IMDb: 6,2/10 | Rating Saya: 8/10

Rated: R | Genre: Horror, Thriller

Directed by David R. Ellis

Screenplay by J. Mackye Gruber, Eric Bress

Story by J. Mackye Gruber, Eric Bress, Jeffrey Reddick

Based on Characters by Jeffrey Reddick

Produced by Warren Zide, Craig Perry      

Starring Ali Larter, A. J. Cook, Michael Landes     

Cinematography Gary Capo

Edited by Eric Sears 

Music by Shirley Walker

Production companies Zide/Perry Productions  

Distributed by New Line Cinema

Release date 31 March 2003

Running time 90 minutes | Country United States

Language English | Budget $26 million

 

Setelah nonton Final Destination (2000), gak pake lama, saya langsung inisiatif nonton sekuelnya biar tahu kelanjutan ceritanya. Simak ulasannya berikut ini.

 

STORYLINE

Final Destination 2 adalah film keluaran tahun 2003 buatan Amerika Serikat yang berseting satu tahun setelah peristiwa dari film pertamanya. Satu tahun setelah meledaknya Volée Airlines Flight 180, seorang mahasiswi bernama Kimberly Corman (diperankan A.J. Cook) berencana liburan bersama teman-temannya, Shaina McKlank (diperankan Sarah Carter), Dano Estevez (diperankan Alejandro Rae), dan Frankie Whitman (diperankan Shaun Sipos).

Kecelakaan yang Kimberly lihat dalam halusinasinya

Dalam perjalanan menuju destinasi liburan mereka, Kimberly tiba-tiba berhalusinasi bahwa perjalanan yang akan mereka lalui akan berakhir dengan maut. Saat itu, ia melihat kecelakaan lalu lintas parah di jalan tol yang diawali dari truk pembawa kayu yang menyebabkan puluhan kendaraan bermotor disana mengalami kecelakaan sehingga menewaskan banyak orang disana. Halusinasi yang dialami Kimberly sangatlah nyata sampai-sampai ia histeris percis seperti Alex Browning lakukan pada film pertama.

Kimberly yang diselamatkan Opsir Burke

Kimberly pun menghentikan mobilnya di pintu masuk jalan tol supaya mobil yang berada disana tidak masuk jalan tol. Ia memperingatkan semua orang bahwa akan terjadi kecelakaan parah disana, termasuk pada salah satu polisi yang sedang berada disana, Opsir Thomas Burke (diperankan Michael Landes). Nah, sewaktu Opsir Thomas Burke menginterogasi Kimberly, tiba-tiba Shaina, Dano, dan Frankie yang sedang berada di dalam mobil tewas tertabrak truk. Beruntung, Kimberly selamat karena diselamatkan oleh Opsir Thomas Burke di detik-detik akhir.

Tindakan Kimberly dan Opsir Thomas Burke pun “turut” menyelamatkan sejumlah orang yang seharusnya tewas dalam halusinasi yang dialami Kimberly, yakni Evan Lewis (diperankan David Paetkau), Nora Carpenter (diperankan Lynda Boyd) dan putranya Tim Carpenter (diperankan James Kirk), Kat Jennings (diperankan Keegan Connor Tracy), Rory Peters (diperankan Jonathan Cherry), Isabella Hudson (diperankan Justina Machado), Eugene Dix (diperankan Terrence 'T.C.' Carson) dan Opsir Thomas Burke.

Kecelakaan di jalan tol tersebut langsung viral. Opsir Thomas Burke pun mengumpulkan seluruh orang yang selamat dari kecelakaan tersebut di kantor polisi terdekat, termasuk Kimberly yang masih shock akan kejadian yang ia alami tersebut.

Setahun setelah kecelakaan meledaknya Volée Airlines Flight 180, terdapat tayangan talkshow yang membahas bahwa tidak ada yang selamat dari Volée Airlines Flight 18, termasuk mereka yang tidak jadi menaiki pesawat tersebut. Talkshow tersebut membahas bahwa, mereka yang tidak jadi jadi menaiki pesawat tersebut tewas tak lama setelah Volée Airlines Flight 18 meledak. Talkshow tersebut menyimpulkan, tidak ada yang bisa mencurangi kematian yang sudah dirancang oleh Kematian itu sendiri.

