IMDb: 6,8/10 | Rating
Saya: 8/10
Rated: PG-13 | Genre: Comedy,
Drama
Directed by Chris Columbus
Screenplay by Gigi Levangie, Jessie Nelson, Steven
Rogers, Karen Leigh Hopkins, Ron Bass
Story by Gigi Levangie
Produced by Wendy Finerman, Chris Columbus, Mark
Radcliffe, Michael Barnathan
Starring Julia Roberts, Susan Sarandon, Ed
Harris, Jena Malone, Liam Aiken, Lynn Whitfield
Cinematography Donald McAlpine
Edited by Neil Travis
Music by John Williams
Production companies Columbia Pictures, 1492 Pictures
Distributed by Sony Pictures Releasing
Release date 25 December 1998 (United States)
Running time 125 minutes | Country United
States
Language English | Budget $50 million | Box Office $159,7
million
Lahir dan tumbuh di tahun 90an tentu
saja membuat saya sangat relate dengan film-film 90an, terutama film-film
family seperti Home Alone (1990), Home Alone 2: Lost in New York (1992), Mrs.
Doubtfire (1993), The Little Rascals (1994), Jumanji (1995)
hingga The
Parent Trap (1998). Nah, ada satu lagi film family yang harus ditonton oleh
kalian, terutama Generasi 90an, yakni Stepmom (1998)! Simak ulasan saya berikut
ini.
STORYLINE
Stepmom adalah film keluaran tahun 1998 buatan Amerika Serikat yang bercerita tentang seorang fotografer bernama Isabel Kelly (diperankan Julia Roberts) yang sedang berpacaran seorang pengacara beranak dua bernama Luke Harrison (diperankan Ed Harris). Luke telah resmi bercerai dengan ibu dari kedua anaknya, Jackie (diperankan Susan Sarandon), makanya ia memutuskan pacaran dengan Isabel untuk memenuhi kebutuhan lahir dan batinnya.
Jackie dan Isabel |
Seperti yang sudah bisa ditebak,
hubungan asmara antara Isabel dan Luke tidak berjalan dengan lancar. Mantan
istri Luke tentu saja terganggu dengan keberadaan Isabel karena Isabel jauh
lebih muda darinya, jadi ia merasa Isabel telah merebut suaminya meskipun
Isabel ini bukanlah seorang pelakor. Ia bertemu dan berpacaran dengan Luke
setelah mereka bercerai. Kedua anak Luke dan Jackie, Anna (diperankan Jena Malone) pun terganggu dengan keberadaan Isabel, sedangkan adiknya, Ben
(diperankan Liam Aiken) cukup welcome dengan keberadaan Isabel di kehidupan
mereka.
Isabel yang belum punya anak sama
sekali tentu saja tidak terbiasa mengasuh Anna dan Ben. Ia sering bangun
terlambat untuk mempersiapkan kebutuhan sekolah mereka berdua, dan sering
disindir oleh Jackie yang gak pernah telat untuk mengurus kedua anaknya
meskipun sudah bercerai dengan suaminya. Terlebih, Anna pun terus-terusan
bersikap dingin pada Isabel.
Banyak drama terjadi di film ini. Mulai
dari Anna yang tidak sengaja melihat ayahnya bersama gadis lain berduaan di
toilet, hingga Anna yang tidak terima bahwa ayahnya akan menikahi Isabel. Bukan
cuma Anna yang gak terima Luke menikah lagi, Jackie pun merasa demikian. Ia
cemburu. Istilahnya, “Kenapa dia yakin pernikahannya dengan Isabel akan
lancar sedangkan dengan aing malah cerai?”
![]() |
Jackie yang lagi kemoterapi |
Diam-diam, Jackie menyimpan sebuah
rahasia besar. Jackie tengah melawan kanker ganas yang hampir mustahil bisa
sembuh. Ketika ia akan memberitahu mantan suaminya bahwa ia terkena kanker, eh
mantan suaminya malah mengumumkan bahwa ia akan menikahi Isabel. Sudah jatuh,
tertimpa tangga!
![]() |
Jackie melihat Ben malah dekat dengan Isabel |
Akan tetapi, lambat laun Anna dan Ben malah
semakin dekat dengan Isabel karena Jackie semakin jarang menjemput mereka
sepulang sekolah karena Jackie harus menjalani serangkaian perawatan di rumah
sakit. Di tengah perjuangannya melawan kanker, Jackie harus semakin menderita
melihat kedua anak kandungnya semakin dekat dengan gadis lain yang kelak akan
menjadi istri dari mantan suaminya.
Pada akhirnya, Jackie gak tahan lagi.
Ia memberitahukan tentang kondisi kesehatannya pada Luke, Anna, Ben, serta
Isabel. Drama terjadi lagi di sini karena Anna merasa dibohongi selama ini oleh
ibu kandungnya sendiri. Kondisi Isabel pun serba salah, mau gak mau ia harus support
Jackie dong meskipun hubungan mereka tidak baik-baik saja?
Ah iya, ada adegan paling berkesan di
sini, yakni ketika Jackie berusaha meredam ketegangan antara ia, Anna dan Ben
dengan sama-sama menari sambil menyanyikan lagu "Ain't No Mountain High
Enough" yang enakeun pisan!
![]() |
Kamar Jackie yang dihiasi foto-foto Anna dan Ben |
Sadar bahwa dirinya tidak akan hidup lama,
hubungan Jackie dan Isabel pun menjadi dekat. Isabel yang berprofesi sebagia
fotografer pun berusaha mengabadikan momen Jackie, Anna dan Ben yang hobi berkuda
berkeliling gunung di tengah musim dingin bersalju. Isabel pun sempat
menghadiahi kamar Jackie dengan kumpulan foto-foto Ana dan Ben supaya Jackie tidak
merasa kesepian.
