IMDb: 8,1/10 | Rating
Saya: 9/10
Rated: R | Genre: Biography,
Drama, History
Directed by Mel Gibson
Screenplay by Robert Schenkkan, Andrew Knight
Based on The Conscientious Objector by
Terry Benedict
Produced by Bill Mechanic, David Permut, Terry
Benedict, Paul Currie, Bruce Davey, Brian Oliver, William D. Johnson
Starring Andrew Garfield, Sam Worthington, Luke
Bracey, Teresa Palmer, Hugo Weaving, Rachel Griffiths, Vince Vaughn
Cinematography Simon Duggan
Edited by John Gilbert
Music by Rupert Gregson-Williams
Production companies Summit Entertainment, Cross Creek
Pictures, Demarest Media, Argent Pictures, IM Global, AI Film, Vendian
Entertainment, Kylin Pictures, Pandemonium Films, Permut Presentations Production
Distributed by Lionsgate, (United States and United
Kingdom), Icon Film Distribution
(Australia and New Zealand), IM Global, (International)
Release date 4 September 2016 (Venice), 3 November
2016 (Australia), 4 November 2016 (United States)
Running time 139 minutes | Country United
States, Australia
Language English | Budget $40 million
Film-film yang berseting pada Perang
Dunia I dan Perang Dunia II dari dulu memang tidak pernah ada habisnya. Sebut
saja Saving Private Ryan (1998), Pearl Harbor (2001), Dunkirk (2017), dan 1917 (2019) tidak pernah bikin saya kecewa sebagai penonton. Makanya, ketika saya
melihat sinopsis film Hacksaw Ridge di internet, saya langsung nonton film ini,
apalagi film ini didirect Mel Gibson yang daridulu gak pernah sembarangan
ketika main film dan juga bikin film. Sebut saja filmnya seperti Braveheart
(1995). Selain itu, film ini juga dibintangi oleh Andrew
Garfield yang pernah memerankan Peter Parker/Spider-Man dalam Sony's Spider-Man
Universe maupun Marvel Cinematic Universe. Simak ulasan saya berikut ini.
STORYLINE
Hacksaw Ridge adalah film keluaran
tahun 2016 buatan Amerika Serikat dan Australia yang bercerita tentang
perjalanan hidup seorang veteran Amerika Serikat bernama Desmond Doss. Desmond
Doss ini beneran veteran Perang Dunia II sehingga Hacksaw Ridge bisa dikatakan
sebagai biografi atau masuk dalam kategori film biopik.
Desmond Doss (diperankan Andrew
Garfield) tumbuh sebagai pemuda yang sangat relijius. Ini berkat didikan kedua
orangtuanya, Tom Doss (diperankan Hugo Weaving) dan Bertha Doss (diperankan Rachel
Griffiths) yang merupakan jemaat Gereja Advent. Selain itu, sewaktu masih
anak-anak, Desmond pernah hampir membunuh saudara kandungnya, Harold Doss
(diperankan Nathaniel Buzolic) saat berkelahi sehingga ia tidak lagi berani
melakukan tindak kekerasan yang bertentangan dengan imannya.
Saat sedang beribadah di gereja,
terjadi kecelakaan tepat di depan gereja tempatnya beribadah. Desmond langsung
membawa pria tersebut ke rumah sakit dan disana ia bertemu dengan seorang
perawat bernama Dorothy Schutte (diperankan Teresa Palmer). Desmond langsung
jatuh cinta pada perawat tersebut dan bersikap kikuk bukan main saking
groginya. Biar bisa mendekati perawat tersebut, Desmond sampai melakukan donor
darah di sana. Adegannya kurang lebih seperti FTV-FTV yang sering kita saksikan
selama ini, hanya saja dengan kualitas yang lebih baik.
Pasalnya, sehabis mendonorkan darahnya,
Desmond malah kembali ke rumah sakit tersebut supaya bisa bertemu dengan
Dorothy. Ia bahkan berkata bahwa ia mau donor darah lagi, tapi ya jelas gak
bisa dong. Sungguh, bikin gemes ini Desmond. Mengingatkan saya pada adegan
cinta-cintaan Andrew Garfield sebagai Peter Parker/Spider-Man dalam Sony's
Spider-Man Universe dengan Gwen Stacy. Sejak saat itulah, Desmond mulai pacaran
dengan Dorothy.