Makanya, Kimberly berusaha menyuruh mereka yang selamat dari kecelakaan lalu lintas tersebut untuk berhati-hati. Namun, tidak ada yang percaya dengan peringatan Kimberly tersebut karena mereka berprinsip, “Kalau udah watunya mati ya mati aja. Santai aja keles

Evan Lewis yang tewas tertimpa tangga

Sama seperti pada film pertamanya, satu persatu mereka yang lolos dari kematian malah mati secara misterius. Evan Lewis tewas tertusuk oleh tangga darurat ketika mencoba meloloskan diri dari kebakaran yang terjadi di apartemennya. Sontak, tewasnya Evan membuat Kimberly sadar bahwa Kematian benar-benar mengincar mereka semua karena Kimberly telah turut campur mencurangi Kematian.

Clear Rivers yang jadi pesakitan di RSJ

Kimberly dibantu Opsir Thomas Burke untuk bertemu dengan Clear Rivers, satu-satunya orang yang berhasil selamat dari meledaknya Volée Airlines Flight 180. Clear Rivers (diperankan Ali Larter) mengurung diri dalam sebuah bangsal rumah sakit jiwa biar ia tidak diincar oleh Kematian. Clear jadi parno karena enam bulan setelah meledaknya Volée Airlines Flight 180, Alex Browning serta Carter Horton yang malah tewas di Prancis. Benar-benar tidak ada yang bisa lolos dari Kematian.

Bangsal yang dihuni Clear tersebut cukup aman dari hal-hal yang bisa membuatnya mati karena didesain khusus supaya para pasien rumah sakit jiwa tidak bisa bunuh diri disana. Selain itu, tidak ada siapapun yang bisa bertemu dengan Clear kecuali atas izinnya. Clear membatasi interaksi dengan orang asing. Sekalinya berinteraksi dengan orang asing, mereka tidak diperkenankan membawa berbagai barang yang bisa membuatnya meninggal dunia seperti pisau, senjata api, bahkan perhiasan sekalipun.

Ketika Kimberly sowan ke bangsal Clear, Clear langsung merasa heran karena urutan kematian yang dialami oleh Evan berbeda dengan urutan kematian yang dilihat Kimberly dalam halusinasinya sebelum kecelakaan terjadi. Urutannya terbalik, tidak seperti urutan kematian yang dialami Clear satu tahun yang lalu. Clear memutuskan untuk tidak membantu Kimberly karena ia takut mati. Kimberly pun kesal pada Kimberly dan menganggapnya sebagai seorang pengecut karena memutuskan untuk mengurung diri di dalam bangsal yang aman.

Jujur saja, jika saya jadi Clear, nampaknya saya pun akan melakukan hal yang sama. Bukan karena saya takut mati, tapi kematian yang dialami orang-orang di film pertama sangatlah tidak menyenangkan. Bukan kematian “biasa” dimana kita mati di kasur rumah sakit, namun ada yang tenggelam, terbakar, tertusuk benda tajam. Makanya bikin parno.

Tim Carpenter yang tewas tertimpa kaca

Tidak lama setelah Kimberly sowan ke bangsal Clear, Kimberly menyaksikan Tim yang tewas tertimba kaca jendela setelah meninggalkan dokter gigi bersama ibunya, Nora Carpenter. Tim seharusnya tewas dalam pemeriksaan dokter gigi yang dilakukannya. Ia sempat tersedak saat melakukan perawatan gigi, tapi Kematian membuatnya tewas tertimba kaca jendela karena Kematian “gagal” membunuhnya saat ia tersedak di dokter gigi.

