Beberapa
tahun yang lalu, saya sempat bekerja di Jakarta. Lewat tulisan ini, saya ingin
menceritakan culture shock atau perasaat terkejut yang pernahs aya rasakan saat
bekerja di Jakarta untuk pertama kalinya setelah saya lulus kuliah.
Baca
tulisan saya tentang Jakarta di Mojok berikut ini: 4
Hal yang Bikin Kerja di Jakarta Itu Perlu Disyukuri
Disclaimer,
jauh sebelum bekerja di Jakarta, saya sudah sering berkunjung ke Jakarta sejak
kecil untuk berlibur maupun berkunjung ke sanak saudara yang tinggal di sana.
Tapi atmosfernya beda banget! Di Jakarta untuk urusan pribadi dan di Jakarta
untuk urusan kerja. Nah, tanpa banyak basa-basi, berikut ini kisahnya!
#1 Jakarta
itu Panas!
Poin
pertama ini saya rasa gak usah dijelaskan lagi ya? Jakarta jelas beda dengan
Bandung karena Bandung terletak pada ketinggian 768 meter di atas permukaan
laut, sedangkan Jakarta berada pada dataran rendah dan berbatasan langsung
dengan Laut Jawa, jadi gak usah heran kalau Bandung itu sejuk dan Jakarta itu
panas!
Saya
hampir gak pernah pakai jaket saat berada di Jakarta saking panasnya, termasuk
ketika mengendarai sepeda motor. Saya juga sering kesulitan tidur kalau ruangan
yang saya tempati gak ada ACnya. Untuk berdamai dengan panasnya Jakarta, saya
pernah sengaja jogging ba’da subuh biar sepi dan gak kepanasan, eh tetap aja
panas!
Jangan
bilang saya manja dan gak tahan panas ya! Justru ini kritikan untuk Pemerintah
biar bisa mikir gimana caranya mengurangi efek pemanasan global dengan menanam
tanaman sebanyak-banyaknya di Jakarta supaya bisa lebih sejuk sedikit gitu.
#2 Skala
Jarak Jakarta dan Bandung itu Beda!
Skala
jarak yang digunakan oleh orang Jakarta dan Bandung itu beda! Gak percaya? Sini
saya ceritain ya. Sewaktu saya bekerja di salah satu real estate di Kabupaten
Bandung yang jarak tempuhnya sekitar empat puluh menit pakai sepeda motor,
orang-orang Bandung berkomentar “Ih jauh ya! Kamu kenapa gak kost aja?”
Di
Jakarta, empat puluh menit pakai sepeda motor itu masuknya dekat! Pasalnya,
banyak pekerja yang rumahnya terletak di luar Jakarta seperti Bogor, Depok,
Tangerang serta Bekasi yang jarak tempuhnya bisa lebih dari tiga jam
perjalanan! Tidak sedikit rekan kerja saya yang berangkat sebelum adzan subuh
berkumandang biar bisa sampai di kantor tepat waktu saking jauhnya jarak antara
rumah dan kantornya.
Dari
sisi geografis pun luas Jakarta dan Bandung itu beda banget! Luas Kota Bandung
itu hanya 167,3 km², sedangkan luas Jakarta itu 661,5 km²! Luas tersebut belum
ditambah kota-kota satelit di sekitarnya lho! Makanya, skala jarak antara
Jakarta dan Bandung itu beda! Saya salut dengan kaum pekerja Jakarta yang
perjuangannya luar biasa untuk mencari nafkah!
#3 Skala
Waktu Jakarta dan Bandung itu Beda!
Poin
ketiga yang saya tuliskan ini masih nyambung dengan poin kedua. Di Bandung,
kalau janjian dengan orang, saya hampir selalu nyantai karena sejauh apapun
lokasi janjian, saya bisa sampai di lokasi tersebut kurang dari satu jam karena
saya pakai sepeda motor. Estimasi waktu tambahan satu jam lebih lama kalau
pakai mobil.
Di
Jakarta, waktu tempuh dua jam itu kategorinya dekat! Saya pernah janjian buat
meeting di daerah Kuningan dan saya baru sampai di sana setelah menempuh
perjalanan selama dua jam padahal saya berkat dari Lebak Bulus yang jaraknya
gak nyampe 15 kilometer saking macetnya! Saya jamin, kalau saya di Bandung,
perjalanan dua jam itu sudah sampai Pangalengan!
Baca
tulisan saya tentang Stasiun Gambir berikut ini di Mojok: 3
Hal yang Akan Saya Rindukan dari Stasiun Gambir
#4
Jakarta serba mahal!
Sebagai
fresh graduate, saya menganggap UMP DKI Jakarta yang nominalnya di atas 4 juta
Rupiah itu gede banget! Jauh lebih besar dibandingkan UMR Kota Bandung yang gak
nyampe 4 juta Rupiah dan UMR Jogja yang gak nyampe 2 juta! Betapa naifnya saya.
Di
Jakarta, apa-apa serba mahal. Ngekos aja mahal, apalagi hiburan! Jangankan
hiburan, buat makan aja mahal! Untuk mensiasati biaya hidup yang sangat mahal
tersebut, saya harus pintar-pintar mencari solusi, mulai dari membawa tumblr
kemana-mana, hingga bangun lebih pagi biar bisa menyiapkan bekal ketika
bepergian biar gak jajan di luar.
Udah
dihemat-hemat kayak gitu masih aja susah buat nabung untuk masa depan
sampai-sampai saya ngedumel dalam hati, “Bukan Jakarta yang mahal, emang
kitanya aja yang miskin! Kalau mau kaya harus kerja keras! Jangan malas!”
#5
Susah buat nongkrong!
Sebagai
perantau, cari teman di Jakarta itu susahnya bukan main! Memang, saya punya
puluhan teman sekolah maupun teman kuliah yang mencari nafkah di Jakarta. Tapi
ngajakin mereka buat ngopi itu susah banget karena mereka punya prioritas yang
jauh lebih penting seperti pekerjaan mereka maupun keluarganya masing-masing.
Kalaupun
ada waktu seperti tanggal merah atau long weekend, buat ketemu itu susah banget
soalnya jarak tempuh dan waktu tempuhnya gak memungkinkan. Ada yang bermukim di
Lebak Bulus kayak saya, ada yang ngekos di Tanah Abang, sampai ada yang ngekos
di Pluit. Ngebayangin jarak tempuh dan waktu tempuhnya aja ngeri! Belum
ongkosnya!
Selain
itu, biaya nongkrong di Jakarta pun mahal buat masyarakat kelas menengah
seperti saya dan teman-teman saya, makanya gak bisa kebanyakan nongkrong di
Jakarta. Bisa-bisa gak bisa makan besok kalau kebanyakan nongkrong! Beda jauh
dengan Bandung. Di Bandung mah kalau ada yang ngajakin nongkrong gas ajalah
soalnya jaraknya dekat dan harganya lebih terjangkau.
Baca
tulisan saya tentang Jakarta berikut ini: 5
Tempat di Jakarta yang Menurut Saya ‘Suci’
Nah,
itulah beberapa culture shock sebagai orang Bandung yang pernah saya alami saat
bekerja di Jakarta. Saya berdoa, semoga semua perantau yang bekerja di Jakarta
bisa survive dalam menghadapi hal-hal yang saya sebutkan di atas dalam meraih
impian dan cita-citanya. Panjang umur perjuangan!
0 Comments