Desmond termotivasi untuk bergabung
dengan Angkatan Darat Amerika Serikat setelah melihat saudara kandungnya, saat
Harold mengenakan seragam Angkatan Darat pada sesi makan malam di rumahnya.
Kedua orang tua mereka tentu saja kaget karena Harold gak konsultasi terlebih
dahulu dengan mereka. Dia tiba-tiba mendaftarkan diri karena melihat banyak
anak muda di kotanya mendaftarkan diri untuk membela bangsanya.
Desmond juga jadi termotivasi untuk
mendaftarkan diri sebagai bagian dari Angkatan Darat Amerika Serikat. Hanya
saja, ia lebih berminat sebagai tentara medis alih-alih mendaftarkan diri
sebagai infanteri atau divisi lainnya. Ia terinspirasi dari Dorothy yang setiap
harinya membantu orang-orang yang membutuhkan bantuan medis. Ia ingin menolong
pasukan yang terluka di pertempuran. Desmond pun mulai membaca buku-buku
seputar medis sejak saat itu.
Namun, ayah Desmond, Tom Doss menentang
niat mulia anaknya. Pasalnya, banyak teman-teman masa kecil ayahnya yang mati
muda setelah berperang pada Perang Dunia I. Ia memperlihatkan sejumlah makam
teman masa kecilnya pada Desmond. Tapi Desmond meyakinkan ayahnya bahwa ia
tidak akan membunuh siapapun saat perang, ia hanya akan memberi bantuan medis
pada prajurit yang terluka. Tentu saja ayahnya keheranan dengan niat mulia
Desmond karena hal tersebut sangatlah mustahil untuk dilakukan.
Dorothy juga termasuk orang terdekat
Desmond yang tidak setuju dengan Desmond yang mendaftarkan diri sebagai bagian
dari Angkatan Darat Amerika Serikat. Namun, biar Dorothy gak rewel, Desmond
langsung mengajak Dorothy untuk segera menikah setelah ia menyelesaikan
pendidikan militernya di Fort Jackson dan Dorothy menerimanya. Romantis banget
memang Desmond ini.
Di Fort Jackson, Desmond ditempatkan di bawah pimpinan Sersan Howell (diperankan Vince Vaughn). Mulanya, Desmond diremehkan oleh atasannya karena ia tergolong kurus untuk seorang prajurit Angkatan Darat. Namun Desmond berhasil menunjukkan kemampuannya dalam segi fisik dalam sesi latihan fisik. Ia bahkan berhasil menang dari 'Smitty' Ryker (diperankan Luke Bracey), prajurit terbaik disana.
Desmond menolak menggunakan senjata
Saya pikir, seperti pada film perang lainnya,
Desmond kelak akan jadi prajurit yang berjuang habis-habisan di medan perang
dengan senjatanya. Namun film ini benar-benar beda banget karena Desmond
menolak untuk menggunakan senjata api. Ketika diberi pelatihan oleh Sersan
Howell untuk menggunakan senjata api, Desmond menolaknya karena ia mendaftarkan
diri sebagai bagian dari Angkatan Darat Amerika Serikat sebagai tentara medis,
bukan tentara yang memegang senjata. Tentu hal ini bikin Sersan Howell gak
habis pikir karena tentara medis sekalipun harus mampu menggunakan senjata api
biar ia bisa menjalankan tugasnya untuk mengobati prajurit yang terluka. Gimana
ia bisa mengobati prajurit yang terluka jika tak bisa melindungi dirinya
sendiri?
