Sejak
menggeluti cabang olahraga karate, banyak orang secara langsung maupun tidak
langsung berkata, “Kenapa tidak belajar Pencak Silat atau Tarung Derajat?
Keduanya sama-sama bela diri mematikan. Selain itu, asalnya juga dari Indonesia”
Ada
juga yang berkata, “Ngapain belajar Karate? Mending Krav Maga atuh! Lebih
mematikan. Banyak dipakai para agen rahasia juga soalnya efektif untuk
melumpuhkan lawan dalam sekejap”
Well,
saya bukannya gak nasionalis. Saya juga bukannya gak tahu atau gak mau punya teknik bela
diri tingkat tinggi seperti praktisi Krav Maga. Ini hanya masalah panggilan
jiwa. Ekstrimnya, mirip seperti bagaimana orang memilih kepercayaan atau agama
yang dianutnya. Dalam memilih kepercayaan atau agama yang dianutnya, tentu saja
ia tidak memandang darimana kepercayaan atau agama tersebut berasal bukan?
Buktinya,
banyak pemeluk kepercayaan atau agama tertentu yang berasal dari wilayah yang
sangat jauh dari negara asal kepercayaan atau agama tersebut. Ada pemeluk Agama
Hindu yang berasal dari Amerika Serikat. Ada juga pemeluk Agama Islam yang
berasal dari Venezuela. Padahal, di negara asalnya, ada juga kepercayaan atau
agama lokal. Seperti itulah kira-kira penjelasan singkat dari saya.
Selain
itu, ada juga faktor lainnya yang menginspirasi saya untuk mempelajari bela diri
Karate dibandingkan bela diri lain seperti Judo, Aikido, Jujitsu, hingga Pencak
Silat. Berikut ini kisah saya.
#1
Tommy Oliver/Jason David Frank
Tommy Oliver saat berlatih Karate |
Bisa
dibilang, orang pertama yang memperkenalkan bela diri Karate pada saya adalah
Tommy Oliver dalam serial Mighty Morphin Power Rangers. Di serial ini, Tommy
Oliver (diperankan Jason David Frank) adalah seorang pemuda tampan nan atletis
yang jago berkelahi dan rajin olahraga. Gak cuma jago berkelahi saat
menggunakan kekuatan Power Rangers saja, tanpa kekuatan Rangers dari Zordon pun
Tommy jago baku hantam karena ia diceritakan mendalami seni bela diri karate.
Ia pun diceritakan sudah menyandang predikat sabuk hitam dalam seni bela diri
tersebut. Pun demikian juga di dunia nyata. Jason David Frank memang penyandang
predikat sabuk hitam seni bela diri karate.
Baca
tulisan saya tentang Jason David Frank berikut: Jason
David Frank, My Childhood Hero
Saat
ini, Jason David Frank memang sudah meninggal dunia. Tapi saya tidak akan
melupakan jasanya yang telah mengenalkan seni bela diri karate pada saya. Rest
in power, Jason David Frank!
#2 The
Karate Kid
Mr Miyagi yang sedang melatih Daniel LaRusso |
Selain
serial Mighty Morphin Power Rangers, The Karate Kid (1986) adalah film yang
turut menginspirasi saya untuk belajar karate. Film yang kemudian dibuat
sekuelnya sampai jadi trilogy ini sangatlah populer saat itu soalnya sering
diputar di akhir pekan. Saya juga sering menonton film tersebut lewat sajian
laserdisc yang sering saya sewa.
Baca
tulisan saya tentang Laserdisc di Mojok berikut: Jauh
Sebelum Kehadiran Netflix, Saya Merasakan Era Tukang Rental Laser Disc Keliling
Trilogy
The Karate Kid ini adalah film pertama yang mengajarkan saya tentang arti
Karate yang sesungguhnya. Pasalnya, tokoh utama dalam film ini, Mr. Miyagi
(diperankan Pat Morita) telah mengajarkan Daniel LaRusso (diperankan Ralph Macchio)
tentang apa arti karate sesungguhnya. Gak usah heran, Mr. Miyagi ini
diceritakan berasal dari Okinawa, Jepang, tempat lahirnya seni bela diri Karate
jauh sebelum seni bela diri ini tersebar ke seluruh dunia dan ‘dinodai’ oleh
unsur-unsur Barat oleh film serta pop culture Amerika. Saking bagusnya Trilogy
The Karate Kid, sampai dibikin sekuelnya dalam bentuk series yang berjudul Cobra
Kai setelah 34 tahun berlalu!
Baca
tulisan saya tentang Cobra Kai di Mojok berikut ini: Cobra
Kai, Serial Menarik Tanpa Jualan Nostalgia
Sejak
saat itu, saya benar-benar kepingin belajar seni bela diri Karate. Selain tentu
saja buat gagah-gagahan dan jago berkelahi seperti Daniel LaRusso, saya juga
pingin atletis, sehat, enerjik, serta populer layaknya Tommy Oliver.
