IMDb: 6,4/10 | Rating Saya : 7,5/10

Rated : PG-13 | Genre: Action, Adventure, Drama

Directed by Wolfgang Petersen

Screenplay by William D. Wittliff, Bo Goldman (uncredited)

            Based on by The Perfect Storm by Sebastian Junger

Produced by  Paula Weinstein, Wolfgang Petersen, Gail Katz

Starring George Clooney, Mark Wahlberg, Diane Lane, William Fichtner, Karen Allen, Bob Gunton, Mary Elizabeth Mastrantonio, John C. Reilly         

Cinematography John Seale

Edited by Richard Francis-Bruce

Music by James Horner

Production companies Baltimore Pictures, Radiant Productions

Distributed by Warner Bros.

Release date 30 June 2000

Running time 130 minutes | Country United States

Language English | Budget $120 million

 

Kalau disuruh menyebutkan film paling sedih yang pernah saya tonton, mungkin bagi saya film paling sedih bukanlah Titanic (1997), tapi The Perfect Storm (2000) karena seperti judulnya, film ini menceritakan bagaimana dahsyatnya sebuah badai yang sempurna di lautan, yang lebih menyedihkan dibandingkan tragedi tenggelamnya Titanic. Simak ulasan saya berikut ini.

 

STORYLINE

The Perfect Storm adalah film keluaran tahun 2000 buatan Amerika serikat yang bercerita tentang kehidupan para nelayan di Gloucester, Massachusetts, Amerika Serikat. Masih satu wilayah dengan seting film Manchester by the Sea (2016) yang saya tonton beberapa waktu yang lalu. Tapi film The Perfect Storm sudah saya saksikan jauh sebelum saya menyaksikan film Manchester by the Sea.

Gloucester, Massachusetts

Gloucester, Massachusetts adalah sebuah desa nelayan. Sebagian besar penduduknya berprofesi sebagai seorang nelayan yang menggantungkan hidupnya dari hasil melaut. Ada yang fokus mencari ikan di laut, ada yang fokus duduk doang di pelabuhan saat para nelayan pulang, dan ada juga yang fokus buka tempat hiburan biar para nelayan bisa sejenak istirahat setelah melaut.

Bill Tyne dan Bob Brown


Pada tahun 1991, Kapten Billy Tyne (diperankan George Clooney) kena tegur pemilik kapal yang ia kemudikan, Bob Brown (diperankan Michael Ironside) karena hasil tangkapannya sangatlah sedikit. Sebagai seorang kapten, Billy Tyne merasa sangat bersalah. Bukan karena kapal yang ia kemudikan, Andrea Gail pulang dengan tangkapan ikan yang jumlahnya sedikit saja, tapi karena uang yang ia dan anak buahnya dapatkan jadi sangat sedikit.

Ia pun memikirkan rute terbaik untuk mencari ikan dalam jumlah yang banyak untuk pelayaran berikutnya. Para anak buahnnya memutuskan untuk istirahat sejenak dengan mengunjungi salah satu bar dekat pelabuhan untuk berkumpul bersama teman dan keluarga mereka masing-masing.

Bobby dan Christina

Robert "Bobby" Shatford  (diperankan Mark Wahlberg) menghabiskan waktu istirahatnya dengan bercinta dengan pacarnya, Christina “Chris” Cotter (diperankan Diane Lane). Maklum, sebagai pacar seorang nelayan, Christina ini kangen berat dengan Bobby karena ia lebih sering berada di laut dibandingkan di daratan bersamanya. Bobby dan Christina sempat bertengkar karena Christina pingin Bobby bekerja di daratan meskipun penghasilannya jauh lebih sedikit, tapi Bobby bersikeras ia harus terus melaut karena ia kepikiran bayar tagihan-tagihan yang tidak kunjung berhenti. I feel you, Bobby!

Dale Murphy dan putranya

Dale Murphy (diperankan John C. Reilly) menghabiskan waktu istirahatnya dengan putranya karena ia jarang sekali bertemu dengan putranya. Bukan karena Dale merupakan seorang pelaut yang jarang berada di daratan, tapi karena Dale telah bercerai dengan istri dan ibu kandung dari putranya. Dale pun memeluk erat putranya karena putranya sangat merindukan ayahnya. Meski sudah bercerai, Dale tetap memberikan seluruh uang yang ia dapatkan dari kerja kerasnya menangkap ikan pada mantan istrinya, namun mantan istrinya hanya mengambil separuh uang Dale dengan dalih ia sudah punya pekerjaan sendiri. Tidak tahu kenapa, adegan ini benar-benar sangat menyedihkan untuk saya meskipun saya tidak pernah merasakan punya istri, punya anak, maupun bercerai sama sekali.

Michael dan Irene

Michael “Bugsy” Moran (diperankan John Hawkes) menghabiskan waktunya di bar untuk mendekati salah satu wanita yang ada di sana, Irene (diperankan Rusty Schwimmer), namun Irene tidak terlalu merespon Bugsy. Meskipun begitu, Bugsy tidak menyerah sama sekali. Bugsy ini tipikal pria yang selalu gagal ketika mendekati wanita karena ia kurang piawai merangkai kata-kata.

