IMDb: 7,5/10 | Rating
Saya: 9/10
Rated: PG-13 | Genre: Adventure,
Drama, History
Directed by J. A. Bayona
Screenplay by Sergio G. Sánchez
Story by Jonas Runge
Produced by Álvaro Augustin, Belén Atienza, Enrique
López Lavigne
Starring Naomi Watts, Ewan McGregor, Tom Holland
Cinematography Óscar Faura
Edited by Elena Ruiz, Bernat Vilaplana
Music by Fernando Velázquez
Production companies Apaches Entertainment, Telecinco
Cinema
Distributed by Summit Entertainment
Release date 9 September 2012 (TIFF), 11
October 2012
Running time 113 minutes | Country Spain
Language English | Budget $45 million
Bisa dibilang, saya adalah salah satu
orang yang menggemari franchise film Star Wars dan juga Marvel Cinematic
Universe. Suatu saat, saya membaca artikel yang membahas berbagai film yang
dibintangi oleh Ewan McGregor di Kincir.com dengan judul “Suka
Penampilan Ewan McGregor Sebagai Obi-Wan Kenobi? Tonton 9 Film Terbaiknya!”
Setelah membaca artikel tersebut,
prioritas saya langsung tertuju untuk menonton film dengan judul The Impossible
karena film tersebut tidak saja menampilkan Ewan McGregor saja, namun juga Tom
Holland. Makanya, saya memilih nonton film tersebut dibandingkan 8 film
lainnya. Simak ulasan saya berikut ini.
STORYLINE
The Impossible adalah film keluaran tahun 2012 buatan Spanyol yang diangkat dari kisah nyata. Film ini menceritakan Henry Bennet (diperankan Ewan McGregor), Maria Bennet (diperankan Naomi Watts) serta ketiga putra mereka, yakni Lucas Bennet (diperankan Tom Holland), Thomas Bennet (diperankan Samuel Joslin) dan Simon Bennet (diperankan Oaklee Pendergast). Mereka sekeluarga baru saja bertolak dari Jepang untuk berlibur di Khao Lak, Thailand.
Henry dan keluarganya |
Henry dan Maria adalah sosok orang tua
baik hati yang memprioritaskan keluarga di atas segalanya. Ketiga anaknya pun
adalah anak-anak cerdas dan sehat. Gak usah heran, Henry merupakan orang
Inggris yang bekerja di Jepang, sedangkan Maria adalahs seorang dokter yang
memutuskan untuk tidak lagi bekerja sebagai dokter biar bisa fokus mengurus
ketiga anaknya. Keluarga mereka adalah idaman semua orang, termasuk saya. Bukan
karena mereka berkecukupan secara ekonomi saja, tapi karena Henry dan Maria ini
orang tua penyayang yang sangat peduli dengan anak-anaknya.
Tsunami yang tiba-tiba terjadi |
Nah, saat mereka bermain-main di kolam
renang, tiba-tiba tsunami terjadi dan DUAR! Mereka tercerai berai satu sama
lain saking dahsyatnya terjangan tsunami tersebut. Ketegangan mulai terjadi
dengan seru disini. Tsunami memang benar-benar terasa sangat nyata disini.
Terjangan ombak yang tiba-tiba saja muncul entah darimana, menerjang ribuan
orang yang saat itu berada di sekitar pantai.
Gempa dan tsunami tahun 2004 merupakan salah satu bencana alam paling mematikan sepanjang sejarah umat manusia. Indonesia adalah negara yang dampaknya paling parah selain Sri Lanka, India, dan Thailand. Saat bencana ini terjadi, saya sendiri masih duduk di bangku SMP. Film ini menggambarkan bagaimana dahsyatnya tsunami tersebut. Gak kebayang gimana Aceh saat itu.
