IMDb: 6,4/10 | Rating Saya: 7/10

Rated: PG-13 | Genre: Adventure, Comedy, Crime

Directed by Ted Kotcheff

Written by Robert Klane

Produced by Victor Drai

Starring Andrew McCarthy, Jonathan Silverman, Catherine Mary Stewart, Terry Kiser  

Cinematography François Protat

Edited by Joan E. Chapman

Music by Andy Summers

Production companies Gladden Entertainment       

Distributed by 20th Century Fox

Release date 5 July 1989

Running time 97 minutes | Country United States

Language English | Budget $15 million

 

Sepertinya, jarang sekali orang Indonesia yang pernah menonton atau bahkan mendengar film komedi berjudul Weekend at Bernie's. Selain karena film ini dirilis pada tahun 1989, film ini tidak termasuk dalam jajaran film terkenal di Indonesia. Saya sendiri pertama mendengar judul film ini dari sitkom How I Met Your Mother. Dalam sitkom How I Met Your Mother, salah satu tokoh utamanya, Barney Stinson pernah beberapa kali menyebut film berjudul Weekend at Bernie's. Bukan hanya menyebutnya saja, ia bahkan terobsesi dengan film ini. Makanya gak mikir panjang, saya langsung nonton film ini. Simak ulasan saya berikut ini.

 

STORYLINE

Weekend at Bernie's adalah film keluaran tahun 1989 buatan Amerika Serikat yang bercerita tentang dua orang karyawan bernama Larry Wilson (diperankan Andrew McCarthy) dan Richard Parker (diperankan Jonathan Silverman). Larry dan Richard bekerja di salah satu perusahaan asuransi di New York City. Mereka bukan sekadar rekan kerja biasa, tapi sepasang sahabat yang sering nongkrong bersama di luar kerja.

Larry dan Richard

Larry dan Richard ini sepasang sahabat yang konyol. Mereka berdua pingin jadi orang kaya biar bisa menarik perhatian para gadis New York City. Selama ini mereka tidak dianggap gadis-gadis di New York karena mereka menganggap pekerja kantoran yang rendahan dan tidak punya uang. Richard bahkan tidak berani ngajak jalan mahasiswi yang lagi magang di kantornya, Gwen Saunders (Catherine Mary Stewart) karena takut ditolak.

Gwen Saunders

Catherine Mary Stewart di sini sangatlah cantik menurut saya. Entah kenap, gadis-gadis tahun 80an seperti punya kecantikannya tersendiri. Mode fesyen yang dikenakannya betul-betul khas. Gaya rambutnya juga selalu gaya rambut mengembang. Gak di Amerika, gak di Jepang, gak di Indonesia, hampir seluruh gadis tahun 80an gayanya selalu seperti itu.

Suatu saat, Richard menemukan serangkaian transaksi aneh pada perusahaannya. Ia menemukan ada pembayaran premi asuransi untuk kematian yang sama. Ia langsung memberitahu Larry akan hal tersebut. Richard dan Larry yakin, jika ia melaporkan kejanggalan tersebut, karir mereka akan lebih cemerlang. Mereka berdua langsung melaporkan hal tersebut pada atasan mereka, Bernie Lomax (diperankan Terry Kiser).



Larry, Richard, dan Bernie


Bernie tentu saja langsung memuji mereka karena mereka ia anggap sangatlah jeli. Bernie pun mengundang mereka berdua ke rumahnya di The Hamptons untuk berlibur. Richard dan Larry tentu saja sangat senang. Mereka langsung membayangkan karir mereka yang akan mulus karena mereka berdua telah berjasa besar pada perusahaan tempat mereka bekerja.

Richard dan Larry selalu iri dengan Bernie karena ia selalu hidup mewah dengan mengendarai mobil sports dan kedapatan selalu menggandeng wanita cantik padahal usianya sudah tidak muda lagi. Ya jelas, Bernie kan jabatannya CEO, jadi penghasilannya jauh lebih besar dari Richard dan Larry.

Di luar premis tersebut, Richard memberanikan diri untuk mengajak Gwen untuk kencan meskipun kikuk banget cara ngajaknya. Namun kencan mereka berakhir karena Richard kedapatan masih tinggal bersama orang tuanya. Maklum saja, di banyak negara Barat, masih tinggal dengan orang tua saat seseorang berusia lebih dari 17 tahun adalah aib.

Kembali ke premis utama film ini. Tanpa sepengetahuan Richard dan Larry, Bernie ternyata adalah otak di balik sejumlah transaksi janggal yang mereka temukan. Bernie bahkan bertemu dengan Vito (diperankan Louis Giambalvo), partnernya dalam hal-hal ilegal. Bernie bertemu Vito untuk merencanakan pembunuhan Richard dan Larry. Makanya Bernie mengundang mereka untuk menghabiskan akhir pekan di rumahnya.

Namun, siapa sangka, Bernie malah dibunuh oleh Paulie (diperankan Don Calfa), anak buah Vito karena mereka takut Bernie akan berkhianat. Paulie dan Vito akan melimpahkan pembunuhan tersebut pada Larry dan Richard dengan menyiapakan sejumlah barang bukti yang akan menyudutkan mereka berdua.

