Sampai tulisan ini saya tulis, Marvel Cinematic Universe adalah satu-satunya cinematic universe tersukses. Kumpulan superhero, anti-hero hinga villain Marvel yang selama ini hanya saya nikmati lewat buku komik, animasi dan gimnya bisa saya saksikan dalam bentuk live action yang ciamik banget dan memanjakan mata!

Marvel Cinematic Universe pun sukses membangun semestanya secara perlahan mulai dari Iron Man (2008) hingga Avengers: Endgame (2019). Bahkan, setelah End Game, terobosan Marvel Studios tidak juga berhenti karena sukses memperkenalkan konsep multiverse dengan menampilkan tiga Spider-Man yang berbeda, mulai dari Tobey Maguire, Andrew Garfield, hingga Tom Holland.

Baca juga : Tobey Maguire Berperan Epik di Film Spider-Man Terbaik. No Debat, No Kecot!

Namun, kehadiran tiga Spider-Man yang ditampilkan Marvel Studios saya pikir sekadar jualan nostalgia belaka. Alangkah baiknya, Marvel Cinematic Universe ditamatin aja di End Game. Pasalnya, capek banget ngikutinnya!

Sebelum End Game, ngikutin MCU itu gampang banget! Dalam satu tahun, ada dua hingga tiga film MCU yang bisa saya tonton di bioskop. Kalau gak sempat nonton di bioskop tinggal nunggu tayang di layanan streaming aja di rumah.

Sekarang? Selain harus nonton moviesnya, kita juga harus nonton serialnya juga biar bisa ngerti jalan cerita MCU yang kita tonton di bioskop. Contohnya, bagi yang belum pernah nonton serial Wanda Vision pasti bakal kebingunan saat nonton DoctorStrange in the Multiverse of Madness (2022).

Tokoh-tokoh “sampingan” macam Scarlett Witch, Loki, She-Hulk, Hawkeye, Falcon, Winter Soldier, Moon Knight hingga Ms. Marvel memang sengaja dibikin dalam bentuk serial alih-alih dalam bentuk movies bukan semata-mata biar storyline dan semesta MCU bisa lebih dalam, tapi biar keuntungan Marvel Studios bisa lebih besar. Biar penggemar Marvel nyempetin nonton serialnya dulu sebelum nonton moviesnya di bioskop.

Kalau keluarnya satu-satu sih gak terlalu masalah. Pasalnya, serial Marvel dirilis dalam waktu yang berdempetan. Baru mau nonton serial Wanda Vision, eh serial Loki keluar. Baru mau nonton serial Falcon, eh serial MS. Marvel keluar.

Saya sih lebih mengutamakan nonton moviesnya aja di bioskop. Saya yang bidang pekerjaannya tergolong “nyantai” dan masih single aja gak sempat nonton satupun serial Marvel. Apalagi yang bidang pekerjaannya sibuk banget sudah berkeluarga? Ya gak akan sempat nonton semuanya! Teman-teman saya yang udah berkeluarga pada bilang gitu soalnya! Hahahaha!

Selain itu, saya lihat, ceritanya terkesan monoton dan gitu-gitu aja. Hal ini diperparah dengan agenda SJW yang menampilkan unsur-unsur women supremacy, blackwashing, unsur-unsur LGBTQ, hingga propaganda yang terlalu dipaksakan. Pasalnya, ada atau nggaknya hal tersebut gak relate ke storylinenya juga kok!

Gak salah orang yang bilang, “MCU harusnya ditamatin aja di End Game aja biar epic!”, soalnya buat ngikutin MCU sekarang ini capek banget dengan berbagai serial yang harus ditonton terlebih dahulu biar bisa lebih ngerti storylinenya.

Meskipun saya menuliskan hal ini, saya tetap nonton semua film MCU kok meskipun gak nonton di bioskop. Saya tetap nonton filmnya di rumah. Serial-serial MCUnya juga bakalan saya tonton, tapi gak sekarang. Mungkin besok atau bulan depan karena seperti yang saya bilang di atas, setelah End Game, “Kok gak semangat dulu ya nontonnya?”

Memang, tidak mudah melanjutkan semesta film yang sudah dibangun selama lebih dari 10 tahun seperti MCU. Tidak mudah mengatur ratusan aktor dan aktris dalam satu semesta selama lebih dari 10 tahun. Tidak mudah mengadaptasi multi semesta komik yang penggemarnya pada fanatik kayak Marvel Comics dalam bentuk serial apalagi film. Tapi ya dibandingkan dengan DCEU, MCU jauh lebih bagus karena dikemas dengan lebih apik. Semesta DC jauh lebih problematik jika dibandingkan dengan semesta MCU.

Selain itu, kami juga rindu pada sosok Mendiang Stan Lee yang tidak lagi hadir sebagai cameo di film-film MCU seperti biasanya. Rest in peace, Stan Lee!