Maria dan Lucas |
Beruntung, Maria yang lagi kesusahan
menyelamatkan diri tiba-tiba melihat anaknya tidak jauh dari tempatnya
berenang. Meskipun begitu, mereka tetap kesusahan untuk bersatu karena
dahsyatnya aliran air tsunami. Setelah berjuang dengan sangat gigih dan keras,
mereka akhirnya bisa bersatu kembali dalam satu pelukan yang hangat antara ibu
dan anak.
Maria tidak sadar bahwa dada dan
kakinya terluka parah sampai Lucas memberitahunya. Wajar saja Maria tidak sadar
bahwa dirinya terluka parah, mentalnya masih shock karena baru saja diterjang
tsunami. Ia juga memikirkan nasib suami dan kedua anaknya yang entah ada
dimana. Selain itu, tidak ada siapa-siapa sepanjang mata ia memandang. Hanya
ada reruntuhan bangunan, mobil dan sejumlah jenazah manusia sepanjang mereka
berjalan mencari pertolongan. Kengerian tsunami tergambar dengan sangat jelas
di film ini.
Maria dan Lucas sempat berseteru karena
Lucas pesimis bahwa Henry, Thomas, dan Simon masih hidup. Namun, mereka
akhirnya sadar bahwa di tengah bencana seperti ini, mereka tidak seharusnya
untuk bertengkar karena akan memperparah keadaan. Mereka setuju untuk terus
berjalan mencari pertolongan sambil mencari Henry, Thomas, serta Simon.
Maria, Lucas, dan Daniel |
Sewaktu mencari pertolongan sembari
mencari Henry, Thomas, serta Simon, Maria dan Lucas bertemu dengan seorang anak
yang kira-kira baru berusia 5 tahun bernama Daniel (diperankan Johan Sundberg)
yang lagi sekarat diantara reruntuhan tanaman dan mobil yang terseret arus
tsunami. Lucas pun menggendong Daniel sambil mencari pertolongan.
Mereka bertiga pun memanjat sebuah
pohon besar biar bisa melihat keadaan sekitar dengan lebih jelas. Kengerian
tsunami benar-benar semakin nyata karena sepanjang mata memanjang, daratan
telah rata oleh dahsyatnya arus tsunami. Maria sempat kesusahan dalam memanjat
pohon karena kakinya terluka parah sampai-sampai ia harus menginjak pundak
Lucas. Tubuh Lucas yang baru berusia 12 tahun tentu belum kuat menyangga Maria
yang sudah dewasa. Namun Lucas bekerja keras biar Maria bisa memanjat pohon
dengan menggunakan pundaknya. Hebat memang Lucas ini, contoh anak yang berbakti
pada orang tua.
Maria yang ditolong akamsi Thailand |
Entah berapa lama, mereka bertiga
terdiam di pohon besar tersebut sambil meminum sebuah softdrink yang Lucas
temukan diantara reruntuhan yang diakibatkan oleh arus tsunami tersebut hingga
penduduk lokal yang selamat dari terjangan tsunami menemukan mereka. Warga
lokal tersebut tidak bisa berbahasa Inggris, namun menolong mereka bertiga ke
desanya untuk membawa mereka bertiga ke rumah sakit terdekat dari sana. Warga
Thailand di film ini digambarkan sangat baik hati. Meskipun, mereka kan gak
bisa berbahsa Inggris, jadi mereka menyeret Maria yang tengah terluka hingga
lukanya berkali-kali terkena reruntuhan bekas tsunami yang sangat menyakitkan
bagi kakinya yang terluka. Ya gimana, kan gak bisa bahasa Inggris. Mau Maria
teriak sekuat tenaga juga mereka akan kesulitan untuk berkomunkasi dengan
Maria.
Kondisi rumah sakit yang chaos |
Sesampainya di rumah sakit, rumah sakit
tersebut benar-benar chaos. Jauh lebih chaos dibandingkan kondisi rumah sakit
saat puncak pandemi Covid-19 beberapa waktu yang lalu di Indonesia. Dokter dan
perawat benar-benar sibuk menangani korban tsunami yang mengalami patah tulang,
luka disana-sini, hingga yang tidak sadarkan diri. Saya jamin, stok
obat-obatan, perban, antibiotik dan tempat tidur tidak sebanding dengan jumlah
korban yang datang ke rumah sakit tersebut.
