Hari
ini sepulang kerja, seperti biasa saya melakukan latihan di gym. Sehabis latihan,
saya menyempatkan diri saya untuk membuka YouTube untuk mendengarkan musik. Entah
kenapa, algoritma YouTube terus-terusan memutar lagi Linkin Park. Teriakan Chester
Bennington terus menerus menggema pada speaker laptop saya selama beberapa jam.
Setelah
saya telisik, ternyata hari ini (Senin, 10 Oktober 2022) adalah Hari Kesehatan
Kental Dunia yang secara rutin diperingati untuk menyadarkan masyarakat dunia tentang
pentingnya kesehatan mental. Kebetulan? Atau takdir? Ah tidak usah dipikirkan. Selama ini, kesehatan mental dianggap sepele
karena masih banyak masyarakat dunia yang lebih memprioritaskan kesehatan fisik
dibandingkan kesehatan mental.
Sehubungan
dengan hal tersebut, saya mau cerita sedikit. Chester Bennington dan Linkin
Park bisa dibilang merupakan musisi yang paling menginfluence selera musik saya
dalam hidup. Kalau tidak ada mereka, mungkin saya tidak akan suka dengan
musik-musik rock. Pasalnya, saat duduk di bangku SD dan SMP, hampir setiap hari
saya mendengarkan album Meteora dan Hybrid Tehory karya Linkin Park setiap kali
saya berada di mobil.
Seiring
berjalannya waktu, saya tidak hanya mendengarkan musik-musik Linkin Park di
mobil saja, tapi juga di PC hingga handphone. Termasuk, album kolaborasi mereka
dengan Jay-Z dan album baru mereka yang berjudul Minutes to Midnight. Saya juga
mengkoleksi album live mereka, Linkin Park Live in Texas yang semuanya saya
beli di Aquarius Dago.
Kehidupan
saya pun terus berlangsung seperti biasanya hingga 20 Juli 2017, saya
dikejutkan dengan berita wafatnya Chester Bennington. Saya ingat persis, ketika
pertama kali membaca berita wafatnya Chester Benninton, saya tiba-tiba
terbangun pada pukul tiga dini hari, dan seperti Generasi Milenial lainnya yang
tumbuh dengan smartphone, saya langsung membuka smartphone saya dan dikagetkan
dengan berita wafatnya Chester Bennington. Beberapa teman kuliah saya pun turut
memposting berita tersebut di laman media sosialnya. Karena masih setengah
sadar, saya memutuskan untuk tidur biar bisa membaca berita tersebut ketika
hari sudah lebih siang. Siapa tahu, berita terebut hoax atau saya yang salah
baca karena masih setengah sadar.
Sayangnya,
berita tersebut benar adanya. Chester Bennington benar-benar sudah pergi dari
dunia ini. Ia ditemukan gantung diri. Indikasinya ya memang bunuh diri karena
tidak ada tanda-tanda campur tangan orang lain yang telah membunuhnya dan
membuat peristiwa tersebut adalah tindakan bunuh diri.
Sebagai
penggemar Chester Bennington sejak SD, tentu saja hati saya hancur. Padahal,
saya tidak pernah mengenal Chester Bennington secara langsung. Saya juga tidak
pernah menonton konser Linkin Park secara langsung, hanya lewat album Live in
Texas saja maupun lewat video yang saya tonton di YouTube. Mungkin, inilah yang
dirasakan fans John Lennon atau Kurt Cobain saat mereka mendengar kabar idola
mereka telah wafat. Perasaan kaget, sedih, marah, yang campur aduk jadi satu.
Wafatnya
Chester Bennington akibat bunuh diri tentu saja tidak diduga oleh siapapun di
dunia ini, termasuk istri dan anak-anaknya. Saya ingat betul, beberapa hari
sebelum Chester Benntingon wafat, saya menonton Carpool Karaoke antara Chester
Bennington dan Ken Jeong yang benar-benar ceria. Saya tertawa terbahak-bahak
karena saya ingat aksi Ken Jeong pada Hangover Trilogy yang telah saya tonton
sebelumnya dan gak nyangka Chester bisa asyik dengan Ken Jeong seperti itu. Saya
pikir Chester adalah tipikal orang yang serius. Kita benar-benar tidak tahu isi
hati seseorang.
Simak ulasan
saya tentang Hangover Trilogy berikut ini: The Hangover
(2009), The
Hangover Part II (2011) dan The
Hangover Part III (2013)
Yang lebih
tragis, Chester memutuskan untuk bunuh diri tepat pada hari ulang tahun Chris
Cornell yang telah meninggal dunia karena bunuh diri tepat dua bulan
sebelumnya. Chester Bennington dan Chris Cornell adalah dua sahabat karib yang
lebih dekat daripada saudara kandung. Mungkin, hanya mereka berdua yang saling
mengerti satu sama lain sehingga Chester memutuskan untuk bunuh diri karena
telah kehilangan sosok Chris Cornell. Mungkin lho ya, saya juga tidak tahu.
Di video
Carpool Karaoke tersebut, Chester terlihat sangat ceria dengan Ken Jeong dan
personal Linkin Park lainnya seperti Mike Shinoda dan Joe Han. Tapi siapa
sangka, beberapa hari setelah video Carpool Karaoke tersebut saya tonton,
Chester mengakhiri hidupnya.
Saya memang
tidak ahli dalam membuat kalimat-kalimat puitis. Saya hanya ingin mengatakan, “Terimakasih
telah mengisi masa SD saya, sampai sekarang. Rest in peace Chester Bennington!
Mudah-mudahan kita bisa bertemu kembali di Alam Sana kelak suatu saat nanti.”
Terakhir,
untuk siapapun yang membaca tulisan ini, kalau ada pikiran bunuh diri, lebih
baik kalian bercerita saja pada teman atau siapapun yang kalian percayai. Saya tahu,
mereka tidak bisa berbuat banyak, paling mentok mereka hanya bisa mendengarkan
keluhan hati kalian saja karena mereka bukan profesional di bidangnya seperti
psikolog atau psikiater, tapi mudah-mudahan dengan bercerita, kalian bisa
sedikit lega dan akhirnya tidak jadi bunuh diri. Kalaupun kalian tidak bisa
cerita, lebih baik kalian mendatangi psikolog atau psikiater. Pastinya mereka
bisa membantu kalian jika kalian punya keinginan untuk bunuh diri dan
mengakhiri hidup.
0 Comments