Keesokan harinya, Billy Tyne langsung mengajak para anak buahnya untuk kembali berlayar meskipun mereka baru saja pulang berlayar dari pelayarannya sebelumnya. Alasannya? Selain karena Billy tidak tahan diolok-olok bos sekaligus pemilik kapal yang ia kemudikan, Billy pingin mendapatkan banyak uang supaya ia dan anak buahnya bisa punya kehidupan yang lebih layak.

Linda, Billy, dan Bob

Billy Tyne berteman dengan Kapten Kapal Hannah Boden yang bernama Linda Greenlaw (iperankan Mary Elizabeth Mastrantonio). Billy dan Linda cukup dekat bagaikan seorang kekasih di film ini. Penerawangan saya sih, mereka teman dari kecil dan memutuskan untuk bersahabat alih-alih memadu kasih karena mereka berdua sama-sama keras kepala sebagai seorang nelayan yang pastinya lebih suka melaut dibandingkan berada di daratan. Hubungan mereka berdua spesial banget pokoknya.

Billy Tyne pun merekrut  David “Sully” Sullivan sebelum keberangkatan karena ia merasa kru yang ia miliki sangatlah kurang. Sully sebenarnya adalah nelayan yang cukup piawai dalam melakukan pekerjaannya, hanya saja Sully bukan dikenal sebagai orang yang baik hati dan cenderung tempramen serta sembrono. Namun Billy tak punya pilihan lain. Daripada gak bisa berlayar?

Billy Tyne memimpin para krunya di tempat mereka biasa memancing, namun hasilnya sangat mengecewakan. Bahkan tangkapan ikan yang mereka dapatkan lebih sedikit dibandingkan tangkapan ikan yang mereka lakukan di awa film. Makanya mereka mutuskan untuk menuju Flemish Cap, sebuah wilayah yang selama ini dikenal menghasilkan banyak ikan. Yang jadi masalah, ramalan cuaca sudah meramalkan bahwa akan ada badai besar yang harus mereka hadapi, tapi mereka tetap nekad pergi ke sana biar tidak pulang engan tangan kosong.

Selain ikan yang mereka tangkap sedikit dan ancaman badai, Billy pun harus dibuat pusing dengan Sullivan dan Dale yang kerap kali bertengkar. Mereka hampir baku hantam dalam setiap kesempatan yang ada, tapi beruntung, setiap kali mau baku hantam, mereka berhasil dipisahkan oleh orang-orang di sekitarnya. Namun, Dale dan Sullivan berhasil baikan ketika Dale yang mengalami kecelakaan malah diselamatkan oleh Sullivan. Sullivan bahkan gak pikir panjang untuk langsung terjun ke laut saat menyadari Dale jatuh ke laut seteah kail untuk menangkap ikan malah menyangkut di pakaiannya sehinggga menyebabkan Dale tenggelam di lautan.

Perjalanan Billy dan anak buahnya ke Flemish Cap berjalan dengan lancar. Mereka berhasil menangkap ikan sampai-sampai ruang penyimpan ikan di kapal mereka sampai penuh. Sayangnya, mesin pendingin es yang mereka miliki rusak sehingga mereka khawatir ikan yang mereka tangkap akan rusak. Sebagai seorang kapten, Bill memutuskan untuk segera pulang biar tidak banyak ikan yang rusak. Namun Bill tidak tahu bahwa perjalanan mereka kembali ke darat akan mengalami kesulitan karena ia tidak menonton ramalam cuaca yang menyebutkan bahwa sedang terjadi ‘the perfect storm’ karena mereka harus menghadapi badai terbesar abad ini.

Linda Greenlaw memperingatkan Billy

Kapten Linda Greenlaw memperingatkan Bily bahwa jika ia nekad pulang, ia harus menghadapi badai besar. Linda khawatir, Billy dan anak buahnya tidak bisa melewati badai tersebut karena kapal tanker dengan bobot ribuan ton saja tidak bisa berdaya sama sekali dalam badai besar yang harus dihadapinya, apalagi kapal nelayan kecil seperti yang Billy kemudikan?


Di sudut lautan yang lain, kapal pesiar tidak jauh dari sana pun tidak berdaya menghadapi badai. Helikopter milik penjaga pantai berhasil menyelamatkan tiga awak kapal pesiar Hannah Boden meskipun mereka hampir mengorbankan nyawa mereka sendiri saking dahsyatnya badai yang mereka hadapi. Helikopter tersebut mendengar pertolongan bantuan untuk kapal Andrea Gail dan berusaha meraihnya meskipun mereka tidak memiliki bahan bakar yang cukup untuk meraih kapal Andrea Gail. Mereka sempat berusaha melakukan pengisian bahan bakar di udara dengan bantuan pesawat Hercules HC-130 namun upaya yang mereka lakukan gagal total saking dahsyatnya badai yang mereka hadapi. Para kru helikopter tersebut terpaksa meninggalkan helikopter mereka dan terombang-ambing di samudera yang luas. Penjaga pantai yang harusnya bisa menyelamatkan Andrea Gail pun tidak bisa menolong dirinya sendiri saking besarnya badai yang mereka hadapi tersebut sampai-sampai salah satu penjaga pantai tersebut ada yang hilang di tengah samudera.

