Selain
membawa
dua helm dan dua jas hujan, rajin mencuci sepeda motor juga merupakan jalan
ninja saya. Kenapa? Simply because people will judge you by it’s cover!
Orang lain akan menghakimimu berdasarkan penampilan terluarmu. Munafik banget
orang yang bilang “Don’t judge a book by it’s cover”!
Saya
percaya, penampilan sebuah kendaraan bermotor adalah cerminan dari pemiliknya.
Jika kendaraan bermotor yang dikendarai seseorang selalu dalam keadaan kotor,
kesan pertama saya adalah, “Ini orang gak sayang sama kendaraannya apa
gimana sih?”
Sebaliknya,
jika kendaraan bermotor yang dikendarai seseorang selalu dalam keadaan bersih,
kesan pertama saya adalah, “Ini orang benar-benar sayang dengan kendaraannya
sendiri!”
Makanya,
saya selalu berusaha menjaga kebersihan sepeda motor Honda
Supra X 100 milik saya dengan sebaik-baiknya. Supaya orang lain yang
melihat saya ketika saya mengendarai sepeda motor tersebut akan memiliki kesan
yang baik pada saya sebagaimana kesan saya pada orang lain yang menjaga kebersihan
kendaraan bermotornya.
Minimal,
satu minggu sekali, saya akan mencuci sepeda motor milik saya meskipun tidak
kehujanan sama sekali biar kebersihan sepeda motor saya bisa tetap terjaga. Jika
sudah masuk musim penghujan, frekuensi saya mencuci motor lebih sering lagi. Yah,
mencuci sepeda motor kan tidak harus dilakukan seorang diri, tinggal minta jasa
cuci sepeda motor terdekat dari tempat tinggal kamu saja. Biayanya sekitar Rp
15.000 saja kok! Kalau mau lebih hemat memang lebih baik cuci sendiri, tapi
repot kalau belum punya sarana prasarananya.
Mencuci
sepeda motor pun bukan hanya perkara penampilan saja. Jika sepeda motor jarang
dicuci, body sepeda motor akan jadi lebih kusam. Kotoran atau air hujan yang
menempel di kaki motor pun akan berkerak. Semakin lama dibiarkan, kerak
tersebut akan semakin sulit untuk dibersihkan. Kotoran dan air hujan yang tidak
dibersihkan pun akan membuat bagian motor seperti rantai, mesin, velg dan
bagian lainnya yang terbuat dari logam akan cepat berkarat. Berkaratnya bagian
sepeda motor tidak saja membuat penampilan kendaraan bermotor kita jadi tidak
estetik, namun bisa menurunkan fungsi bagian-bagian tersebut.
Selain
itu, bisa dikatakan saya sangat menyayangi sepeda motor yang saya miliki
tersebut. Makanya saya rajin mencucinya. Pasalnya, untuk bisa mengendarai
sepeda motor tersebut, ada begitu banyak perjuangan yang harus saya lakukan.
Saya bukan orang yang dianugerahi privilege berlebih seperti
orang-orang, dimana mereka bisa mengendarai sepeda motor sejak masa SMA atau
kuliah. Saya baru memiliki sepeda motor pada tahun 2019, dua tahun setelah saya
lulus dari perguruan tinggi.
Ada kepuasan tersendiri yang saya rasakan ketika melihat sepeda motor yang saya miliki terlihat rapi dan bersih. Apalagi kalau sepeda motor tersebut saya cuci sendiri. Saya lihat, tidak sedikit orang kaya yang hobi otomotif mencuci kendaraan bermotornya sendiri saking sayangnya, padahal ia mampu membayar orang lain untuk mencuci kendaraan bermotornya sendiri.
Mungkin
analoginya sama seperti orang tua yang lebih puas memandikan anaknya seorang
diri alih-alih memandikan anaknya dengan cara menyuruh babysitternya
untuk memandikan anaknya. Ada ikatan batin yang bisa dirasakan antara orang tua
dan anak jika orang tua memandikan anaknya sendiri alih-alih menyuruh orang
lain untuk memandikan anaknya.
“Ngapain
rajin cuci motor? Nanti juga kotor lagi kena hujan dan debu jalanan!”
Kalau
ada orang yang berpikiran gitu ya sama saja dengan, “Ngapain kamu mandi?
Nanti juga kotor lagi setelah beraktivitas seharian di luar rumah!”
0 Comments