Maria yang merupakan seorang dokter pun
segera memberitahu dokter yang menanganinya bahwa ia merupakan seorang dokter.
Mungkin biar ada bounding diantara mereka sebagai sesama rekan sejawat
biar lebih diperhatikan. Maria meminta dokter tersebut untuk menyuntikkan antibiotik
padanya karena kakinya terluka parah. Tidak saja luka, kakinya juga dalam
keadaan terbuka tanpa ditutup apapun, dan terus-terusan terkena air tsunami
sehingga ia khawatir akan terkena infeksi parah.
Maria juga meminta Lucas untuk melihat
kondisi kakinya. Ia bertanya, “Apa warna kakiku?”
Lucas pun menjawab, “Berwarna merah”,
lalu Maria pun sedikit bisa lega karena jika kakinya berwarna hitam, artinya
nyawanya sudah ada dalam bahaya. Meskipun begitu, bukan berarti Maria selamat
dari kondisi kritis karena Maria malah muntah-muntah. Saya tidak tahu kenapa
Maria muntah-muntah, mungkin akibat terlalu banyak menelan air laut ataupun
kemasukan benda asing. Barangkali nakes yang membaca blog saya bisa memberi
penjelasan?
Lucas yang sibuk menolong orang lain |
Dalam keadaan sekarat antara hidup dan
mati, Maria menyuruh Lucas untuk menolong orang-orang disana karena Maria tahu,
Lucas ini sangat piawai dalam menolong orang lain. Sebagai seorang dokter,
Maria tahu bahwa jumlah tenaga medis yang bertugas di rumah sakit tersebut
sangatlah kewalahan. Selain itu, alasan maria menyuruh Lucas untuk sibuk
menolong orang lain karena ia khawatir sewaktu-waktu dirinya bisa mati begitu
saja. Jadi biar Lucas tidak melihat kejadian yang akan menyebabkannya trauma.
Lucas memang bukan tenaga medis
profesional, tapi ia berusaha membantu sebisanya. Ia mencatat nama-nama orang
yang ada disana biar mereka bisa berkumpul bersama anggota keluarganya.
Pasalnya, banyak diantara tenaga medis Thailand yang tidak bisa berbahasa
Inggris, jadi ia berusaha menjadi perantara yang baik bagi tenaga medis dan
korban tsunami yang lagi mencari anggota keluarganya.
Lucas saat menolong keluarga Benstrom dari Swedia |
Kejadian haru terjadi disini saat Lucas
berhasil mempersatukan bapak-bapak bernama Mr. Benstrom (diperankan Douglas
Johansson) yang lagi mencari anaknya bernama Morten Benstrom (diperankan Emilio
Riccardi). Saat melihat Mr. Benstrom yang akhirnya bisa berpelukan dengan
anaknya, Lucas merasa iri karena ia masih belum bisa bersatu dengan ayah dan
dua saudara laki-lakinya yang entah ada dimana.
Tidak jauh dari pantai tempat mereka terakhir
bertemu, Henry, Simon dan Thomas telah selamat dan hanya mengalami cedera
ringan saja. Entah bagaimana ceritanya, mereka bertiga berhasil selamat dari
terjangan tsunami dan berlindung di hotel tempat mereka menginap. Ketika mereka
akan diungsikan ke tempat pengungsian, Henry memutuskan untuk mengirim Simon
dan Thomas ke tempat pengungsian karena Henry mau fokus mencari Maria dan Lucas.
Keputusan yang berat untuk Henry, namun menurutnya, itu adalah keputusan
terbaik yang bisa ia lakukan saat itu.