Clear Rivers yang akhirnya turun gunung

Setelah tewasnya Tim, Clear tiba-tiba muncul di hadapan Kimberly dan Opsir Burke. Ia memutuskan untuk turun gunung dan membantu Kimberly. Clear memperkenalkan Kimberly dan Opsir Burke pada William Bludworth (diperankan Tony Todd), petugas pemakaman yang bertugas mengurusi jenazah orang-orang yang meninggal dunia. Mereka bertiga bertemu dengan William saat ia akan mengkremasi jenazah Evan Lewis, persis seperti yang ia lakukan saat mengurus jenazah Tod di film pertama.

William Bludworth

William berusaha memberikan solusi pada Clear, Kimberly dan Opsir Burke. Mereka bisa mengalahkan Kematian jika kehidupan baru bisa lahir ke dunia. Supaya ada keseimbangan dalam hidup. Nah, kebetulan, dari orang yang selamat dari kecelakaan tersebut, terdapat seorang ibu hamil bernama Isabella. Ia seharusnya tewas jika Kimberly tidak “menyelamatkannya” dari kecelakaan tersebut. Jika Isabella berhasil melahirkan bayinya, maka mereka semua bisa selamat dari rencana Kematian.

Opsir Burke menggunakan privilegenya sebagai polisi untuk bisa menemukan Isabella. Ia juga memanfaatkan privilegenya untuk mengumpulkan seluruh korban yang selamat dari kecelakaan di jalan tol untuk berkumpul di apartemennya, yakni Nora Carpenter, Kat Jennings, Rory Peters, Eugene Dix, Kimberly, dan juga Clear.

Nora yang baru saja kehilangan putranya sebetulnya enggan untuk berkumpul karena ia mau baru saja berduka. Ia juga pinginnya mengurusi pemakaman Tim. Ia juga stress berat karena beberapa tahun belakangan, ia mengurus Tim seorang diri sebagai seorang single parent karena suaminya sudah terlebih dahulu meninggal dunia. Ia bahkan cukup senang jika Kematian bisa menjemputnya lebih cepat karena ia sudah tidak punya siapa-siapa lagi di dunia setelah suami dan putranya meninggal dunia sehingga ia memutuskan untuk pulang.

Nora Carpenter yang tewas terjepit lift

Eugene Dix juga pingin pulang karena ia masih keukeuh dengan prinsip “Kalau udah watunya mati ya mati aja. Santai aja keles” meskipun ia juga betul-betul hampir tewas di apartemen Opsir Burke akibat ayunan benda yang tergantung disana. Eugene ini orangnya logis banget. Nah, ketika Nora dan Eugene baru saja mau pulang dari apartemen Opsir Burke, Nora malah tewas karena kepalanya tersangkut di pintu lift. Membuat Eugene jadi sadar dan malah jadi takut mati.

Akhirnya ada secercah kabar baik untuk seluruh tokoh di film ini. Rekan Opsir Burke akhirnya menemukan Isabella.  Kat Jennings, Rory Peters, Eugene Dix, Kimberly, Opsir Burke dan juga Clear bersama-sama menemui Isabella. Isabella ditahan di dalam kantor polisi atas perintah Burke. Namun, saat ia ditahan disana, air ketubannya tiba-tiba saja pecah sehingga polisi disana terpaksa membawanya ke rumah sakit terdekat.

Dalam perjalanan menemui Isabella, mereka yang selamat dari kecelakaan lalu lintas di awal film saling bercerita bahwa meledaknya Volée Airlines Flight 180 telah mempengaruhi kehidupan mereka jauh sebelum Kimberly “menyelamatkan” mereka dari kecelakaan hebat tersebut. Mereka sama-sama pernah “mencurangi” Kematian meskipun mereka tidak mengalami halusinasi seperti yang dialami oleh Kimberly atau Alex. Intinya, mereka memang sama-sama pernah “mencurangi” Kematian makanya Kematian terus mengincar mereka. Makanya urutan kematian mereka tidak seperti urutan kematian yang Clear saksikan pada film pertama.

Entah kebetulan atau memang ulah Kematian, mobil yang mereka tumpangi berpapasan dengan mobil yang Isabella tumpangi. Kedua mobil mengalami kecelakaan lalu lintas, namun mobil yang Isabella tumpangi memutuskan untuk terus maju ke rumah sakit karena Isabella sudah mengalami pecah ketuban. Sedangkan mobil lainnya terperosok ke dalam lahan pertanian disana.

