IMDb: 8,0/10 | Rating
Saya: 6/10
Rated: PG-13 | Genre: Action,
Adventure, Drama
Directed by Denis Villeneuve
Screenplay by Jon Spaihts, Denis Villeneuve, Eric
Roth
Based on Dune by Frank Herbert
Produced by Mary Parent, Denis Villeneuve, Cale
Boyter, Joe Caracciolo Jr.
Starring Timothée Chalamet, Rebecca Ferguson, Oscar
Isaac, Josh Brolin, Stellan Skarsgård, Dave Bautista, Stephen McKinley
Henderson, Zendaya, Chang Chen, Charlotte Rampling, Jason Momoa, Javier Bardem
Cinematography Greig Fraser
Edited by Joe Walker
Music by Hans Zimmer
Production companies Legendary Pictures
Distributed by Warner Bros. Pictures
Release date 3 September 2021 (Venice), 22 October 2021
(United States)
Running time 156 minutes | Country United
States
Language English | Budget $165 million | Box Office $401,8
million
Jujur saja, saat film Dune trending di
media sosial, saya sama sekali gak punya ketertarikan untuk menonton film ini.
Pasalnya, terlalu banyak franchise film science fiction macam Interstellar
(2014), Star Wars, Star Trek, hingga semesta Marvel dan DC yang saya konsumsi
sehingga film science fiction yang mengambil setting pada planet lain di
masa depan sudah gak terlalu ‘wah’ untuk saya. Namun begitu tahu film ini
mendapatkan 6 Oscar serta dibintangi Oscar Isaac, Zendaya, Josh Brolin dan
Jason Momoa, saya langsung tertarik untuk nonton film ini. Simak ulasannya
berikut ini.
STORYLINE
Dune adalah film keluaran tahun 2021
buatan Amerika Serikat yang berseting di sebuah planet bernama Caladan. Duke
Leto of House Atreides (diperankan Oscar Isaac) baru saja menggantikan House
Harkonnen sebagai pemimpin Planet Caladan. Planet Caladan ini adalah planet
yang sepenuhnya terdiri dari gurun luas dan tandus, namun kaya akan zat
berharga bernama ‘spice’ yang sangat diperlukan untuk perjalanan antariksa.
Duke Leto ini punya anak bernama Paul
Atreides (diperankan Timothée Chalamet) yang tentu saja diproyeksikan untuk
jadi penerusnya ketika ia wafat nanti. Paul ini bersahabat juga dengan Duncan
Idaho (diperankan Jason Momoa), semacam prajurit yang sudah mengabdi pada House
of Atreides sejak ia masih muda. Duncan ini semacam paman bagi Paul yang
mengajarinya banyak hal, termasuk ilmu bela diri. Selain Duncan, ada juga Gurney
Halleck (diperankan Josh Brolin) yang juga sama-sama mengabdi pada House of
Atreides dan mengajarkan Paul tentang ilmu bela diri.
Seperti yang sudah bisa ditebak, Paul Atreides
adalah semacam Messiah di film ini. Paul dipercaya sebagai Lisan al-Gaib oleh
penduduk asli Planet Caladan yang nantinya akan menyelamatkan planet ini dari
kehancuran. Plot yang sudah bisa ditebak.
REVIEW
Jujur saja, film ini agak sulit saya
cerna karena terlalu banyak menggabungkan banyak hal. Semacam planet di masa
depan dengan teknologi aneh? Teknologinya tentu saja futuristik, tapi
digabungkan dengan unsur padang pasir dan mitologi aneh jadinya ya campur aduk.
Selain itu, penyebutan Lisan al-Gaib di film ini mengingatkan saya dengan
mitologi-mitologi Timur Tengah. Selain pengucapannya mirip dengan Bahasa Arab,
penduduk asli Planet Caladan yang bermata biru ini hidup di padang pasir selama
berabad-abad serta menggunakan pakaian tertutup supaya terhindar dari pasir dan
sinar matahari terik. Timur Tengah banget kan?
Selain itu, konflik House of Atreides, penduduk
asli Planet Caladan dan segala serba-serbi lainnya pun sangat membingungkan
bagi saya. Zat ‘spices’ ini bentuknya seperti apa dan fungsinya seperti apa
memang disebutkan di awal film, tapi tidak lengkap jadinya saya bingung
sendiri.
Premis cerita film ini memang bagus,
tapi menurut saya alurnya terlalu lambat. Jujur, saya menghabiskan waktu selama
empat hari untuk menonton film ini. Selama empat hari tersebut, saya hanya
menonton film ini selama 20-30 menit saja dalam satu hari karena menurut saya
filmnya betul-betul bikin ngantuk.
“Jadi Paul ini semacam Anakin Skywalker
(Messiah) kah? Punya kekuatan yang nanti bisa menyelamatkan Planet Caladan?”, itulah yang ada di pikiran saya setelah nonton film ini. Film ini pun
endingnya sengaja dibuat menggantung karena sudah disiapkan sekuelnya.
Satu kekurangan film ini yang belum
saya sebutkan. Peran Oscar Isaac, Josh Brolin, Zendaya dan Jason Momoa di film
ini terlalu sedikit menurut saya untuk aktor dan aktris sekelas mereka. Zendaya
bahkan hanya muncul di awal film dan ending film saja sambil sesekali muncul
dalam mimpi Paul yang samar-samar.
Untuk kualitas audio visual, film ini
memang juara. Gak usah heran karena penata musiknya Hans Zimmer yang sudah
langganan membuat musik untuk film-film kelas wahid Hollywood. Film ini pun
memborong 6 Oscar dari 10 nominasi Oscar yang disematkan padanya.
By the way, saya juga baru tahu setelah nonton film ini bahwa Dune (2021) adalah remake dari Dune (1984).
Biasanya, di antara circle teman-teman
terdekat saya maupun Generasi Mileneal pada umumnya, saya adalah orang langka
yang sangat menikmati film-film pemenang Oscar karena teman-teman terdekat saya
maupun Generasi Mileneal pada umumnya menganggap film-film pemenang Oscar
sebagia film membosankan. Kali ini sebaliknya, ketika teman-teman saya dan Generasi
Mileneal pada umumnya begitu menikmati Dune, saya justru menganggap Dune
sebagai film membosankan.
0 Comments