Developer: Ryu Ga Gotoku Studio | Publisher: Sega

Directed by Kazuki Hosokawa

Produced by Masayoshi Yokoyama

Designer Koji Yoshida

Programmer Yutaka Ito

Writers Saizo Nagai

Series Yakuza

Platforms PlayStation 3, PlayStation 4, Microsoft Windows, Xbox One, Amazon Luna   

Release date 12 March 2015

Genre Action-adventure | Mode Single player

 

Di antara para gamer, saya jamin tidak banyak yang memainkan gim berjudul Yakuza. Beda halnya dengan game-game terkenal lainnya macam Grand Theft Auto yang pasti pernah dimainkan semua orang. Saya sendiri pertama kali memainkan gim Yakuza pada tahun 2022 setelah melihat review streamer game di YouTube.

Bisa dibilang, gim yang dikembangkan oleh Sega ini adalah Grand Theft Auto versi Jepang, yang sama-sama menceritakan kelamnya dunia kriminal disana. Bedanya, kita gak bisa berbuat sesukanya kayak merampok toko, mencuri mobil atau menembaki orang yak berdosa yang kita temui di jalan saja. Meskipun begitu, storyline gim ini jauh lebih kelam dibandingkan Grand Theft Auto.

Pada gim ini, kita memainkan dua tokoh utama secara bergantian, yakni Kazuma Kiryu dan Majima Goro.

Kazuma Kiryu

Tokoh pertama, Kazuma Kiryu adalah anggota Yakuza dari Dojima Family yang baru saja difitnah telah melakukan pembunuhan pada sebuah tanah kosong di Kamurocho, Tokyo. Tudingan tersebut gak cuma membuat Kiryu terancam dikeluarkan dari Dojima Family, tapi bisa membuatnya mendekam di dalam penjara.

Majima Goro

Tokoh kedua, Majima Goro adalah anggota Yakuza dari Shimano Family yang baru saja dihukum berat setelah dianggap membangkang pada perintah seniornya. Majima disiksa sampai harus kehilangan mata kirinya. Gak cuma mendapatkan siksaan fisik, Majima juga diharuskan untuk membayar hutangnya dengan mengelola Klub Kabaret Grand.

Grand Theft Auto mah gak ada apa-apanya dibandingkan gim ini, cobain deh! Perkelahian di gim ini jauh lebih sadis karena menampilkan adegan perkelahian yang sangat brutal. Meskipun kita bisa menggunakan senajata api, fokus permainan ini adalah perkelahian tangan kosong karena di Jepang, senjata api itu ilegal.

Gim ini pun bersetting di Tokyo dan Osaka tahun 80an dengan segala serba-serbinya seperti pop culture yang lagi ngetrend di Jepang tahun segitu yang bisa bikin Anemoia. Jepang juga digambarkan sebagai negara maju yang tak lepas dari segala permasalahan sosial. Pasalnya gim ini menampilkan suasana kota yang kelam banget karena ada begitu banyak orang Jepang yang digangguin Yakuza, mulai dari dipalakin, dipukulin, hingga terpaksa dilecehkan secara seksual.

Selain itu, gim ini pun menampilkan sisi gelap dari Negeri Matahari Terbit seperti industri film dewasanya yang 100% legal, prostitusi, obat-obatan terlarang, human trafficking hingga korupsi yang tidak saja melibatkan pihak Yakuzanya saja, tapi juga pihak berwajib Jepang juga.

Sebagai anggota Yakuza, kita juga dibuat galau bukan main karena jadi anggota Yakuza gak ada enaknya sama sekali. Kita harus manut pada hierarki Yakuza yang mutlak banget. Kalau kata senior A ya harus dijalankan, gak bisa menye-menye jadi B. Konsekuensinya berat banget kalau dilanggar. Pasalnya, kita gak bisa ujug-ujug ngajuin surat resign gitu aja dari Yakuza.

Para anggota Yakuza di gim ini tetap digambarkan sebagai manusia biasa yang tak lepas dari yang namanya permasalahan psikologis. Banyak perintah dari bos Yakuza bagi para anggotanya yang bikin mereka galau, seperti disuruh jadi nagih uang keamanan dari toko ke toko, hingga membunuh Yakuza dari kelompok lain yang dianggap mengganggu sehingga tak sedikit dari mereka yang punya permasalahan psikologis gangguan mental. Gak sedikit dari mereka yang akhirnya memilih untuk bunuh diri saking stressnya jadi anggota Yakuza.

Makanya, sebagai pelampiasan stress, banyak anggota Yakuza yang melampiaskan stressnya dengan berkelahi di jalanan, mabuk-mabukan, hingga bermain ke tempat hiburan dewasa yang 100% legal. Sepanjang gim tersebut, kita dibuat merasakan kegalauan yang mereka rasakan dan bikin saya bersyukur gak jadi anggota Yakuza. Berat bosque!

Makanya, gim ini sukses membuat emosi saya naik turun kayak roller coaster karena storylinenya emosional banget. Belum lagi, ketika kita menyaksikan sejumlah tokoh yang terbunuh pada gim ini, saya betul-betul ingin balas dendam pada pelakunya seolah-olah tokoh tersebut adalah teman saya di dunia nyata. Semua ini karena storyline apik yang telah ditulis oleh Sega.

Selain karena storylinenya, saya juga menuliskan tulisan ini karena gim ini punya banyak sub stories yang gak kalah menarik untuk dimainkan. Buat yang punya banyak waktu luang, gim ini pun cocok banget untuk dimainkan karena saya saja membutuhkan waktu lebih dari 85 jam untuk menamatkan gim tersebut dan saya hanya baru menaklukan 70% dari gimnya doang!

Setelah Sleeping Dogs, Mafia II dan Assassin's Creed, ini game yang endingnya bisa bikin nangis saking bagusnya storylinenya.