Rory dan Kat yang tewas

Kecelakaan tersebut membuat Eugene terluka sehingga ia harus dilarikan ke rumah sakit terdekat. Kat juga terjebak di dalam mobil dan tidak bisa menggerakkan kakinya sama sekali. Namun, Kat akhirnya tewas setelah petugas damkar yang semula akan menyelamatkan hidupnya, malah membuat airbagnya mengakibatkan Kat tertusuk oleh pipa sehingga ia tewas seketika. Tidak hanya itu, sebuah rokok malah jatuh tepat di atas bensin sehingga membuat Rory ikut tewas juga. Bukan akibat ledakan, tapi kawat yang entah bagaimana caranya, membuat Rory tewas.

Kimberly juga mendapat halusinasi lainnya saat itu. Ia melihat bahwa dirinya tenggelam di dasar danau sehingga ia tewas. Makanya Kimberly, Clear, dan Opsir Burke segera ke rumah sakit biar Isabella bisa segera melahirkan bayinya. Jadi mereka semua bisa selamat dari rangkaian kematian yang Kematian sudah desain. Jadi mau gak mau mending ke rumah sakit dulu aja deh untuk lihat Isabella.

Kematian Clear dan Eugene

Setelah melihat Isabella melahirkan bayinya dengan selamat, Kimberly akhirnya sadar bahwa Isabella sejak awal tidak dimaksudkan untuk mati sehingga teori yang mereka simpulkan bisa saja salah. Tidak lama, Eugene dan Clear malah tewas setelah kamar Eugene mengalami ledakan parah.

Kimberly yang diselamatkan Opsir Burke

Kimberly sadar, maksud dari "kehidupan baru" adalah Kimberly harus menenggelamkan dirinya ke dasar danau biar Opsir Burke bisa hidup. Singkatnya, Kimberly harus menukar hidupnya sendiri biar Opsir Burke bisa hidup sebagai gantinya. Namun, Opsir Burke dengan gagahnya malah menyelamatkannya dan seorang dokter bernama Kalarjian menyelamatkan Kimberly dari kematian dengan alat pacu jantung. Rupanya, Kimberly memang harus “mati suri” biar rantai kematian yang Kematian desain terhenti. Selain itu, nampaknya Kimberly dan Opsir Burke ini menyimpan rasa satu sama lain deh.

Ending Final Destination 2

Sayangnya, ending film ini sama seperti film pertama. Adik Kimberly, Gibbons tidak lama ini baru saja hampir meninggal dunia. Ternyata, sama seperti yang sudah-sudah, Kematian kembali mengambilnya dengan meledakkannya pada sebuah pemanggang barbeque yang entah bagaimana caranya, meledak begitu saja.

 

KESIMPULAN

Sekuel Final Destination ini jauh lebih menegangkan dibandingkan film pertamanya. Kecelakaan di jalan tol yang kita saksikan di awal film lebih relate untuk kita semua dibandingkan meledaknya pesawat di film pertama. Pasalnya, kecelakaan di jalan tol lebih bikin parno karena saya saja setiap hari menyaksikan berita kecelakaan lalu lintas di media sosial. Berita kecelakaan pesawat jarang baget. Lagipula, secara statistik, angka kecelakaan pesawat jauh lebih sedikit dibandingkan angka kecelakaan kendaraan bermotor seperti mobil, truk, maupun sepeda motor.

Sekuelnya juga betul-betul membuat saya sadar bahwa kita memang tidak bisa selamat dua kali dari maut. Kita tidak bisa mencurangi kematian sebanyak dua kali seperrti yang berusaha dilakukan oleh Clear Rivers. Pada akhirnya, ia juga jadi ikut tewas. Ia hanya menunda waktu dan mengubah penyebabnya saja.

Ali Larter

Sayangnya, Teteh Ali Larter disini harus meninggal dunia, padahal si teteh jauh lebih cantik di sekuelnya ini dibandingkan dengan film pertamanya. I love you, Teteh Ali Larter!