali hidup. Laptop saya harus diganti
harddisknya.
Bagi orang lain, masalah yang saya hadapi ini sangat
sepele. Bagi saya, tidak sesepele itu. Saya membutuhkan dana setidaknya IDR 700.000
untuk biaya penggantian hard disk tersebut. Biaya yang tidak sedikit dan juga
tidak murah bagi saya. Penghasilan penulis freelance tidaklah sebesar itu
karena tulisan yang saya tulis selama ini belum sebagus Zen RS, Agus Mulyadi,
Kalis Mardiasih, hingga nama-nama penulis lainnya yang sudah punya portofolio
sangat hebat sehingga satu tulisan beliau-beliau ini bisa dihargai sangat
mahal.
Selain itu, laptop saya ini saya beli dengan gaji
pertama saya saat saya bekerja di Kalimantan Timur 4 tahun yang lalu. Laptop ini
sudah berkali-kali pulang pergi Jakarta – Kalimantan, pergi ke Singapura,
hingga ke Cimahi! Ia sudah menyaksikan saya bekerja di berbagai tempat yang
berbeda dan menemui puluhan bahkan ratusan orang yang bekerja dengan saya
selama ini. Ia sudah menemani saya memproduksi ratusan tulisan saya yang
diterbitkan berbagai media online selama ini. Kenangannya benar-benar sangat
terasa.
Setelah berdiskusi dengan teknisi yang bertugas,
diprediksi laptop saya memang sudah sewajarnya rusak karena masa pemaikan hard
disk memang hanya berusia tiga tahun saja. Saya pun bertana, “Laptop saya keluaran tahun 2008 masih bisa
dipergunakan? Bahkan PC saya yang saya beli tahun 2002 masih berfungsi? Ini
baru empat tahun kok rusak hard disknya?”
Rupanya, laptop zaman sekarang memang beban kerjanya
jauh lebih berat dibandingkan laptop 10 tahun yang lalu karena sistem operasi
dan aplikasi di dalamnya jauh lebih kompleks dibandingkan sistem operasi dan
berbagai aplikasi komputer 10 tahun yang lalu sehingga jauh lebih membebani
hardware dan software di dalamnya. Jadi ia tidak akan seawet laptop zaman
dahulu.
Sedih memang, mungkin saya pun baru bisa mengganti
hard disk laptop saya tersebut satu bulan dari tulisan ini saya tulis karena
biayanya sangatlah mahal. Seperti kata pepatah, “Money does buy the happiness”, karena untuk memperbaiki laptop saya
tersebut, saya membutuhkan banyak uang. Semoga Hotman Paris atau Elon Musk bisa
membaca tulisan ini supaya saya bisa memperbaiki laptop saya tersebut atau
bahkan dibelikan laptop baru yang jauh
lebih mutakhir.
0 Comments