IMDb: 6,5/10 | Rating Saya: 8/10

Rated: R | Genre: Horror, Thriller

Directed by James Wong

Screenplay by Glen Morgan, James Wong, Jeffrey Reddick

Story by Jeffrey Reddick

Produced by Warren Zide, Craig Perry, Glen Morgan

Starring Devon Sawa, Ali Larter, Kerr Smith, Tony Todd 

Cinematography Robert McLachlan

Edited by James Coblentz   

Music by Shirley Walker

Production companies Zide/Perry Productions, Hard Eight Pictures  

Distributed by New Line Cinema

Release date 17 March 2000

Running time 98 minutes | Country United States

Language English | Budget $23 million


Generasi 90an tentu saja tidak asing dengan franchise film Final Destination. Pasalnya, film horror thriller ini bikin takut Generasi 90an dalam kehidupan sehari-harinya. Kita jadi takut untuk mengendarai kendaraan bermotor, kita jadi takut untuk memasak di dapur, kita juga jadi takut untuk olahraga di gym karena film ini betul-betul merepresentasikan bahwa kematian itu betul-betul ada di sekitar kita secara nyata.

Selain itu, franchise Final Destionation banyak ditonton Generasi 90an lewat VCD, DVD, maupun ditayangkan di stasiun televisi swasta, makanya banyak banget Generasi 90an yang tumbuh dengan menonton franchise film ini. Simak ulasan saya berikut ini.

 

STORYLINE

Final Destination adalah film keluaran tahun 2000 buatan Amerika Serikat yang bercerita tentang rentetan peristiwa kematian yang sudah dirancang oleh Kematian itu sendiri.

Alex yang tiba-tiba gak mau naik Pesawat

Suatu hari, Alex Browning (diperankan Devon Sawa), puluhan teman-teman sekolahnya, serta sejumlah guru dan staf sekolah akan melakukan studytour ke Prancis. Mulanya, mereka akan menaiki Volée Airlines Flight 180, namun tepat sebelum lepas landas, Alex tiba-tiba berhalusinasi bahwa pesawat yang mereka naiki meledak di udara dan membunuh seluruh penumpang serta awak penerbangan yang bertugas. Bukan halusinasi biasa, tapi Alex benar-benar merasakan langsung peristiwa tersebut secara nyata sampai-sampai ia teriak histeris di dalam pesawat sampai-sampai ia diusir dari dalam pesawat dan diharuskan ikut penerbangan berikutnya jika tetap bersikeras ingin pergi ke Prancis.

Tentu saja peristiwa tersebut membuat guru dan teman-temannya memarahi Alex habis-habisan, terutama Carter Horton (diperankan Kerr Smith), tipikal anak SMA alpha male yang suka menindas anak-anak lemah di film-film Hollywood. Carter jelas marah besar pada Alex, soalnya ia jadi gak bisa wisata ke Prancis bersama pacarnya, Terry Chaney (diperankan Amanda Detmer), alasannya hanya itu saja.

Bahkan, teman terdekat Alex, Tod Waggner (diperankan Kerr Smith) pun geleng-geleng kepala dengan kelakuan Alex tersebut. Salah satu guru yang terpaksa tidak ikut pun, Valerie Lewin (diperankan Kristen Cloke) juga tidak bisa menerima kelakukan Alex. Selain itu, ada juga Billy Hitchcock (diperankan Seann William Scott) dan Clear Rivers (diperankan Ali Larter) yang terpaksa ikut keluar dari pesawat setelah melihat Alex yang tiba-tiba parnoan.

Pesawat yang harusnya mereka tumpangi benar-benar meledak

Tidak diduga, tidak disangka, halusinasi yang Alex alami benar-benar kejadian. Seluruh penumpang yang keluar dari pesawat menyaksikan pesawat tersebut benar-benar meledak di udara tepat setelah lepas landas. Seluruh penumpang pun langsung menatap Alex dengan tatapan takut. Mungkin mereka menganggap Alex sebagai orang aneh yang bisa melihat masa depan atau Alex yang menaruh bom di pesawat sehingga pesawat tersebut betul-betul meledak.

Agent Weine dan Agent Schreck


Setelah pesawat tersebut meledak, petugas bandara tentu saja langsung menyisir reruntuhan pesawat yang meledak tersebut. Tidak terkecuali pihak FBI, Agent Weine (diperankan Daniel Roebuck) dan Agent Schreck (diperankan Roger Guenveur Smith) yang menaruh curiga pada Alex karena hanya beberapa menit sebelum pesawat lepas landas, Alex bisa tahu pesawat tersebut akan meledak tepat setelah lepas landas. Kedua agen FBI tersebut curiga Alex menaruh bom alih-alih percaya dengan kemampuan supranatural Alex.

Peringatan kematian korban Flight 180

Tiga puluh sembilan hari setelah meledaknya Volée Airlines Flight 180, diadakan seremonial untuk mengenang para korban yang meninggal dunia dalam pesawat tersebut. Tidak ada satupun orang yang selamat dari ledakan tersebut sehingga seluruh orang yang hadir dalam acara seremonial tersebut curiga sekaligus takut pada Alex, termasuk Tod yang menjauh dari Alex karena ia masih belum bisa menerima peristiwa traumatis tersebut. Dalam acara tersebut, Agent Weine dan Agent Schreck pun menghadiri acara seremonial tersebut untuk mengawasi gerak-gerik Alex.

