IMDb: 6,7/10 | Rating Saya: 7/10

Rated: R | Genre: Action, Crime, Thriller

Directed by Timur Bekmambetov

Screenplay by Michael Brandt, Derek Haas, Chris Morgan

Story by Michael Brandt, Derek Haas

            Based Wanted by Mark Millar, J. G. Jones

Produced by Marc Platt, Jim Lemley, Jason Netter, Iain Smith

Starring James McAvoy, Morgan Freeman, Angelina Jolie, Terence Stamp, Thomas Kretschmann, Common, Chris Pratt

Cinematography Mitchell Amundsen

Edited by David Brenner

Music by Danny Elfman

Production companies Relativity Media, Spyglass Entertainment, Marc Platt Productions, Kickstart Productions, Top Cow Productions

Distributed by Universal Pictures

Release date 12 June 2008 (London), 27 June 2008 (United States)

Running time 110 minutes | Country United States

Language English | Budget $75 million | Box Office $342,5 million

 

Saya pertama kali nonton Wanted (2008) ini saat SMA. Sewaktu itu, saya agak kurang relate dengan film ini, terutama premis awal cerita film ini. Belasan tahun berlalu, saya kepikiran untuk nonton ulang film ini karena melihat film ini dibintangi oleh James McAvoy, Morgan Freeman, Angelina Jolie dan juga Chris Pratt. Simak ulasan saya berikut ini.

 

STORYLINE

Wanted adalah film keluaran tahun 2008 buatan Amerika Serikat yang berseting di Chicago. Adalah Wesley Gibson (diperankan James McAvoy), seorang pemuda berusia 24 tahun pekerja kantoran yang lagi stress berat. Ia sering dimarahi atasannya yang toxic, ia juga dikhianati oleh rekan kerja sekaligus sahabatnya, Barry (diperankan Chris Patt) yang telah berselingkuh dengan pacarnya, belum lagi ia ketergantungan dengan obat-obatan untuk mengatasi serangan panik yang dimilikinya.

Suatu ketika, seorang wanita bernama Fox (diperankan Angelina Jolie) menghampiri Wesley. Ia memberitahu Wesley bahwa ayahnya baru saja meninggal dunia. Sejak awal cerita, sudah dijelaskan bahwa ayah Wesley meninggalkan Wesley dan ibunya begitu saja beberapa hari setelah ia lahir. Tentu saja Wesley bingung dong. Baru saja pulang kerja, eh tiba-tiba ada wanita yang ngomong begitu. Siapapun juga pasti bingung bukan main.

Tiba-tiba saja, Wesley terlibat baku tembak dengan pria tak dikenal yang berusaha membunuhnya. Fox langsung menolong Wesley dengan adegan tembak-tembakan yang sangat memanjakan mata. Meskipun adegan tersebut tidak logis jika ditilik dari ilmu fisika, tapi persetan dengan ilmu fisika, yang penting film ini bisa memanjakan mata!

Selesai adegan baku tembak, Fox membawa Wesley ke sebuah bangunan di pinggir kota. Bangunan tersebut bisa dikatakan sebagai markas dari perkumpulan rahasia yang kerjaannya membunuh manusia lainnya untuk keseimbangan alam semesta. Perkumpulan rahasia tersebut sudah beroperasi selama berabad-abad, kerjaannya membunuh orang lain yang dianggap bisa mengganggu keseimbangan alam semesta.

Sloan

Ternyata, ayah Wesley adalah anggota perkumpulan rahasia tersebut. Bahkan tidak hanya itu saja, ayahnya adalah seorang anggota perkumpulan rahasia yang paling hebat. Sayang, ayahnya dibunuh oleh Cross (diperankan Thomas Kretschmann) yang telah mengkhianati perkumpulan tersebut dan membunuh seluruh anggota perkumpulan yang tersisa. Hal tersebut dijelaskan pada Wesley oleh Sloan (diperankan Morgan Freeman), pemimpin perkumpulan rahasia tersebut.

Mengetahui hal tersebut tentu saja Wesley senang. Ia langsung meninggalkan kantor toxicnya dengan memaki atasannya yang toxic dan menghajar sahabatnya yang bermuka dua. Ah, dulu sewaktu SMA saya gak relate dengan adegan ini. Sekarang saya paham karena saya tahu sebagian besar pekerja seperti kita pastinya memiliki atasan yang toxic serta rekan kerja dan sahabat yang sebetulnya mengkhianati kita bukan?