SPOILER ALERT!
JANGAN LANJUTKAN MEMBACA KALAU BELUM
NONTON!
Momen haru film ini pun tidak berhenti
sampai di situ. Ada sebuah adengan dimana Jackie mengajak Isabel deep talk
sambil minum-minum. Jackie semacam melalukan gencatan senjata dan menyatakan
bahwa ia menitipkan Luke beserta Anna dan Ben pada Isabel. Keduanya pun
menangis pada momen sakral ini.
Pada akhirnya, film ini tidak
menceritakan apakah Jackie berhasil merawat kankernya apa tidak, namun film ini
diakhiri dengan Jackie dan Isabel yang sama-sama berfoto dalam satu frame
sebagai satu keluarga. Sebagai penonton, saya mengasumsikan bahwa Jackie
meninggal dunia tidak lama setelah momen tersebut.
REVIEW
Entah kenapa, film-film family yang
dibuat atau berseting ada tahun 90an sangat berkesan bagi saya. Vibes dan
atmosfer film ini seperti film Home Alone (1990), Home Alone 2: Lost in New York
(1992), The Little Rascals (1994), Mrs. Doubtfire (1993), Jumanji (1995)
hingga The
Parent Trap (1998) yang 90an banget, mulai dari kendaraan bermotor yang
berseliweran di film ini, musik yang dimainkan pada film ini, hingga
rumah-rumah khas Amerika Serikat yang digambarkan pada film ini yang satu
vibes, yakni besar dan family friendly banget. Selain itu, unsur Natalnya juga
kental banget sebagai penanda film family.
Ya gak usah heran, karena sutradara
film ini, Chris Columbus memang menyutradari film Home Alone (1990), Home Alone
2: Lost in New York (1992), Mrs. Doubtfire (1993) hingga dua film pertama Harry
Potter, yakni Harry Potter and the Sorcerer's Stone (2001) dan Harry Potter and
the Chamber of Secret (2002). Semua film tersebut sama-sama kental unsur family
dan unsur Natalnya.
Namun dibandingkan semua film Chris
Columbus yang saya sebutkan di atas, film Stepmom (1998) ini sangatlah bikin
nyesek karena film ini menceritakan perjuangan seorang ibu yang telah bercerai
dari suaminya yang terpaksa harus merelakan kedua anak kandungnya akan dirawat
oleh gadis yang kelak akan menjadi istri dari mantan suaminya hanya karena ia
akan meninggal dunia tak lama lagi karena kanker yang dideritanya.
Entah bagaimana caranya, Chris Columbus
memang berbakat dalam menyajikan film-film keluarga. Mulai dari vibes dan
atmosfernya, hingga pemilihan aktor dan aktris cilik yang mengisi film-film
tersebut. Sebagai Generasi 90an yang tumbuh dengan film-film tersebut, saya
harus mengucapkan rasa terimakasih yang sebesar-besarnya pada Chris Columbus
atas karya-karyanya yang telah mengisi masa kecil saya.
Akting Julia Roberts gak usah diragukan
lagi. Di tahun 90an, Julia Roberts ini dikenal sebagai Ratu dari film
cinta-cintaan. Sebut saja filmnya seperti Pretty Woman (1990), My Best Friend's
Wedding (1997), hingga Notting Hill (1999). Fun fact, Julia Roberts dan Susan
Sarandon sama-sama pernah jadi cameo di sitkom Friends!
Simak tulisan saya tentang Friends di
Mojok berikut ini: Sitkom
‘Friends’ Adalah Sitkom Era 90-an Paling Ikonik Sepanjang Masa
Demikian juga Susan Sarandon. Sejak
melihatnya muncul sebagai cameo di sitkom Friends, saya telah menonton beberapa
film Susan Sarandon seperti The Client (1994) hingga Enchanted (2007). Dan bisa
saya katakan, Susan Sarandon ini underrated banget. Ia adalah aktris bagus,
namun namanya tidak terlalu terkenal, terutama di Indonesia.
Demikian juga film Stepmom (1998) ini.
Orang jauh lebih mengenal film-film family karya Chris Columbus seperti Home
Alone (1990), Home Alone 2: Lost in New York (1992), Mrs. Doubtfire (1993) hingga
dua film pertama Harry Potter, yakni Harry Potter and the Sorcerer's Stone
(2001) dan Harry Potter and the Chamber of Secret (2002) dibandingkan film
Stepmom (1998) ini.
Menurut saya, film ini adalah film yang
underrated banget. Film ini berhasil menggambarkan Jackie dan Isabel sebagai
manusia yang betul-betul kompleks, tidak saja mengandalkan paras mereka yang
cantik saja. Film ini kalau ditonton oleh orang yang berhati bersih, pasti
bikin nangis, pasalnya saya gak nangis sama sekali ketika nonton film ini!
Hahahaha! Ketika nonton Miracle
in Cell No. 7 (2022) versi Indonesia di bioskop saja saya gak nangis sama
sekali! Hahaha! Film ini pun cukup sejenis dengan film Surat
Kecil Untuk Tuhan (2011), tapi film ini gak fokus pada penyakit kankernya,
hanya fokus pada hubungan “ibu tiri” saja.
Anyway, jangan cuma nonton Home Alone
doang, coba tonton juga Stepmom ini! Ingat ya, Stepmom (1998), bukan “Stepmom”
yang lain! If you know what I mean.
0 Comments