Thanksgiving pada Sitkom Friends


Sebut saja saya kebanyakan nonton serial televisi dan film-film buatan Amerika Serikat. Memang begitulah faktanya, saya tidak menyangkal sama sekali. Pasalnya, saya kepingin nyobain merayakan Hari Thanksgiving ala Amerika Serikat yang sering saya tonton di sitkom Friends, How I Met Your Mother dan The Big Bang Theory.

Baca tulisan saya tentang sitkom Friends di Mojok: Sitkom ‘Friends’ Adalah Sitkom Era 90-an Paling Ikonik Sepanjang Masa

Pada sitkom Friends, How I Met Your Mother dan The Big Bang Theory, para tokoh utama di dalamnya selalu merayakan Thanksgiving bersama-sama. Mereka duduk bersama pada satu meja makan yang sama, lalu makan malam bersama menikmati sajian turkey (kalkun) dan hidangan khas Thanksgiving lainnya secara rutin dari season pertama hingga season akhir.

Baca tulisan saya tentang sitkom Friends di Pakbob: The Big Bang Theory Lucu dan Seru, Sitkom yang Bikin saya Melek Sains

“Dasar kebarat-baratan!”

Ya mau gimana lagi? Dari gambaran tiga sitkom tersebut, saya lebih suka perayaan Thanksgiving ala Amerika Serikat dibandingkan perayaan Hari Raya Idul Fitri, Hari Raya Idul Adha maupun Hari Natal di Indonesia. Rasanya, lebih khusyuk perayaan Thanksgiving ala Amerika Serikat. Sekali lagi, dari gambaran tiga sitkom tersebut.

Pasalnya, perayaan Hari Raya Idul Fitri, Hari Raya Idul Adha maupun Hari Natal di Indonesia itu terlalu ‘terbuka’, tidak seeksklusif perayaan Thanksgiving Amerika Serikat. Pada perayaan Thanksgiving, makan malam diadakan pada salah satu rumah anggota keluarga atau teman yang telah disetuju sebelunya, dan hanya dihadiri kurang dari 10 orang keluarga atau teman yang paling dekat dengan diri kita saja.

Berbeda jauh dengan perayaan Hari Raya Idul Fitri, Hari Raya Idul Adha maupun Hari Natal di Indonesia yang mengundang lebih dari 10 orang keluarga atau teman yang sebagian besar gak dekat-dekat amat. Bahkan pada keluarga besar seperti saya, bisa mengundang lebih dari 50 orang keluarga besar yang kualitas kumpul-kumpulnya hanya ala kadarnya saja. Pasalnya, dari 50 orang yang hadir, mereka membentuk circlenya sendiri-sendiri.

Jajaran lansia dengan lansianya lagi. Jajaran om-om dan tante-tante bikin circlenya masing-masing. Dewasa muda dengan dewasa muda lainnya, remaja dengan remaja lainnya, serta anak-anak dengan anak-anak lainnya. Forum dalam forum. Sudah mah kumupul-kumpuklnya jarang, eh dipisahkan oleh circlenya sendiri-sendiri. Jadinya gak terlalu efektif.

Sebagai catatan, kondisi ini tidak terjadi apda perayaan Hari Raya Idul Fitri dan Hari Raya Idul Adha saja, tapi juga pada Hari Natal. Saya tahu hal ini karena sejak kecil saya kerap kali menghadiri kumpul-kumpul keluarga dan teman saya yang beragama Katolik dan Protestan, makanya saya tahu.

Kalau ditanya sebabnya apa, sebagai sarjana ilmu komunikasi, saya punya jawabannya berdasarkan pendapat Deddy Mulyana pada bukunya yang telah lama saya baca. Masyarakat Indonesia memang berbeda dengan masyarakat Barat. Masyarakat Indonesia lebih mementingkan kelompoknya. Dalam hal ini, keluarga dan teman-teman terdekatnya. Jadi gak usah heran jumlah orang yang hadir pada perayaan keagamaan hingga resepsi pernikahan lebih banyak dibandingkan masyarakat Barat atau Amerika Serikat, karena mereka lebih individualistis.

Bukannya apa-apa saya lebih milih kebarat-baratan meskipun jelas-jelas saya ini orang Timur. Menurut saya, budaya basa-basi dan kolektif masyarakat Timur, terutama Indonesia ini tidak cocok untuk saya yang lebih banyak menghabiskan waktu seorang diri sebagai anak tunggal. Kolektivisme masyarakat Timur ini mahal banget acara kumpul-kumpul melibatkan banyak orang dibandingkan acara kumpul-kumpul orang Barat. Selain itu, kolektivimes masyarakat Timur ini pun bikin capek secara mental karena acara kumpul-kumpul melibatkan banyak sekali orang.

Bukanlah lebih baik kita menghabiskan acara Thanksgiving yang lebih berkualitas seperti yang diperlihatkan masyarakat Barat, terutama Amerika Serikat dengan hanya mengundang orang-orang yang sangat dekat secara pribadi secara kita alih-alih mengundang orang-orang yang sebenarnya tidak terlalu dekat secara pribadi? Biar lebih hemat biaya dan quality timenya tetap terjaga?

Thanksgiving pada Sitkom How I Met Your Mother

Thanksgiving pada Sitkom The Big Bang Theory

Selain itu, berkaca dari sitkom-sitkom yang saya sebutkan di atas, makan malam Thanksgiving antara Ross Geller, Rachel Green, Monica Geller, Chanlder Bing, Joey Tribbiani dan Phoebe Buffay, Ted Mosby, Robin Scherbatsky, Marshall Eriksen, Lily Aldrin dan Barney Stinson serta Sheldon Cooper, Leonard Hofstadter, Raj Koothrappali, Howard Wolowitz, Amy Farrah Fowler dan Penny Hofstadter jauh lebih asyik dibandingkan acara kumpul-kumpul ala kolektivisme orang Timur yang selama ini saya alami.