Billy yang tidak mau menyerah

Benar saja dugaan Linda, karena Billy dan kapal yang ia kemudikan tidak sanggup menghadapi badai. Gelombang tinggi setinggi puluhan meter tidak bisa mereka hadapi. Selain itu, kapal yang Bill kemudikan mengalami berbagai kerusakan parah sehingga mereka tidak mampu menghadapi badai besar tersebut. Sebagai seorang kapten, Billy tidak mau menyerah ketika menghadapi badai tersebut, namun sehabat apapun Billy sebagai seorang kapten kapal, ia tidak bisa berdaya ketika alam sudah bersabda hingga akhirnya kapal yang ia hadapi terbalik.

Ketika kapal yang ia kemudikan terbalik, anak buahnya terjebak di dalam kapal dan tidak bisa keluar dari kapal sama sekali sehingga mereka harus gugur tenggelam di lautan. Billy dan Bobby berhasil keluar, namun sebagai seorang kapten yang berdedikasi tinggim Billy memutuskan untuk kembali ke dalam kapal untuk ikut tenggelam bersamanya ke dasar samudera karena ia merasa gagal dan harus bertanggungjawab untuk hal tersebut.

Bobby yang teringat pada kekasihnya menjelang kematiannya

Sedangkan Bobby yang berhasil keluar dan terombang-ambing di permukaan samudera, tidak berhasil selamat karena meskipun ia bisa berenang di permukaan samudera, ia berada ratusan kilometer dari daratan terdekat sehingga mustahil ia selamat. Bobby yang tahu bahwa ajalnya akan segera tiba, teringat dengan kekasihnya, Christina, dan hal ini benar-benar sangat sedih sekaligus romantis.

Upacara pemakaman yang sangat emosional

Pada akhirnya, tidak ada yang selamat sama sekali dari badai tersebut. Para warga Gloucester, Massachusetts pun mengadakan upacara pemakaman untuk para nelayan yang gugur dalam badai dahsyat tersebut dan adegan ini pastinya membuat jutaan penonton yang menonton film ini menitikkan air mata. Bukan semata karena tidak ada yang selamat sama sekali dari badai tersebut, tapi para penonton dibuat menyaksikan keluarga para nelayan yang menitikkan air mata setelah para nelayan tersebut dinyatakan gugur. 

Christina dan ibu kandung Bobby yang menngenang kepergian Bobby

Ada kekasih yang kehilangan orang terkasihnya, ada ibu yang kehilangan anaknya, ada anak yang kehilangan ayahnya, dan ada istri yang kehilangan suaminya. Ada pula pelaut yang kehilangan rekan seperjuangannya, seperti yang dirasakan Linda, yang akhirnya mengerti apa artinya menjadi seorang kapten setelah ditinggalkan oleh Billy.. Belum lagi mereka yang terpaksa hidup sebatang kara dan tidak punya uang sama sekali setelah insiden tersebut sehingga film ini terasa sangat lebih menyedihkan dibandingkan film Titanic.

 

KESIMPULAN

Para kru

Meskipun ending film sudah bisa ditebak dari awal, bahwa para tokoh utama tidak bisa selamat sama sekali, film ini selalu membuat saya sedih setiap kali saya menontonnya karena film ini terasa lebih relate untuk saya dibandingkan Titanic. Saya bisa menyebut bahwa The Perfect Storm sebagai salah satu film klasik terbaik pada tahun 2000an karena film ini terasa sangat sempurna seiring berjalannya waktu. Film ini menunjukkan kita semua bahwa manusia itu benar-benar sangat rapuh, ia tidak bisa melawan alam sama sekali meskipun teknologi kelautan sudah sangat maju dibandingkan ribuan tahun yang lalu.

Yang lebih menyakitkannya lagi adalah, film ini adalah kisah nyata. Setiap kali saya menonton film ini saya selalu berharap bahwa mereka semua bisa selamat dari badai tersebut supaya saya tidak dipaksa menyaksikan ending film yang sangat menyesakkan hati. Film ini pun secara sempurna menggambarkan berbagai kekhawatiran yang diraskaan oleh keluarga dari nelayan dan juga pelaut karena mereka khawatir mereka tidak bisa kembali dari laut dengan sealmat.

Film ini sempat mendapatkan 2 nominasi Oscar yakni untuk kategori Best sound dan Best Visua Effect namun film ini tidak mendapatkan nominasi Oscar karena harus kalah dari film Gladiator. Meskipun begitu, film ini bagi saya lebih berkesan dibandingkan film Gladiator karena lebih menyentuh khalbu.