Cerita tentang vampire punya daya tarik
tersendiri, seperti makhluk-makhluk mitologi lainnya di seluruh dunia. Salah
satu tokoh fiksi yang memunculkan vampire dalam ceritanya adalah Edward Cullen.
Beliau muncul sebagai salah tokoh utama dari lima film Twilight Saga yang diadaptasi
dari novel dengan judul yang sama karya Stephenie Meyer.
Namun, berbeda dengan film vampire lainnya
seperti Blade yang diperankan Wesley Snipes, kelima film Twilight Saga sangat
dibenci oleh banyak orang di seluruh dunia, terutama kaum adam. Sebelum diadaptasi
jadi film, hatersnya Twilight ini banyak banget di internet. Jumlahnya semakin
menjadi-jadi saat Twilight dibikin jadi film dan diperankan oleh Robert
Pattinson serta Kristen Stewart.
Saya sendiri gak tahu kenapa hatersnya Twilight
ini banyak banget saat ditayangkan di bioskop, terutama para anak laki-laki
yang seangkatan dengan saya. Mungkin saat ditayangkan di bioskop, saya
satu-satunya anak SMA di sekolah saya yang bela-belain nonton Twilight di
bioskop karena di sekolah, semuanya menghujat Twilight sehingga sampai
sekarang, saya gak pernah bilang kalau saya nonton film tersebut di bioskop.
Takut kena rujak!
Saya akui, cerita vampire yang ditulis
oleh Stephenie Meyer ini fokusnya bukan pada vampirnya seperti Blade. Tapi fokusnya
pada kisah cinta-cintaan antara seorang vampir bernama Edward Cullen dan
seorang anak gadis bernama Isabella “Bella” Swan.
Carlisle yang menggigit Edward
Edward Cullen sendiri bertransformasi jadi
vampir setelah ia digigit oleh Carlisle Cullen karena ia gak tega melihat
Edward yang menderita akibat wabah flu Spanyol yang menyerangnya. Sejak saat
itu, Edward “diadopsi” Carlisle dan menjalani kehidupannya sebagai seorang
vampir dengan segala privilese yang dimilikinya.
Karena bosan hidup abadi sebagai seorang
vampir, Edward sampai iseng mengulang masa SMA berulang kali sampai suatu
ketika, Bella Swan muncul sebagai salah satu siswi baru di SMA tempat Edward
“menuntut ilmu” dan seketika jatuh cinta padanya.
Nah, yang jadi masalah, fans Twilight ini
banyak banget. Sebagian besar diantara mereka adalah kaum hawa. Sedangkan,
hatersnya Twilight juga cukup banyak. Sebagian besar hatersnya adalah kaum
adam. Saat ditayangkan di bioskop, banyak dari fans dan haters Twilight yang
bertengkar. Masing-masing punya argumennya masing-masing.
Hatersnya Twilight berkilah bahwa gambaran
vampir sebagai makhluk sadis penghisap darah manusia dirusak oleh Stephenie
Meyer. Bukan hanya karena beliau menggambarkan vampire buatannya dengan kulit
yang berkilauan bak permata jika terkena sinar matahari, namun beliau juga
menggambarkan Edward Cullen dan keluarganya sebagai vampire “vegetarian” yang hanya menghisap darah
hewan alih-alih darah manusia.
Banyak juga yang membenci Twilight karena seolah
“mengkampanyekan” tindakan pedofilia
karena Edward secara teknis telah berusia 117 tahun, sedangkan Bella baru
berusia 17 tahun. Bella juga ikut terlibat cinta segitiga dengan Jacob Black
yang merupakan seorang manusia serigala. Sikapnya juga sama sekali gak tegas
dalam memilih antara Edward atau Jacob? Bella terkesan memainkan perasaan
mereka berdua sampai-sampai vampir dan manusia serigala ini baku hantam segala.
