Ada begitu banyak pasangan uwu di cerita
fiksi. Mulai dari novel, film, anime hingga sitkom banyak menyajikan berbagai
pasangan uwu yang masuk kategori couple goals banget bagi para penggemarnya.
Tak terkecuali Marshall Eriksen (diperankan Jason Segel) dan Lily Aldrin
(diperankan Alyson Hannigan) dalam sitkom How I Met Your Mother. Mereka tuh
couple goals banget sumpah!
Baca juga tulisan saya: Andaikan
Pemeran ‘How I Met Your Mother’ Hidup di Jakarta
Marshall Eriksen adalah sahabat dari
protagonis sitkom ini, Ted Mosby (diperankan Josh Radnor). Marshall yang
berprofesi sebagai seorang pengacara mulai bersahabat dengan Ted saat mereka
kuliah karena mereka teman satu kamar di asrama kampus. Tidak lama dari
pertemuan pertama Marshall dengan Ted di asrama kampus Marshall pun bertemu
dengan seorang mahasiswi bernama Lily Aldrin yang kelak menjadi istrinya.
Sebagian besar orang yang menonton sitkom
ini berfokus pada kisah cinta Ted Mosby dan Tracy “The Mother” McConnell (diperankan Cristin Milioti) karena premis
utama sitkom ini kan Ted Mosby yang bercerita tentang kisah pertemuannya dengan
Tracy pada kedua anaknya pada tahun 2030. Ted dan Tracy memang pasangan yang
uwu. Mereka sama-sama punya latar belakang yang kelam sebelum bertemu satu sama
lain, jadinya bisa saling melengkapi. Tapi hubungan Marshall dan Lily jauh
lebih uwu menurut saya. Berikut ini alasannya.
#1
Gak terpisahkan satu sama lain
Pertemuan pertama Marshall dan Lily ini
memang klise, seperti kisah cinta lainnya pada Drakor maupun FTV Indonesia
lainnya. Lily yang punya ketertarikan pada Marshall pura-pura minta bantuan
Marshall untuk memperbaiki radio di kamar asramanya dengan mengetuk pintu kamar
Marshall. Setelahnya, mereka pun mulai berpacaran dan jadi sepasang suami istri
deh.
Marshall dan Lily adalah sepasang manusia
yang tidak bisa hidup terpisahkan satu sama lain sejak pertemuan pertama
mereka. Ketika mereka putus di akhir season pertama, Marshall sampai stress
berat karena ia tidak bisa hidup tanpa Lily. Lily pun demikian. Ketika Lily
dipingit menjelang pernikahannya, ia stress berat sampai berat badannya turun drastis
karena ia harus berpisah dengan Marshall untuk beberapa hari.
Setelah menikah, hubungan mereka malah
tambah mesra alih-alih semakin redup. Mereka akan menghabiskan waktu untuk chatan
atau telponan satu sama lain dengan mesra ketika keduanya lagi bekerja. Sampai-sampai
dianggap aneh oleh orang lain.
#2
Rela mengesampingkan ego
Yang bikin saya ngeship hubungan mereka
bukan karena hubungan mereka yang selalu adem ayem dan selalu mesra. Justru
pertengkaran yang terjadi diantaranyalah yang bikin saya ngeship dengan
hubungan mereka. Alih-alih mengedepankan egonya saat bertengkar, mereka
justru akan meluangkan waktu untuk
bertengkar habis-habisan biar bisa mencari solusi dari apa yang mereka
pertengkarkan.
Lucunya, saat pertengkaran tersebut,
mereka bisa melakukan “pause” dan melupakan pertengkaran tersebut untuk
sementara. Mereka memanfaatkan “pause” tersebut untuk mandi, makan, hingga
menerima tamu. Tujuannya biar kegiatan harian mereka tidak terganggu dengan
pertengkaran mereka. Setelah kegiatan tersebut selesai, barulah pertengkaran
tersebut dilanjutkan supaya mereka bisa mencari solusi dari apa yang mereka
pertengkarkan.
#3
Suportif satu sama lain
Mereka juga saling support satu sama lain.
Ketika Lily tidak sanggup mengendalikan diri dari sifat shopaholic yang membuat
tagihan kartu kreditnya membengkak hingga harus pergi ke psiklog, Marshall
terus mendampinginya sebagai bentuk dukungan moral. Ketika Marshall harus
lembur untuk menyelesaikan kasus yang ditanganinya pun Lily memberikan
dukungannya untuknya dengan memasakkan makanan kesukaanya ketika ia pulang
kerja.
Ketika Marvin Eriksen (ayah Marshall)
meninggal dunia, Lily selalu ada di sampingnya. Ia bahkan mengesapingkan egonya
dan berdamai dengan ibu Marshall, Judy Eriksen, supaya Marshall bisa pulih
setelah ayahnya meninggal dunia. Marshall pun gak mau kalah. Selama ini Lily
masih menyimpan dendam pada ayahnya yang sembrono dan tak pernah ada di sampingnya
ketika kecil, Marshall berusaha merangkul mereka berdua untuk berdamai satu
sama lain.
Ketika mereka sudah punya anak, mereka sengaja membuat jadwal piket supaya mereka berdua bisa gantian untuk istirahat. Pekerjaan rumah tangga pun mereka bagi dua supaya beban kerjanya gak timpang satu sama lain. Couple goals banget! Sampai bikin Ted sebagai tokoh utama iri.
Itulah beberapa alasan saya kenapa memilih
nge-ship Marshall dan Lily alih-alih nge-ship Ted dan Tracy “The Mother”,
Barney Stinson (diperankan Neil Patrick Harris) dan Robin Scherbatsky
(diperankan Cobie Smulders), maupun Ted dan Robin dalam sitkom ini. Kayaknya, Craig
Thomas and Carter Bays sebagai creator sitkom ini pun nge-ship hubungan mereka
berdua, deh. Buktinya mereka dibuat sedemikian uwunya dari season pertama
sampai sitkom ini tamat.
0 Comments