Sersan Howell membawa Desmond untuk menghadap Kapten Glover (diperankan Sam Worthington) biar Desmond bisa menjelaskan maksud Desmond tersebut. Desmond menjelaskan bahwa dalam keyakinannya, ia tidak diperbolehkan untuk membunuh siapapun, makanya ia gak mau memegang senjata api, ia cuma pingin mengobati prajurit yang terluka di medan pertempuran. Ia juga pingin nggak latihan pada hari Sabtu karena menurut keyakinannya, Hari Sabtu adalah Hari Sabat yang ia pergunakan untuk beribadah pada Tuhan.
Hal ini bikin Sersan Howell dan Kapten
Glover keheranan. “Ya kali nanti pas hari Sabtu perang harus dihentikan
hanya karena Desmond punya keyakinan hari Sabtu adalah Hari Sabat?”,
sampai-sampai mereka menyuruh Desmond untuk melakukan tes psikoligis, takutnya
Desmond adalah orang yang punya masalah mental. Namun tes psikologis yang
dilakukannya menyimpulkan bahwa Desmond bukanlah orang dengan gangguan jiawa
alias ODGJ.
Angkatan Darat gak punya pilihan lain,
mereka terpaksa ngejrain Desmond dengan menyiksanya habis-habisan biar ia paham
bahwa ia gak mungkin bisa bertempur demi negara jika tidak memegang senjata.
Desmond juga dihajar habis-habisan di barak atas perintah petinggi Angkatan
Darat. Namun ia masih tetap idealis dan gak keberatan dengan hal tersebut atas
keyakinannya pada keyakinan yang dianutnya.
Setelah beberapa bulan menjalani
pendidikan militer di Fort Jackson, para prajurit yang sudah lulus pendidikan
dikasih libur untuk sekadar berkumpul dengan keluarganya sebelum mereka dikirim
ke medan perang. Namun Desmond gak bisa ngambil cuti karena gak lulus tes untuk
menggunakan senjata api. Bukan sekadar gak lulus, Desmond memang gak mau megang
senjata api sama sekali sedari awal. Hal ini membuat Desmond kecewa karena
semula ia bermaksud menggunakan waktu cutinya untuk menikah dengan Dorothy.
Desmond gak cuma dilarang cuti, tapi ia
sampai dijebloskan pada penjara sebelum disidang pada Pengadilan Militer karena
dianggap membangkang. Kapten Glover dan Dorothy mengunjungi Doss di penjara dan
mencoba meyakinkan Desmond untuk mengaku bersalah pada persidangan nanti biar
bisa bebas. Tapi Desmond menolak karena ia bersikeras bahwa ia tidak
membangkang. Ia hanya menjalankan keyakinannya sebagai Jemaat Advent yang taat.
Di persidangan militer yang
dijalankannya, Desmond bersikeras tidak bersalah. Tiba-tiba, ayahnya, Tom Doss
datang dengan mengenakan seragam militer. Rupanya, Tom merupakan veteran Perang
Dunia I, makanya ia melarang kedua putranya untuk jadi prajurit karena ia sudah
meluihat kengerian perang.
Tom Doss yang menyelamatkan anaknya dari hukuman
Tom berhasil mendapatkan surat dari mantan komandannya saat Perang Dunia I bahwa Desmond sama sekali tidak bersalah karena berdasarkan Konstitusi Amerika Serikat, Desmond hanya menjalankan keyakinannya sebagai jemaat Advent sehingga ia bisa bebas dari segala tuduhan. Desmond pun akhirnya bisa menikah dengan Dorthy. Di balik sikap kerasnya, Tom adalah ayah yang baik banget!
Akhirnya pertempuran yang sesungguhnya
benar-benar terjadi. Desmond ditempatkan pada Divisi Infenteri 77 yang
ditempatkan di Okinawa. Desmond dan prajurit lainnya ditugaskan untuk
mengamankan Hacksaw Ridge, sebuah tebing di Okinawa yang merupakan basis
pertahanan tentara Jepang. Saat tiba disana, Desmond melihat kengerian perang
dimana ribuan prajurit terluka. Beberapa diantaranya ada yang masih hidup tapi
kehilangan kaki atau tangannya. Pokoknya benar-benar ngeri!