Singkat cerita, Wesley akhirnya dilatih oleh perkumpulan rahasia tersebut tentang bagaimana caranya membunuh manusia lainnya. Adegan paling iconic di film ini tentu saja bagaimana tokoh di dalamnya bisa membelokkan peluru seperti tendangan pisang dalam pertandingan sepak bola. Secara logika, hal tersebut mustahil banget, tapi kesampingkan dulu logika dalam menonton film ini.

Wesley pun akhirnya berhasil mengikuti pelatihan yang diberikan. Ia pun memulai misinya dengan membunuh beberapa target yang ditugaskan padanya sekaligus jadi ajang latihan sebelum Wesley bisa membunuh Cross yang telah membunuh ayahnya.

SPOILER ALERT!

JANGAN LANJUTKAN MEMBACA KALAU BELUM NONTON!

Plot twist banget, ternyata ayah Wesley belum mati. Ayah Wesley yang sesungguhnya adalah Cross. Selama ini, justru ia berusaha menyelamatkan Wesley supaya tidak dibunuh oleh perkumpulan tersbeut. Ayah Wesley pun gak mau Wesley bergabung sebagai pembunuh. Ia pingin Wesley punya kehidupan yang lebih baik darinya. Ia gak mau Wesley jadi pembunuh.

 

REVIEW

Sekali lagi, kesampingkan logika saat menonton film ini. Film ini adalah tipikal comfort show yang bikin kita relax dan terhibur ketika menontonnya. Film ini bukanlah tipikal film serius macam Interstellar (2014) maupun Trilogy Batman karya Christopher Nolan dimana penonton harus serius dan mengedepankan logika dalam menontonnya.

Baca tulisan saya tengtang Comfort Show di Mojok berikut ini: Comfort Show: Alasan Kita Nontonin Tontonan yang Sama Berulang Kali

Premis film ini sebetulnya biasa saja bagi mereka-mereka yang sudah menonton ratusan film sepanjang hidupnya. Ada begitu banyak film dengan premis film serupa. Ada begitu banyak game dengan premis serupa pula. Jadinya ya tidak terlalu istimewa. Yang bikin istimewa adalah para pemeran film ini. Kapan lagi bisa melihat James McAvoy, Morgan Freeman, Angelina Jolie dan juga Chris Pratt adu akting dalam satu film yang sama?

Selain pemeran film ini yang luar biasa, visual efek film ini pun sangatlah luar biasa, terutama saat perilisannya di tahun 2008. Bisa dibilang, adegan slow motion peluru yang dibelokkan ini sama seperti adengan slow motion 360 derajat pada Trilogy Matrix pada akhir 90an dan awal 2000an yang sangat revolusioner karena belum pernah ada sebelumnya. Inilah yang jadi ciri khas film ini yang akan terus dikenang oleh penikmat film.

Satu kekurangan film ini. Ending film ini terasa kentang, terutama adegan Fox yang membunuh seluruh anggota perkumpulan rahasia tersebut kecuali Sloan. Selain itu, Sloan pun kok gampang sekali tertipu oleh Wesley pada ending film ini hingga mengakibatkan Sloan terbunuh begitu saja dengan mudahnya. Padahal kalau mau lebih hebat lagi, storyline film ini bisa digali seperti film legendaris macam  Fight Club (1999) soalnya Wesley di awal film ini digambarkan sebagai budak korporat yang sudah capek dengan sistem korporasi ala kaum kapitalis yang sangat kejam.

Meskipun visual film ini sangat memanjakan mata, yang bikin film ini sempat dapat nominasi Oscar bukanlah kualitas visualnya, melainkan pada Best Sound Editing, dan Best Sound Mixingnya. Padahal menurut saya sih lebih bagus kualitas visualnya dibandingkan audionya. Tapi mungkin juri Oscar punya pertimbangan lain. Orang awam seperti saya memangnya tahu apa?

Wanted memang bisa saya sebut sebagai comfort show yang cocok ditonton kapan saja, terutama kalau kamu lagi malas mikir dan pingin dapat hiburan setelah seharian diobrak-abrik oleh kehidupan yang fana ini karena premisnya sederhana dan visualnya sangatlah memanjakan mata.