Beberapa
tahun belakangan, harga sepeda dan segala tetek bengeknya sudah gak ngotak.
Harga sepeda paling murah saja sudah setara harga sepeda motor sekon. Bahkan
tidak sedikit helm sepeda dan aksesoris pendukung kegiatan bersepeda yang
harganya jauh lebih mahal dibanding helm sepeda motor dan aksesoris pendukungnya.
Fenomena
tersebut tidak hanya membuat masyarakat awam geleng-geleng kepala, lho.
Fenomena tersebut termasuk bikin saya yang sudah sepedahan belasan tahun
geleng-geleng kepala. Menurut saya, bersepeda itu harusnya murah dan mudah. Gak
usah mahal dan ribet. Kecuali kalau kalian mau serius bersepeda seperti jadi
atlet sepeda profesional.
Jadi
gini, mau semahal apapun sepeda yang kalian gunakan, mau semahal apapun
aksesoris pendukung yang kalian gunakan, kalau dengkul kalian lemah ya percuma
atuh! Saya sering melihat pesepeda yang harga sepeda dan aksesoris pendukungnya
mencapai puluhan bahkan ratusan juta, tapi gak serius bersepeda. Paling mentok
cuma dipakai minimarket atau buat CFD-an untuk diposting di media sosialnya.
Ada juga pesepeda dengan sepeda mahal yang gak kuat sepedahan di medan menanjak
atau bersepeda jarak jauh padahal sepedanya sudah sangat mendukung untuk medan
menanjak maupun dipakai bersepeda jarak jauh.
Pingin
deh nyindir mereka dengan berkata, “Bang, tukeran sepeda sama saya aja ya!”.
Bukannya apa-apa, tapi saya gemas!
Izinkan
saya sombong (lagi) ya, saya yang saat ini cuma pakai sepeda dengan harga satu
jutaan doang cuma bisa geleng-geleng kepala melihat mereka. Saya yang cuma pakai
sepeda murah aja sanggup sepedahan nanjak ke Lembang atau Pangalengan, masa
mereka yang pakai sepeda mahal gak sanggup? Bahkan saat kuliah, saya yang cuma
pakai sepeda single speed saja sanggup sepedahan ke luar kota, seperti Garut
dan Pangandaran.
Saya
sudah sepedahan selama belasan tahun bermodalkan sepeda murah tapi saya berani
jamin jarak tempuh saya jauh lebih banyak dibanding pemilik sepeda mahal yang
mendadak sering kita jumpai di jalanan setelah pandemi menghantam dunia. Bahkan
kecepatan saya bersepeda pun bisa dibilang cukup baik untuk kategori sepeda “murah”.
Berdasarkan catatan aplikasi Strava yang saya gunakan, saya berhasil PP rumah –
kantor dengan waktu tempuh yang hampir sama dengan waktu yang saya tempuh jika
saya menggunakan sepeda motor.
Memang
sih, jika dibandingkan dengan atlet sepeda profesional macam Lance Armstrong,
kemampuan saya bersepeda masih jauh banget. Tapi dibandingkan dengan mereka
yang punya sepeda puluhan juta tapi gak kuat gowesnya, saya masih jauh lebih
baik kan? ~wqwwqwq
Sejauh
yang saya lihat, mereka yang beli sepeda dengan harga puluhan juta itu bukan
beli sepeda mahal karena alasan kenyamanan bersepeda atau pingin fokus di dunia
olahraga sepeda, tapi karena gengsi semata! Mereka gak mau kalah dengan
teman-temannya yang beli sepeda mahal. Biar gak diceng-cengin di
tongkrongan, makanya mereka bela-belain tuh beli sepeda dengan harga mahal. Memang
sih kalau bisa memilih, saya juga pengin punya sepeda mahal yang harganya
puluhan bahkan ratusan juta. Harga gak pernah bohong. Tapi apa daya, uangnya
belum ada. ~wqwqwq
Makanya
saya nulis tulisan ini. Yang paling penting bukan harga sepedanya, tapi
kekuatan dengkul kalian! Saya yang cuma pakai sepeda murah aja sering nyalip
mereka yang pakai sepeda mahal di jalanan karena saya istiqamah bersepeda
selama belasan tahun. Saya juga melakukan kegiatan olahraga lainnya serta
menjaga pola makan dan pola tidur saya, makanya saya bisa berada di level saat
ini.
Punya
sepeda mahal tapi gak kuat sepedahan nanjak atau sepedahan jarak jauh memang
bukan aib. Semua orang kan punya tahapannya masing-masing dalam berolahraga. Buat
yang belum kuat sepedahan nanjak atau sepedahan jarak jauh, semangat ya!
Sepeda saya yang harganya satu jutaan doang
Maksud
saya di sini, kalau kalian mau mulai sepedahan, gak usah maksain beli sepeda
mahal karena alasan gengsi. Kalau tujuannya buat transportasi doang, sepeda
harga satu jutaan doang bahkan yang lebih murah dari itu juga udah cukup kok! Barulah
nanti kalau kalian mau lebih serius menggeluti dunia sepeda, seperti sepedahan
nanjak ke gunung atau sepedahan jarak jauh ke luar kota, beli sepeda mahal yang
sesuai dengan kebutuhan kalian. Yang penting mah bukan sepedanya, tapi kekuatan
dengkulnya! Bersepeda itu murah, yang mahal gengsinya!
Baca tulisan saya di Mojok berikut: Surat Terbuka untuk yang Suka Gowes di Bandung dan Indonesia
0 Comments