Seluruh latihan yang dilakukan mereka
di Fort Jackson benar-benar tidak ada apa-apanya dibandingkan medan pertempuran
yang sesungguhnya. Sejumlah pasukan ada yang langsung tewas seketika terkena
terjangan peluru tentara Jepang. Ada yang terkena ledakan granat sehingga harus
kehilangan kakinya. Yang saat pendidikan merasa paling jago karena jago
menembak atau selalu nomor satu saat latihan fisik tidak bisa berdaya sama
sekali. Baik tentara Amerika maupun Jepang sama-sama kewalahan menghadapi
lawannya masing-masing. Kedua belah pihak kehilangan banyak pasukan akibat
pertempuran di Hacksaw Ridge.
Yang unik, Desmond benar-benar gak bawa
senjata sama sekali di pertempuran yang nyata ini. Lagian, kalaupun dia bawa
senjata, dia gak bisa menggunakannya sama sekali. Kalaupun ia bisa
menggunakannya, saya yakin ia tidak mau menggunakannya karena bertentangan
dengan keyakinan yang diyakininya. Desmond tetap idealis pada pertempuran ini
dengan menyelamatkan sebanyak-banyaknya prajurit disana, termasuk para prajurit
yang telah kehilangan kakinya. Bagi prajurit medis lainnya lainnya, prajurit
yang telah kehilangan kaki tidak akan diprioritaskan karena harapan hidupnya
kecil. Tapi tidak dengan Desmond.
Setelah bertempur seharian, akhirnya
Desmond dan prajurit lainnya bisa beristirahat pada malam hari. Meskipun begitu
mereka tetap harus waspada akan serangan tentara Jepang yang sewaktu-waktu bisa
menyerang mereka ketika mereka tidur, makanya mereka harus gantian jaga satu
sama lain.
Malam itu juga, Desmond saling tukar
cerita dengan Smitty. Selain karena alasan relijiusitas dan trauma masa lalu
akan perbuatannya yang hampir membunuh saudara kandungnya, alasan Desmond tidak
mau menggunakan senjata adalah karena ia pernah hampir membunuh ayahnya yang
sedang mabuk. Smitty juga bercerita bahwa ia pernah ditinggalkan ibu kandungnya
di panti asuhan dan tidak pernah kembali sama sekali. Bounding antara Desmond
dan Smitty terjadi saat itu. Mereka yang sebelumnya merupakan rival menjadi
teman yang akrab dan saling respect satu sama lain.
Kenyataannya, di lapangan, Desmond dan
teman-temannya sangatlah kewalahan. Banyak diantara mereka yang gugur dalam
pertempuran. Beberapa rekan Desmond seperti Smitty, Sersan Howell terluka
parah. Mereka semua ditinggalkan begitu saja karena kalah jumlah.
Namun Desmond tidak menyerah untuk
menyelamatkan sebanyak mungkin orang yang bisa ia selamatkan dalam medan
pertempuran. Ia pun sempat mengalami pergolakan batin. Ia sempat ragu dengan
Tuhan. Ia sempat bingung. Namun akhirnya ia bisa bangkit dari pergolakan batin
tersebut dan bertekad untuk menyelamatkan sebanyak mungkin prajurit yang bisa
ia selamatkan ke tenda medis.
Desmond berulang kali bolak balik menyelamatkan banyak prajurit yang terluka dari tengah medan pertempuran sampai ke ujung tebing untuk menurunkan prajurit-prajurit yang bisa ia selamatkan sampai-sampai prajurit yang berjaga di bawah keheranan karena orang yang mereka kira telah gugur tiba-tiba saja turun begitu saja. Desmond pun berhasil menyelamatkan Sersan Howell yang sebelumnya sudah pasrah jika ia akan mati karena ia sendiri sudah terluka cukup parah akibat pertempuran.
Melihat perjuangan Desmond, Kapten
Glover meminta maaf pada Desmond karena ia sempat meragukan kemampuan Desmond
saat pendidikan berlangsung. Ia juga meminta maaf pada Desmond karena ia harus
meminta Desmond untuk kembali bertempur pada hari Sabtu dan mereka tidak akan
melakukan pertempuran jika Desmond tidak ikut bertempur. Desmond pun setuju dan
yang bikin merinding, seluruh prajurit yang ada disana menunggu Desmond untuk
selesai beroda terlebih dahulu sebelum memulai pertempuran mereka melawan
tentara Jepang.