Sayangnya,
saya menonton film ini ketika saya duduk di bangku sekolah dasar. Saat itu, SD
tempat saya menuntut ilmu tidak ada ekstakulikuler Karate sama sekali.
Informasi tentang tempat untuk berlatih bela diri Karate sangatlah sedikit.
Maklum, perkembangan internet saat itu tidaklah sepesat saat ini.
#3 Ran
Mouri
Ran Mouri |
Selain
tumbuh dengan serial Mighty Morphin Power Rangers dan Trilogy The Karate Kid,
saya tumbuh dengan mengkonsumsi manga dan anime Detektif Conan. Nah, salah satu
tokoh utama di dalamnya, Ran Mouri adalah seorang gadis SMA berusia 17 tahun
yang menggeluti bela diri Karate. Dalam berbagai kesempatan yang ada, ia bisa
melumpuhkan penjahat dengan mudahnya. Beberapa di antaranya sampai patah tulang
bahkan kehilangan beberapa giginya sekaligus oleh pukulan maupun tentangan Ran.
Selain itu, gerakan bela diri Karate pun sangatlah estetik buat saya
dibandingkan seni bela diri lainnya. Menyaksikan Ran yang begitu piawai melawan
penjahat, saya juga jadi pingin seperti itu! Selain itu, ada tokoh lainnya
dalam Detektif Conan yang juga jago Karate, yakni Satoru Maeda dan Makoto
Kyogoku.
#4 Jepang!
Berlatih karate di Jepang |
Faktor
terakhir yang membuat saya ingin menggeluti bela diri Karate tentu saja adalah
Jepang! Dalam berbagai manga, anime, film, maupun produk pop culture lainnya
yang saya konsumsi sejak kecil, praktisi Karate digambarkan sebagai orang yang
sangat disiplin. Secara teknis, mereka jago baku hantam, tapi mereka disiplin
banget dalam hidup. Selalu tepat waktu, rajin bersih-bersih, serta baik
terhadap sesama.
Jangankan
Karateka asal Jepang, orang Jepang yang sama sekali gak belajar Karate saja
sudah terkenal akan kedisiplinannya baik dalam pekerjaan maupun kehidupan
sehari-harinya. Makanya saya pingin belajar bela diri karate. Saya ingin
seperti orang Jepang yang disiplin banget.
Saat
duduk di bangku SMP dan mulai mempelajari Karate, saya sempat diajar langsung
oleh orang Jepang. Saat itu, Sensei Kato yang didatangkan dari Jepang mengajari
saya untuk membersihkan dan merapikan tempat kami berlatih dengan menyapu,
mengepel lanta, hingga menata sepatu, tas, serta botol minum sampai benar-benar
rapi alih-alih mengajari saya teknik memukul dan menendang. Saya sampai kaget
dan hal tersebut betul-betul membekas di kepala saya sampai sekarang. Saat ini
sudah hampir 20 tahun saya tidak pernah bertemu dengan Sensei Kato.
Mudah-mudahan, beliau sehat-sehat selalu. Jika beliau kebetulan membaca tulisan
ini, saya ingin mengucapkan rasa terimakasih yang sebesar-besarnya!
Memang,
praktisi bela diri lain memang punya kedisiplinan yang sama seperti praktisi
Karate. Tapi dari kualitas dan kuantitas, saya menilai praktisi Karate, terutama
yang asli dari Jepang itu lebih unggul dalam berbagai aspek yang saya nilai
sendiri dibandingkan praktisi bela diri lainnya. Contohnya, praktisi bela diri
Amerika Serikat yang cuma mengandalkan massa ototnya yang besar dan arogansinya.
Menurut saya sih, “Nggak banget!”
Praktisi
bela diri Indonesia yang saya lihat kualitas hidupnya tidak sebaik hasil
didikan Karate asal Jepang. Dalam artian, mereka jago memecahkan balok es batu
maupun baku hantam tangan kosong, tapi jiwanya tidak seperti orang Jepang yang
disiplin dan rajin beres-beres, makanya saya lebih memilih bela diri karate. Tentu,
ini subjektif pandangan saya saja.
Seragam Karate yang menurut saya estetik |
Selain
itu, seragam bela diri Jepang seperti Karate, Judo, Jujitsu atau Aikido menurut
saya lebih estetik dibandingkan seragam bela diri lainnya seperti Kungfu, Wushu
maupun Pencak Silat. Hampir selruuh bela diri di dunia ini memiliki seragamnya
masing-masing dan sistem grading dari sabuk, tapi menurut saya, seragam dan sabuk
bela diri asal Jepang itu yang paling enak dipandang dari luar. Sekali lagi,
ini subjektif pandangan saya saja.
Ituah
4 faktor yang menginspirais saya untuk belajar bela diri Karate. Saat saya
duduk di bangku SMP, kebetulan SMP tempat saya menuntut ilmu memiliki
ekstrakulikuler karate. Gak pikir panjang, saya langsung masuk ekstrakulikuler
tersebut hingga akhirnya saya memperoleh predikat sabuk hitam pada tahun 2014
yang lalu.
0 Comments