Henry mencari Maria dan Lucas di tengah
puing-puing reruntuhan bangunan yang disapu oleh dahsyatnya tsunami tanpa
penerangan yang memadai. Untungnya, Henry bertemu dengan mobil yang tengah
lewat dan diungsikan ke stasun bus terdekat dengan korban selamat lainnya.
Henry yang menelpon keluarganya di Inggris |
Kejadian haru benar-benar terjadi
disini. Henry bertemu dengan salah satu turis asal Eropa bernama Karl (diperankan
Sönke Möhring) yang sama-sama terpisah dari keluarganya. Henry meminjam ponsel
yang dimiliki oleh Karl supaya ia bisa menghubungi keluarganya di Inggris.
Sambil menangis, Henry menelpon keluarganya di Inggris bahwa ia baik-baik saja
dan sedang terpisah dari Maria, Lucas, Simon dan Thomas. Tindakan Henry
tersebut membuat pengungsi lainnya ikut meneteskan air mata. Melihat tangisan
Henry, Karl malah semakin bersimpati padanya. Ia memohon pada Henry supaya bisa
ikut dengan Henry dalam mencari keluarganya.
Akting Ewan McGregor benar-benar hebat!
Dari perannya sebagai Obi-Wan Kenobi dalam franchise Star Wars yang gagah perkasa,
ia bisa berakting jadi seorang ayah yang menangis saat terpisah dari
anak-anaknya dalam bencana gempa dan tsunami. Saya sendiri sama sekali tidak
menyangkanya.
Kembali ke kisah Maria dan Lucas. Film
ini kembali membuat emosi penonton naik turun karena Maria tiba-tiba tidak
berada di tempat tidurnya ketika Lucas kembali. Tempat tidurnya telah kosong
dan sesaat kemudian terisi oleh pasien lain. Tenaga medis yang tidak bisa berbahasa
Inggris pun turut memperparah keadaan tersebut sehingga Lucas menjadi panik.
Jangankan Lucas, saya saya panik ketika menontonnya.
Emosi penonton pun dibuat lebih emosional
lagi karena Lucas dibawa ke sebuah tenda kosong yang dikhususkan untuk
menampung anak-anak. Apalagi, tenaga medis yang bisa berbahasa Inggris
memperlihatkan sejumlah barang milik Maria seperti arloji, kalung, dan cincin
kawinnya. Saya sendiri sudah pasrah jika Maria benar-benar meninggal dunia.
Namun, Maria tidaklah meninggal dunia
karena terjadi kesalahan yang dilakukan oleh tenaga medis disana. Rekam medis
Maria tertukar oleh pasien lain saking kewalahannya tenaga medis disana. Maria
rupanya sudah dipindahkan ke ruangan lain supaya ia bisa dipersiapkan untuk
menjalani operasi. Dokter yang menangani Maria belum bisa melakukan tindakan
operasi karena kondisi Maria sudah sangat lemah karena kehilangan banyak darah.
Hati Lucas kembali hancur ketika ia melihat Daniel yang bisa bersatu kembali
dengan ayahnya.
Sementara itu, Henry dan Karl
berkeliling pantai dari rumah sakit ke rumah sakit untuk mencari keluarganya.
Mereka juga memikirkan skenario terburuk dengan memeriksa satu persatu kanong jenazah
sepanjang perjalanan mereka. Saya tidak bisa membayangkan bagaimana perasaan
Henry saat itu yang memeriksa setiap rumah sakit dan setiap kantong jenazah
yang ia temui dalam perjalanan. Kalau menemukan anggota keluarganya dalam
kantong jenazah kan perih juga rasanya.
Film ini mengaduk-ngaduk peraasaaan
penonton karena Thomas dan Simon tidak bisa Henry dan Carl temukan karena mereka
sudah dipindahkan ke pengungsian khusus anak-anak. Layaknya sinetron Tersanjung
yang populer pada tahun 90an, secara kebetulan Karl berhenti di rumah sakit
tempat Maria dan Lucas berada. Thomas dan Simon pun secara kebetulan berada
disana karena Simon tidak tahan ingin buang air kecil.