Pasukan Jepang tidak mudah menyerah,
seperti yang biasa kita lihat dalam anime-anime maupun film Jepang lainnya.
Mereka terus berjuang sampai titik darah penghabisan, termasuk melakukan
cara-cara kotor supaya bisa memeangnkan pertempuran sampai-sampai Desmond turut
terluka.
Nah, saat terluka, Desmond diangkut
menggunakan tandu oleh sejumlah prajurit yang menaruh rasa respect pada Desmond
karena Desmond telah menyelamatkan nyawa orang pada pertempuran tersebut. Yang
Desmond khawatirkan hanya satu, yakni Bible miliknya. Mereka menuruti kemauan
Desmond dengan mencari Bible tersebut. Bible tersebut sangatlah berarti bagi
Desmond. Alasannya bukan karena ia cinta pada Tuhan saja, tapi karena Bible
tersebut hadiah dari Dorthy.
Perwira Jepang yang melakukan harakiri
Film ini pun tidak lupa menunjukkan
orang Jepang yang punya harga diri yang sangat tinggi. Sejumlah perwira Jepang
di pertempuran tersebut melakukan harakiri, yakni tindakan bunuh diri dengan
menusukkan pisau ke perutnya. Orang Jepang menganggap tindakan bunuh diri
tersebut adalah tindakan kesatria ketika seseorang gagal dalam tugas. Meskipun
Jepang bisa dikatakan sebagai penjahat perang, saya menaruh hormat pada orang
Jepang karena berani melakukan harakiri tersebut sebagai penebus dosa atas
kegagalannya.
Film ini pun ditutup dengan sempurna
dengan memperlihatkan Desmond Doss yang asli. Desmond dianugerahi Medal of
Honor oleh Presiden Amerika Serikat Harry Truman karena ia telah menyelamatkan
nyawa 75 prajurit Amerika Serikat dalam pertempuran Hacksaw Ridge. Film ini pun
memperlihatkan wawancara nyata sejumlah tokoh yang ada pada film ini, termasuk
Desmond.
KESIMPULAN
Sepanjang saya hidup, Hacksaw Ridge
adalah film Perang Dunia yang paling unik. Pasalnya, tokoh utama di film ini
tidak pernah membunuh lawan-lawannya sama sekali. Bahkan pegang senjata aja
nggak! Film ini juga menunjukkan bahwa perang itu gak ada enaknya. Baik di
pihak yang menang atau di pihak yang kalah, ada jutaan prajurit yang gugur
dalam pertempuran. Ada jutaan anak kehilangan ayahnya. Ada jutaan orang tua
kehilangan anaknya.
Desmond Doss juga merupakan
representasi dari jemaat Advent yang taat. Ia tidak memakan daging karena menurut
keyakinannya, daging itu haram. Dalam keyakinan jemaat Advent pun, haram untuk
membunuh manusia, makanya ia gak mau membunuh orang lain dalam pertempuran
tersebut. Tindakan Desmond tersebut membuat prajurit lainnya menaruh hormat
pada Desmond. Saya pun menaruh hormat pada Desmond. Desmond yang asli tentu
saja. Semoga tenang di sana, Desmond! Kisahmu akan tetap abadi lewat film biopik
ini.
Selain itu, akting Andrew Garfield
disini sangatlah luar biasa. Kualitas akting yang ditunjukkannya jauh lebih
baik dibandingkan aktingnya sebagai Peter Parker/Spider-Man dalam Sony's
Spider-Man Universe maupun Marvel Cinematic Universe.
Saking bagusnya, film ini pun memenangkan
dua Oscar dalam kategori Best A Film Editing dan juga Best Sound Mixing dari 4
kategori Oscar yang diraihnya. Gak usah heran, yang direct film ini Mel Gibson
yang telah mengantarkan Braveheart memperoleh Oscar tahun 1996.
0 Comments