Bernie yang sudah tidak bernyawa

Setibanya di rumah Bernie, Larry dan Richard heran karena tidak ada siapa-siapa di sana. Mereka pun akhirnya menemukan Bernie di salah satu ruangan dan menyangka Bernie lagi teler akibat pemakaian obat-obatan terlarang. Pasalnya, mereka menemukan suntikan dan heroin di saku pakaian Bernie. Meskipun lemot, akhirnya mereka sadar bahwa Bernie sudah meninggal dunia.

Mereka berdua langsung panik dan memikirkan cara bagaimana caranya lolos dari permasalahan tersebut. Seketika, puluhan orang langsung masuk ke rumah Bernie dan berpesta di sana. Mereka tidak sadar bahwa Bernie sudah meninggal dunia karena Larry dan Richard membuat Bernie seolah-olah lagi duduk santai di sofa setelah teler akibat konsumsi heroin. Rupanya, hampir setiap akhir pekan, Bernie selalu berpesta di rumahnya tersebut dan mengundang puluhan orang untuk berdansa sambil mabuk-mabukan, dan terkadang, sambil mengkonsumsi obat-obatan terlarang biar teler. Kocak banget!

Larry dan Richard bertengkar terus-terusan karena Larry pingin mereka memalsukan kematian Bernie, sedangkan Richard kepingin mereka melaporkan kematian Bernie pada polisi. Di saat itu, Richard melihat gadis yang ia taksir, Gwen sehingga sejenak ia melupakan masalah Bernie.

Richard dan Gwen


Richard meminta maaf pada Gwen terkait kencannya tempo hari. Richard dan Gwen pun langsung jalan-jalan di pantai dan naik ke sebuah mercusuar. Romantis banget! Richard sampai-sampai terjatuh di mercusuar karena cahaya silau mercusuar. Tapi hal tersebut membuat Gwen tertawa terbahak-bahak yang membawanya jatuh cinta pada Richard. Mereka pun berciuman di pantai. Saat berciuman, Richard menemukan jenazah Bernie yang terbawa ombak entah darimana. Kocak!

Setelahnya, adegan yang ada pada film ini diisi dengan kekocakan demi kekocakan. Richard dan Larry berusaha mengkamuflase kematian Bernie pada orang-orang yang sering berlalu lalang di rumah Bernie dengan membuatnya rebahan di kursi santai. Di sisi lain, anak Vito mendapati bahwa Bernie masih hidup karena ia melihat Bernie sedang bercinta dengan pacarnya. Pacar Bernie, Tina (diperankan Catherine Parks) lagi mabuk berat makanya ia gak sadar bahwa Bernie sudah meninggal dunia. Kocak!

Bernie yang dikamuflase tidak meninggal dunia

Selain itu, Larry dan Richard berusaha menyembunyikan kematian Bernie dari Gwen karena Gwen ingin mengucapkan ucapan terimakasih pada Bernie karena ia telah diizinkan magang disana selama beberapa bulan. Gwen yang sebelumnya pernah dibohongi Richard langsung menganggap Richard menyembunyikan sesuatu darinya.



Paulie, yang merupakan pembunuh Bernie pun sama kocaknya. Ia tertipu oleh kamuflase yang dilakukan Larry dan Richard sehingga ia kembali ke rumah Bernie untuk membunuh Bernie. Tapi berakhir dengan kekalahan Paulie dengan “dibantu” jenazah Bernie yang entah kenapa selalu menyulitkan Paulie ketika berkelahi dengan Larry dan Richard.

Ending film Weekend at Bernie's

Film ini pun ditutup dengan Larry dan Richard yang akhirnya dianggap sebagai pahlawan oleh kepolisian setempat. Dan lagi-lagi jenazah Bernie kembali “berulah” karena keranda jenazahnya tergelincir dan tiba-tiba duduk di samping Larry, Richard, dan Gwen.

 

KESIMPULAN

Barney Stinson sebagai Bernie


Film ini tidak akan pernah saya temukan jika saya tidak menonton sitkom How I Met Your Mother. Akhirnya saya paham kenapa Barney Stinson sangat terobsesi dengan film Weekend at Bernie's karena Barney ingin seperti Bernie, playboy New York City yang kaya dan digandrungi banyak wanita. Terlebih, Barney kepingin bercinta dengan memerankan peran seperti Bernie yang tidak sadarkan diri sambil dibantu dua sahabatnya, Ted Mosby dan Marshall Ericksen sebagaimana Bernie yang dibantu Richard dan Larry dalam film ini.

Film ini pun sangat menghibur banget, cocok ditonton oleh kamu-kamu yang lagi suntuk dengan kehidupan yang keras. Film ini sama kocaknya seperti Trilogy The Hangover (The Hangover (2009), The Hangover Part II (2011), The Hangover Part III (2013)) yang komedinya gak ngotak sama sekali. Hanya saja, setingnya pada tahun 80an dengan segala serba-serbinya.