Henry yang akhirnya bisa bersatu dengan anak-anaknya |
Dari
kejauhan, Lucas melihat ayahnya dan mengejarnya sampai keluar rumah sakit. Tapi
saking banyaknya orang, Lucas tidak bisa mengejarnya dan berteriak sekuat
tenaga. Teriakan tersebut didengar oleh Thomas dan Simon hingga akhirnya mereka
bisa bersatu. Gak cuma Thomas dan Simon saja yang bersatu dengan Lucas, namun
Henry juga jadi ikutan bersatu. Henry langsung memeluk anak-anaknya. Rasa
bahagia Henry tidak berhenti sampai disana karena Lucas memberitahu bahwa Maria
berada di rumah sakit tersebut. Karl yang selama ini mendampingi Henry pun
akhirnya memutuskan untuk berpisah dengan Henry karena Henry sudah bertemu
dengan keluarganya.
Maria tentu saja senang karena bisa
bertemu dengan suami dan ketiga anaknya. Namun Maria agak pesimis tentang
hidupnya. Ia benar-benar kehilangan harapan untuk hidup karena sebagai dokter,
ia paham bahwa kondisinya benar-benar sekarat karena keterbatasan fasilitas
medis yang ia alami setelah bencana gempa dan tsunami tersebut. Namun Henry,
sebagai seorang suami yang baik, akhinya berhasil meyakinkan Maria supaya bisa
lebih optimistis dalam menjalani segala perawatan medis yang dialaminya.
Emosi penonton pun kembali diaduk-aduk
setelah film ini memperlihatkan flashback tentang bagaimana Maria terseret arus
dan terluka oleh serpihan benda-benda yang membuat kakinya terluka. Bagi
sebagian orang, adegan ini bisa bikin ngilu. Namun, seperti anime-anime yang
telah saya tonton, tiba-tiba Maria diperlihatkan bisa keluar dari terjangan
arus tersebut sebagai representasi semangat hidupnya yang telah kembali.
Maria diangkut dengan pesawat ke Singapura |
Keesokan harinya, Maria yang sudah
selesai menjalani operasi tentu saja sudah membaik. Mereka bersiap-siap untuk
pergi ke Singapura karena asuransi tempat Henry bekerja telah mempersiapkan
pesawat carteran biar Maria dan keluarganya bisa dirawat di Singapura. Privilege
benar-benar sangat berguna, sekalipun dalam bencana alam seperti ini. Pasalnya,
jika Henry tidak bekerja di perusahaan multinasonal, ia hanya akan mendapat
perawatan seadanya karena perusahaan biasa tidak menyediakan asuransi dengan
fasiltias selengkap ini, sampai-sampai menyiapkan pesawat carteran segala.
Sungguh, saya iri dengan apa yang Henry miliki. Moral of the story, harus jadi
orang kaya dan orang pintar biar kalau kena musibah, bisa dapat keringanan
karena privilege yang dimiliki.
Sebelum lepas landas, Lucas pun memberitahu
ibunya bahwa ia telah melihat Daniel yang bisa kembali dengan ayahnya. Film ini
pun ditutup dengan Henry dan keluarganya yang melihat ribuan jenazah yang
tergeletak begitu saja di dalam kantong jenazah, menunggu untuk diidentifikasi
sebelum dikebumikan.
KESIMPULAN
Pemeran film dan keluarga aslinya |
Gak usah panjang-panjang kesimpulannya.
Naomi Watts disini aktingnya juara banget! Ia sempat dapat nominasi Oscar atas
aktingnya sebagar Maria Bennett. Akting TOm Holland pun bagus banget, dan
menurut saya, akting Tom Holland jauh lebih sempurna di film ini dibandingkan
aktingnya dalam Marvel Cinematic Universe. Segeralah tonton film ini!
0 Comments