Kemarin, Senin 8 November 2022, sebagai penggemar Manchester United, saya mendengar kabar baik sekaligus kabar buruk. Saya senang pada laga play-off Liga Eropa, tim kesayangan saya akan berhadapan dengan Barcelona. Kenapa saya senang? Karena jika bisa mengatasi Barcelona, Erik ten Hag layak dinobatkan sebagai manajer sepakbola kelas dunia. Jika bisa mencetak gol kala menghadapi Barcelona, Cristiano Ronaldo masih bisa membuktikan diri sebagai the greatest of all time atau GOAT.

Baca tulisan saya yang lain tentang Manchester United: Begini Rasanya Jadi Fans Manchester United Pasca Pensiunnya Sir Alex Ferguson

Di sisi lain, melawan Barcelona adalah kabar buruk. Bahkan, saya sebut sebagai mimpi buruk. Rabu 17 April 2019, Setan Merah dikalahkan pasukan Catalan dengan skor telak 3-0. Kecewa? Tentu saja. Namun saya akui, lebih dari satu dekade yang lalu, Barcelona memiliki segala aspek persepakbolaan yang lebih dari Manchester United. Selamat untuk Barcelona! Respect!

Saya ingat, ketika saya berada di bangku Sekolah Menengah Atas, yakni musim 2007/2008, pertama, dan yang terakhir kalinya dalam satu dekade, Manchester United dapat mengalahkan Barcelona dalam perhelatan Liga Champions. Saat itu, gol tunggal Paul Scholes dari luar kotak penalti berhasil disarangkan di gawang Barcelona pada leg kedua. Pada leg pertama, Cristiano Ronaldo yang saat itu masih berseragam Setan Merah gagal memanfaatkan titik putih setelah bola melenceng ke mistar gawang. Musim itu diakhiri dengan indah ketika Setan Merah menjuarai Liga Champions dengna mengalahkan Chelsea 7-6 dalam drama adu penalti.

Lalu, pada perhelatan Liga Champions musim 2008/2009, Manchester United dipertemukan dengan Barcelona pada laga final, berakhir dengan skor 0-2 untuk keunggulan Barcelona. Laga final yang dilangsungkan di Stadion Olimpico Roma, 27 Mei 2009 itu benar-benar membuat Setan Merah tak berkutik dalam. Catatan statistik menyebutkan bahwa Setan Merah hanya mampu melepaskan dua tembakan ke arah gawang, sedangkan La Blaugrana melancarkan delapan tendangan tepat sasaran.

Dua tahun berselang, final Liga Champions musim 2010/2011, Setan Merah kembali takluk 1-3 dari Barcelona di Stadion Wembley. Pada final Liga Champions kali ini, Setan Merah  tampil lebih buruk dibandingkan final dua musim sebelumnya,  hanya mencatatkan satu tembakan ke arah gawang. Pada laga ini, Kamera juga merekam tangan Sir Alex Ferguson yang gemetar pada babak kedua. Namun setelah pertandingan, Sir Alex Ferugon pun tak sungkan memuji Pep Guardiola.

Tangan Ferguson yang bergetar kala menghadapi Barcelona


"Mereka menghipnotis Anda dengan operan-operan yang dilepaskan. Sepanjang karier saya sebagai manajer, inilah tim terbaik yang pernah dihadapi," kata pria berkebangsaan Skotlandia tersebut dalam buku autobiografinya.

Tim terbaik yang pernah dihadapi Sir Alex Ferguson sepanjang karirnya


Pada pertemuan terakhir Manchester United dan Barcelona, Barcelona kembali menunjukkan dominasinya, sama seperti pertemuan sebelumnya yang sudah saya sebutkan di atas. Meski dikejutkan dengan aksi Marcus Rashford di menit pertama saat tendangannya melambung di mistar gawang, secara  keseluruhan Barca lebih menguasai permainan. Strategi Ole Gunnar Solskjaer yang mengandalkan kecepatan dan postur tubuh pemain United ternyata tak berarti menghadapi permainan Barcelona. Dua gol sudah, Lionel Messi berhasil menjebol gawang David De Gea. Sebagai catatan, Lionel Messi sudah mencetak 24 gol sepanjang karirnya ke gawang klub Liga Inggris.

Catatan panjang Setan Merah dan La Blaugrana membuktikan, bahwa dengan squad terbaik dan manajer terbaik, dimana saat itu masih dihuni oleh Cristiano Ronaldo dan Sir Alex Ferguson, membuktikan kecatatan Setan Merah di pentas sepakbola Eropa. Betapa tidak, catatan statistik hanya mencatat Setan Merah yang hanya mampu menang satu kali dari Barcelona sepanjang satu dekade ini. Setan Merah pun hanya mampu mencatatkan tembakan ke arah gawang dengan jumlah yang sangat minim.

Meskipun Barcelona musim ini performanya lagi tidak bagus pasca ditinggalkan Lionel Messi, Erik ten Hag tidak boleh lengah. Barcelona adalah mimpi buruk bagi Manchester United. Meski susunan pemain Barcelona saat ini tidak seberbahaya susunan pemainnya padaa tahun 2009, Erik ten Hag tidak boleh lengah, Barcelona tetaplah Barcelona yang sempat membuat salah satu manajer sepakbola terbaik di dunia, Sir Alex Ferguson, frustasi. Erik ten Hag harus mampu meracik strategi brilian supaya tim asuhannya bisa mengalahkan Barcelona.