Foto yang saya unggah

Beberapa hari yang lalu, saya melihat kucing yang beberapa tahun ini sering berkeliaran di rumah saya, sebut saja ‘Emeng’, sedang ngeliatin saya yang lagi main lapto dari atas tangga. Sebagai penggemar kucing, saya melihat pemandangan tersebut sangatlah lucu dan gak pakai lama, saya langsung mengambil smartphone saya untuk mengabadaikan momen tersebut. Tak lupa, saya pun membagikan foto tersebut ke status WhatsApp saya dan Instastory saya.

Balasan Instastory dari kakak kelas saya


Tak lama, salah satu kakak kelas saya membalas Instastory saya dengan kalimat, Ya ampun bisa bisa nya itu kaki ngejuntai ke bawah di tangga aling atas

Ketika membaca komentar tersebut, saya sempat berpikir bahwa komentar tersebut ditujukan untuk ‘Emeng’. Setelah saya cerna lagi kalimatnya, saya pikir kakak kelas saya ingin memberitahu saya bahwa ada sesosok misterius yang duduk di anak tangga paling atas karena di foto tersebut ‘Emeng’ tidak berada di anak tangga paling atas.

Saya langsung berkonsultasi dengan Mawar (bukan nama sesungguhnya) via WhatsApp, “Ada sesuatu kah?”

“Ada, di tanggamu memang “ada” kok, tapi gak ganggu da”, ujar Mawar pada saya.

Mawar adalah salah satu teman SMP saya yang pernah beberapa kali berkunjung ke rumah saya, jadi ia tahu persis bagaimana kondisi rumah saya yang sesungguhnya. Bukan lewat laman media sosial saja. Selain itu, ia pun telah lama saya kenal sebagai salah satu orang yang dikarunia Tuhan untuk memiliki kemampuan supnaratural yang lebih dibandingkan orang biasa seperti saya.

“Tapi itu gw liat beda, bukan yang jagain, mungkin numpang lewat aja.Taro di dalam aja kucingnya, kucing kan emang jagain rumah dari yang begitu-begitu”, lanjut Mawar pada saya.

Kucing yang saya maksud pada tulisan ini adalah kucing yang sama yang sengaja saya masukkan untuk menemani saya tidur ketika saya mendapatkan mimpi buruk setelah menonton film Pengabdi Setan 2. Selain itu, saya memang setiap harinya tidur persis di sofa yang letaknya persis berada di bawah tangga yang saya ceritakan pada cerita ini.

Baca tulisan saya:  Pengalaman Saya Setelah Nonton Pengabdi Setan 2 Communion

Chat dari rekan kerja saya


Tidak lama, ada salah satu rekan kerja saya yang berkomentar, “Serem amat Pak” pada status WhatsApp saya tersebut. Saya sendiri tidak tahu maksud rekan kerja saya tersebut dengan kata ‘serem’, apakah ditujukan untuk kucingnya, atau pada sosok lain yang terdapat pada tangga rumah saya? Yang pasti, hanya Yang Maha Kuasa yang tahu persis apakah betul-betul ada sosok misterius di tangga rumah saya tersebut.

Ketika mendengar cerita di atas, mungkin kalian berpikir bahwa saya jadi takut untuk tinggal di rumah. Sejujurnya, saya merasa biasa saja karena saya sudah tinggal di rumah ini selama hampir 25 tahun lamanya, jadi kalaupun memang betul ada sosok misterius di rumah saya, mereka sudah ‘bersahabat’ dengan saya karena sudah sama-sama tinggal di rumah ini selama lebih dari dua dekade.

Sejak lama, rumah saya memang sering dikomentari negatif oleh teman maupun sanak saudara yang berkunjung ke rumah saya. Rata-rata, mereka takut untuk bermalam di rumah saya karena rumah saya tergolong besar dan gelap, yang sering dijadikan sebagai rumah-rumah lokasi film horor berseting. Sejujurnya, saya tak merasa rumah saya seram sama sekali karena saya memang sudah tinggal di rumah ini selama lebih dari 25 tahun, jadi ya sudah biasa saja. Saya juga memang tidak bisa tidur dengan lampu menyala sedikitpun sehingga rumah saya betul-betul sangat gelap ketika saya tidur sehingga teman maupun sanak saudara yang berkunjung ke rumah saya pada takut ketika menginap di rumah saya.

Selama beberapa tahun ini, saya memang sering mengalami mimpi buruk yang isinya kurang lebih saya bermaksud untuk memukul sosok misterius seperti Kuntilanak atau Suster Ngesot. Namun, persis sebelum saya bisa melayangkan bogem mentah pada sosok misterius tersebut, saya langsung terbangun dan berteriak dengan sangat kencang sehingga membangunkan Ibu saya yang tidur di kamarnya. Ibu saya sepertinya sudah ‘terbiasa’ dengan kejadian tersebut karena kejadian tersebut seolah jadi rutinitas yang saya alami selama beberapa minggu atau beberapa bulan sekali, jadi ia tidak ambil pusing.

Saya pun sering bertanya pada Mawar, apakah peristiwa tersebut akibat sosok misterius di rumah saya, atau murni faktor psikologis yang saya alami? Mawar pun sering berkata bahwa hal yang saya alami tersebut murni faktor psikologis sehingga saya tidak harus mengkhawatirkan sosok misterius yang ada di rumah saya tersebut, tapi saya harus mengkonsultasikan permasalahan psikologis yang saya miliki tersebut ke para profesional di bidangnya seperti psikolog bahkan psikiater.

Nah, menurut kalian, bagaimana?