Tod yang tiba-tiba meninggal dunia


Setelah menghadiri acara seremonial tersebut, Tod mengalami kecelakaan aneh di rumahnya saat akan mandi. Ia tergantung di kamar mandinya. Polisi dan kedua orang tua Tod menganggapnya bunuh diri.

Saat itu, Alex mendatangi rumah Tod untuk nongkrong dan mendapati bahwa jenazah Tod sudah dibungkus oleh pihak berwenang. Ia pun bertemu dengan Clear di tepat di depan rumah Tod. Clear pun bercerita pada Tod, bahwa mereka berdua hampir tidak pernah saling bertegur sapa saat  sekolah, tapi Clear langsung percaya dengan halusinasi Alex sebelum pesawat yang seharusnya mereka tumpangi lepas landas, seolah-olah Alex dan Tod berbagi satu pikiran yang sama.

Pihak berwenang menganggap Tod meninggal bunuh diri. Alex dan Tod menganggap peristiwa tersebut sangat janggal sehingga mereka memutuskan untuk menyelinap ke pemakaman Tod biar bisa melihat jenazahnya. Disana mereka bertemu dengan petugas pemakaman bernama William Bludworth (diperankan Tony Todd) yang menjelaskan bahwa kematian Tod bukanlah kebetulan.

Bapak bapak pemakaman

William berspekulasi bahwa Tod sengaja diincar oleh Kematian itu sendiri karena Tod memang seharusnya meninggal dalam kecelakaan pesawat yang seharusnya ia tumpangi jika Alex tidak menggagalkannya naik pesawat. William pun memperingati Alex dan Clear bahwa mereka pasti diincar juga oleh Kematian itu sendiri karena Kematian sudah membuat grand designnya sendiri akan seluruh kematian makhluk hidup dan tidak mau diintervensi sama sekali oleh Alex yang menggagalkan kematiannya.

Sampai sekarang saya tidak tahu William ini siapa dan darimana hipotetasanya tersebut, namun saya menyimpulkan bahwa William ini bisa jadi Kematian itu sendiri, yang menyamar jadi manusia. Atau memang ia adalah manusia yang diberi Tuhan punya kemampuan supranatural saja. Selain itu, ia sudah bertahun-tahun bekerja di pemakaman sebagai orang yang bertugas membakar hidup-hidup jenazah manusia, jadi ia pasti punya semacam kekuatan khusus untuk membaca hal-hal supranatural.

Terry yang tewas tertabrak bus

Keesokan harinya, Alex dan Clear nongkrong di sebuah cafe. Tiba-tiba saja, meeka bertemu dengan seluruh orang yang selamat dari Volée Airlines Flight 180, yakni Carter, Terry, Billy, dan Ms. Lewton. Alex dan Clear berusaha menjelaskan bahwa mereka semua pada akhirnya akan mati satu persatu meskipun sudah selamat dari kecelakaan pesawat tersebut karena tidak ada seorang pun yang bisa selamat dari Kematian, namun tidak ada yang percaya. Tiba-tiba saja, Terry yang mengungkapkan ketidakpercayaannya pada Alex dan Clear, tertabrak oleh bus.

Setelah melihat Tod dan Terry yang beturut-turut meninggal dunia setelah selamat dari kecelakaan pesawat yang seharusnya mereka tumpangi, Alex menyimpulkan bahwa Kematian akan membunuh mereka sesuai urutan kematian yang sudah Kematian desain sendiri di dalam pesawat. Pasalnya, dalam sebuah laporan jurnalisme di televisi, terdapat kronologi ledakan di dalam kabin pesawat sesuai urutan duduk masing-masing penumpang yang selamat di dalam penerbangan yang seharusnya mereka tumpangi tersebut. Sehingga setelah Tod dan Terry tewas, giliran selanjutnya yang akan diambil oleh Kematian adalah Ms. Lewton.

Ms. Lewton yang tewas di rumahnya

Dugaan Alex benar-benar terjadi karena Ms. Lewton meninggal dunia akibat ledakan kompor yang terjadi di rumahnya. Alex sempat mendatangi rumah Ms. Lewton namun ia terlambat untuk menyelamatkan Ms. Lewton dari maut. Alex bahkan bisa disangka membunuh Ms. Lewton karena ia memegang pisau yang menyebabkan Ms. Lewton meninggal dunia sehingga ia memutuskan untuk segera pergi dari rumah Ms. Lewton.

Akhirnya, penyintas yang tersisa berhasil untuk berkumpul setelah Clear mengumpulkan mereka semua. Saat ini, mereka percaya dengan teori yang Alex dan Clear jelaskan di cafe tepat sebelum Terry tewas tertabrak bus. Yang jadi masalah, Alex tidak bisa mereka temukan setelah melihat ia gagal menyelamatkan Ms. Lewton dari maut. Tapi pada akhirnya, mereka berhasil menemukan Alex yang nongkrong di pantai dekat bandara karena ia merasa prihatin dengan tidak adanya satupun manusia yang selamat dari penerbangan yang seharusnya mereka tumpangi.