Berbeda dari latar belakang yang
melatarbelakangi kenapa banyak orang begitu membenci Twilight di atas, saya justru menyukai Twilight. Berikut ini
alasan mengapa saya menyukai cerita Twilight alih-alih membencinya seperti
sebagian besar kaum adam yang saya kenal begitu membencinya.
Pertama, Twilight menggambarkan bagaimana kisah
cinta antar remaja terjadi. Secara teknis, Edward memang berusia 117 tahun,
namun karena ia meninggal saat berusia 17 tahun, mentalnya tetap gak bisa move
on dari masa remajanya, makanya ia terus-terusan jadi anak SMA sampai akhirnya
ia bertemu Bella dan langsung jatuh cinta dengannya.
Selama 100 tahun, Edward gak pernah jatuh
cinta apalagi menikah dengan siapapun karena ia kehilangan masa remajanya
setelah tiba-tiba bertransformasi jadi vampire. Makanya ketika Bella muncul
dalam hidupnya, masa remaja Edward seolah-olah telah kembali.
Kedua,
Twilight menggambarkan
bagaimana seorang wanita ingin diperlakukan oleh pria, makanya sebagian besar
penggemar Twilight adalah kaum hawa. Terlepas dari cerita absurd antara manusia
vampire, dan manusia serigala, kisah cintanya mah menurut saya cukup bagus kok!
Secara teknis, Edward dan Jacob adalah
vampire dan manusia serigala yang jauh lebih superior dari kita sebagai manusia
biasa, tapi mereka berdua malah jatuh cinta dengan manusia biasa bernama Bella.
Seperti anak konglomerat yang ujug-ujug jatuh cinta dengan rakyat jelata di FTV
atau drakor gitulah.
Edward dan Jacob pada mulanya saling caper
di depan Bella supaya Bella bisa jatuh cinta padanya. Namun, meskipun mereka
berdua adalah vampire dan manusia serigala, mereka juga sama seperti kita, muda
rapuh ketika ditinggalin oleh ayangnya.
Jacob langsung galau dan sakit hati ketika
tahu bahwa Bella memilih untuk menikahi Edward alih-alih dirinya. Edward juga
sempat galau dan sakit hati saat Bella lagi dekat dengan Jacob. Edward bahkan sempat
mendatangi Volturi (semacam pemimpin vampire) biar ia bisa mengakhiri hidupnya
karena meskipun bisa hidup abadi, hidupnya gak akan berarti tanpa kehadiran
Bella.
Cringe sih. Manusia serigala dan vampire
kok rapuh karena cinta? Tapi dari sudut pandang para gadis remaja, kurang
romantis apa coba mereka berdua ini?
Saya juga banyak belajar dari Twilight. Terlepas dari absurdnya kisah
antara manusia, vampire, dan manusia serigala yang bisa bikin geleng-geleng
kepala.
Dari Edward dan Jacob saya belajar, jika
kamu menyukai seorang wanita, lakukan apapun yang bisa kita lakukan untuk
membuatnya senang. Perlakukanlah wanita tersebut seolah ia adalah satu-satunya
wanita yang tersisa di dunia ini di antara miliaran wanita lainnya. Nikahilah
dirinya untuk menjaga kehormatannya, sebagaimana Edward yang baru berani “menyentuh” Bella setelah mereka resmi
menjadi sepasang suami istri, tidak seperti anak zaman sekarang yang sudah “saling bersentuhan” sebeum resmi jadi
sepasang suami istri.
Tanpa bermaksud merendahkan da menyinggung
fans maupun haters Twilight, Itulah sejumlah alasan yang membuat saya menyukai
Twilight aih-alih membencinya seperti yang dilakukan sebagian besar kaum adam.
Iya sih, keberadaan vampire dan manusia sergalanya absurd banget, tapi fokus
Twilight emang kisah cintanya doang kok. Vampire dan manusia serigalanya cuma
gimmick doang biar menarik perhatian penonton!
0 Comments