Hari
ini sepulang kerja, dahi saya dibuat mengernyit dengan pernyataan Menteri
Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Indonesia, Sandiaga Uno. Beliau ngetweet kayak
gini: “Meski
harga-harga kini sedang meningkat, namun jika kalian pintar dalam mengelola
keuangan, saya yakin kalian bisa selamat dan bangkit jauh lebih baik”
Pak
Sandi, saya tidak meragukan kemampuan Pak Sandiaga dalam urusan mengelola uang.
Pak Sandi sendiri pernah berkuliah di Amerika Serikat sebelum memulai karirnya
dengan bekerja pada salah satu bank. Pak Sandi juga salah satu pengusaha
terkaya Indonesia sebelum terjun ke dunia politik. Artinya, Pak Sandi jauh
lebih pintar dari saya. Cuma kalau harga kebutuhan pokok naik dan uangnya gak
ada, GIMANA NGATURNYA PAK?
Analoginya
gini deh Pak. Gimana caranya Persib Bandung bisa menang lawan Manchester City
atau Real Madrid? Tentunya, kita gak akan bilang “Meski harga pemain sepakbola
sedang meningkat, namun jika kalian pintar dalam mengatur strategi sepakbola,
saya yakin kalian bisa menang melawan Manchester City atau Real Madrid”
Jujur
saya, Pep Guardiola dan Zinedine Zidane aja pasti udah nyerah duluan kalau
disuruh melatih Persib Bandung dan diharuskan menang melawan Manchester City
atau Real Madrid. Sepintar apapun mereka mengatur strategi sepakbola, kalau cuma
dikasih pemain Persib Bandung ya pasti bakalan bingung gimana melawan dua tim
tersebut. Demikian juga Pak Sandi. Sepintar apapun Pak Sandi mengelola uang,
kalau ada di posisi saya yang kehilangan pekerjaannya akibat pandemi, Bapak
juga pasti bingung!
Analogi
yang lebih sederhana gini deh Pak. Tweet Pak Sandi itu ibarat orang good
looking yang ngasih nasehat orang (kurang) good looking yang lagi minder untuk
nyatain perasaannya apda gebetannya. Sungguh gak liat situasi dan kondisi.
Untuk
bertahan hidup di tengah-tengah pandemi, saya sudah mencoba berbagai macam
pekerjaan, mulai dari kurir ekspedisi, jadi waiter di kedai dimsum, hingga jadi
staf housekeeping di salah satu kantor agensi, Pak. Saya juga sudah mencoba
hemat sehemat-hematnya dengan membawa dua porsi bekal setiap kali bepergian.
Gak lupa, saya juga selalu membawa tumblr ukuran satu liter kemana-mana biar
hemat. Saya juga menunggangi Supra
X 100 yang dikenal irit bensin sejak 20 tahun yang lalu. Tetap aja susah
ngatur keuangannya, Pak!
Pak
Sandi, tanpa mengurangi rasa hormat, Pak Sandi pasti gak pernah minta tolong
temannya buat transfer 10ribu Rupiah supaya bisa ngambil uang 50ribuan di ATM
kan? Pak Sandi juga pasti gak pernah merasakan ngedorong sepeda motor akibat
kehabisan bensin kan? Soalnya dari yang saya tahu, Pak Sandi udah punya
privilese istimewa sejak lahir, makanya bisa kuliah di Amerika juga, gak kayak
jutaan rakyat Indonesia lainnya yang untuk makan aja susah.
Dengan
privilese yang berlimpah, wajar rasanya Pak Sandi bisa melakukan perencanaan
keuangan sekalipun di tengah pandemi dan resesi ekonomi sekalipun. Perencanaan
keuangan yang dilakukan Pak Sandi pun bukan sekadar untuk satu atau dua bulan
kedepan, melainkan untuk satu atau dua dekade kedepan pun bisa. Perencanaannya
bukan hanya jangka panjang, tapi jangka sangat panjang!
Saya
gak pesimis dan patah semangat kok, Pak Sandi, tenang aja. Saya hanya
menjelaskan realita saya dan jutaan masyarakat Indonesia lainnya yang gak punya
privilese kayak Pak Sandi. Mungkin Bapak gak ngeliat realitas tersebut karena
Bapak terbiasa hidup enak sejak lahir. Itu wajar kok, hamir semua orang yang
punya privilese gak sadar dengan privilese yang ia miliki.
Saya
cukup kagum dengan Pak Sandi. Selain sukses sebagai pengusaha dan politisi,
Bapak juga good looking banget! Bapak juga masih menyempatkan diri untuk
olahraga di tengah-tengah agenda kesibukan Bapak yang padat. Tapi mohon maaf
Pak Sandi, nggak semua nasihat finansial pak Sandi bisa dengan mudahnya diterakan
oleh masyarakat tanpa privilese seperti Bapak.
Orang
yang gak punya privilese itu bukannya gak mau menyisihkan sebagian dari
penghasilannya untuk kehidupan yang lebih baik seperti main saham atau buka
usaha, tapi hamir seluruh penghasilannya sudah habis untuk memenuhi kebutuhan
sehari-hari macam bayar uang sekolah, bayar listrik, bayar PDAM, hingga BPJS!
Buat makan sehari-hari aja ngepas banget Pak! Gimana mau investasi?
Mengelola
keuangan yang disampaikan Pak Sandi itu benar. Saya setuju. Saya juga lagi
belajar gimana caranya mengelola keuangan biar masa tua saya gak sengsara. Tapi
sekali lagi, gak semua orang hidupnya mulus kayak Pak Sandi.
Pak
Sandi beruntung bisa investasi sejak muda. Saya dan jutaan rakyat Indonesia
lainnya bahkan belum punya kebebasan finansial di usianya yang sudah menginjak
kepala tiga. Alih-alih sibuk berinvestasi seperti Pak Sandi, saya masih harus
sibuk meningkatkan kompetensi yang saya miliki supaya bisa punya pekerjaan di
tengah persaingan yang semakin lama semakin ketat ini.
Saya
dan jutaan rakyat Indonesia lainnya sih pinginnya juga sukses di usia muda
kayak Pak Sandi biar bisa ngatur keuangan kayak kata-kata Pak Sandi. Sungguh
Pak! Tapi kan gak semua keinginan kita terwujud semudah itu Pak!
0 Comments