Billy yang tewas terkena serPihan logam

Carter merasa muak dengan segala peristiwa yang menimpanya, terutama karena ia harus kehilangan kekasihnya, Terry. Ia berusaha untuk bunuh diri di sebuah perlintas kereta dengan menghentikan mobilnya setelah mengusir seluruh penumpangnya untuk keluar, namun usahanya gagal karena Alex menyelamatkan hidup Carter sebelum ia tertabrak kereta. Alih-alih Carter, yang akhirnya meninggal malah Billy. Ia tidak sengaja terkena serpihan logam yang terpental usai terpental oleh kereta yang melintas.

Alex pun punya teori baru. Karena ia merecoki rencana Kematian dengan menyelamatkan Carter, jadi urutan kematiannya berubah. Urutan selanjutnya yang akan meninggal tidak lain dan tidak bukan adalah Alex. Ia pun bersembunyi pada semuah kabin dan menyingkirkan benda apa pun yang bisa membuatnya meninggal dunia. Benar saja, ketika sedang makan, sejumlah benda entah bagaimana jatuh ke lantai dan hampir membunuh Alex, seolah-olah Kematian memang benar-benar akan membunuhnya sesuai teori yang Alex pikirkan.

Saat itu, Alex jadi ingat, bahwa sebelum berhalusinasi di dalam pesawat, ia sempat bertukar kursi dengan dua teman sekolahnya di dalam pesawat sehingga urutan yang ia buat tidak relevan. Alih-alih dirinya sendiri, urutan selanjutnya adalah Clear dan ia pun bergegas untuk pergi ke rumah Clear. Ah iya, perjalanan Alex ke rumah Clear pun mengalami berbagai kendala serius karena ia dikejar kejar oleh Agent Weine dan Agent Schreck yang masih menaruh rasa curiga pada Alex.

Sesampainya di rumah Clear, Clear sedang dalam kesusahan karena entah bagaimana caranya, Clear terjebak di dalam mobil sambil dikepung oleh sebuah kabel listrik longgar bertegangan tinggi dan mobilnya pun mengalami kebocoran bensin. Kematian benar-benar menginginkan Clear untuk mati sesuai desain yang sudah ia buat selama ini. Tapi pada akhirnya, Alex dan Clear bisa selamat dari peristiwa tersebut.

Alex, Clear dan Carter yang wisata ke Prancis

Enam bulan kemudian, Alex, Clear dan Carter sengaja pergi ke Prancis untuk merayakan lolosnya mereka dari kematian yang sudah Kematian rancang selama ini. Sayangnya, desain kematian yang sudah Kematian desain tidak bisa mereka hindari karena Alex dan Carter akhirnya meninggal dunia akibat serangkaian kejadian aneh yang mereka saksikan sendiri sehingga Alex dan Clear menjadi dua orang terakhir yang selamat dari  VolĂ©e Airlines Flight 180.

 

KESIMPULAN

Film ini memang membuat siapa saja yang menontonnya jadi parno. Pasalnya, rangkaian peristiwa kematian yang menimpa para tokoh di dalamnya terjadi pada peristiwa sederhana yang harusnya bisa kita hindari. Misalnya, kematian di franchise ini menampilkan kecelakaan rumah tangga yang disebabkan oleh korsletnya listrik komputer yang menyala ataupun puntung rokok yang tidak sengaja tertiup angin sehingga menyentuh bensin yang bocor dari dalam sebuah mobil. Atau, kecelakaan sepeda motor yang diakibatkan baut yang tidak dipasang sebagaimana mestinya sehingga menyebabkan kecelakaan lalu lintas beruntun.

Film saya anggap sebagai dakwah, karena sesuai apa yang pernah dikatakan oleh Imam Syafii, “Cukuplah jadikan Kematian sebagai nasihat dalam hidup”, karena kematian adalah hal yang paling dekat dengan manusia, lebih dekat dari hubungan darah antara orang tua dengan anak, lebih dekat dari hubungan antara sepasang kekasih sekalipun, dan lebih dekat dari hubungan antara sepasang saudara kembar yang berbagi rahim yang sama. Kematian pun betul-betul tidak bisa dihindari sama sekali.



Film ini juga membuat saya jadi ingin punya asuransi jiwa. Setidaknya, jika saya meninggal dunia kelak, saya bisa mewariskan sesuatu pada ahli waris saya alih-alih hutang yang harus dibayar untuk rangkaian acara pemakaman maupun keperluan lainnya. Oh iya, jika mau daftar asuransi, kalian bisa daftar ke teman saya ini ya! Saya juga pingin daftar suatu saat natni jika sudah punya penghasilan yang stabil.

Ah iya, selain itu, Teteh Ali Larter disini cantik banget sumpah! Waktu SD aja saya sudah menganggap Teteh ini cantik banget, apalagi sekarang?