Toyota Fortuner |
Entah
sejak kapan, mobil SUV macam Toyota Fortuner dan Mitsubishi Pajero Sport begitu
digandrungi masyarakat menengah ke atas yang tinggal di kota besar. Mungkin
biar terlihat gagah dan maskulin. Apapun alasannya, tidak bisa dipungkiri saat
ini citra kedua mobil tersebut jadi jelek karena terlalu banyak (oknum)
pengemudi dua kendaraan tersebut yang suka bikin onar di jalanan.
Nah,
beberapa bulan ini, saya dipercaya atasan saya di kantor untuk mengemudikan
Toyota Fortuner miliknya untuk berbagai urusan pekerjaan. Mulai dari antar
jemput beliau ke bandara, sampai mengemudi ke berbagai daerah seperti Sumedang,
Semarang, Yogyakarta, hingga Surabaya. Setelah mencoba kendaraan SUV tersebut,
kalau ada uang, saya malah gak tertarik untuk memilikinya. Berikut ini
alasannya.
Bodi
Fortuner dan sejenisnya terlalu besar!
Dilihat
dari jauh pun, Fortuner dan sejenisnya jelas punya dimensi ruang yang jauh
lebih besar dibandingkan kendaraan lainnya. Meski sudah beberapa bulan
mengemudikan mobil bongsor tersebut, saya masih kesulitan untuk putar balik di
jalan kecil atau sekedar cari parkir. Ya gimana, bodynya aja segede gaban!
Kalau
saya dikasih Fortuner gratis pun, mobil tersebut nampaknya gak akan masuk ke
garasi rumah saya karena dimensinya yang teramat besar. Bisa sih saya parkirkan
di halaman rumah saya. Tapi risikonya gede banget. Pasalnya, sekitar 25 tahun
yang lalu, Toyota Kijang Grand Extra milik saya pernah digondol maling dan
sampai sekarang gak ada kabarnya sama sekali.
Terlalu
lebay untuk digunakan sehari-hari
Menurut
saya, mobil SUV macam Fortuner tidak cocok digunakan sebagai kendaraan sehari-hari.
Kayak berlebihan aja untuk digunakan untuk ke kantor, nganter anak ke sekolah,
apalagi untuk sekadar ke pasar tradisional. Cari parkirnya susah bos! Apalagi
untuk digunakan di Kota Bandung yang dimensi jalannya gak selebar kota besar
macam Jakarta atau Surabaya. Repot! Mobil SUV macam Fortuner hanya cocok
digunakan untuk perjalanan jauh ke luar kota saja. Untuk sehari-hari mah repot!
Harga
dan perawatannya yang (menurut saya) mahal banget!
Untuk
kaum mendang-mending (baca: sobat misqueen) kayak saya yang penghasilannya
masih jauh di bawah UMR Kota Bandung, harga satu unit mobil SUV macam Fortuner
itu mahal banget! Dengan DP sekitar 40 juta Rupiah dan cicilan 8 jutaan per
bulan, ya jelas berat. Jangankan unit baru, unit secondnya aja mahal! ~wqwqwq
Kendaraan
SUV macam Fortuner jelas gak bisa pakai bahan bakar sembarangan supaya bisa
berumur panjang dan performanya maksimal. Fortuner menggunakan bahan bakar
berjenis Dexlite yang satu liternya dipatok dengan harga 17.000an. Jelas mahal!
Bisa aja
sih Fortuner pakai bahan bakar yang lebih murah macam Bio Solar yang harganya
jauh lebih murah, yakni sekitar 7.000an. Tapi gak saya rekomendasikan karena
Bio Solar bisa menyebabkan kerusakan mesin karena bahan bakar subsidi tersebut
tidak diperuntukkan untuk kendaraan SUV macam Fortuner. Lagian, gengsi dong?
Mobil mahal masa pakai bahan bakar subsidi? ~wqwqwq
Selain
itu, pajak tahunan dan biaya perawatan Fortuner atau kendaraan SUV sejenisnya
juga gak murah, lho. Pajak tahunannya bisa menyentuh angka 10 juta! Biaya
perawatannya juga gak murah. Sekadar ganti oli dan tune up rutin aja bisa
menyentuh angka gaji saya dalam satu bulan! ~wqwqwqwq
Memang,
harga gak pernah bohong. Sepanjang saya gunakan, mobil ini enakeun pisan
saya kemudikan di Jalan Tol Trans Jawa maupun daerah pegunungan macam Lembang.
Ketika saya pakai ngebut di atas 100 km/jam pun, stabil banget, gak goyang sama
sekali. Akselerasinya besar banget, gak banyak ‘ngeden’ di jalan tol
kayak Honda Brio yang harganya jauh di bawah Fortuner.
Tapi
ya memang Fortuner dan kendaraan SUV sejenisnya memang diperuntukkan untuk
kalangan menengah ke atas yang gak sekadar mampu beli mobilnya saja, tapi juga
mampu bayar pajak tahunan dan biaya perawatannya. Gaji kamu cuma mentok UMR?
Gak usah maksain beli! ~wqwqwq
Itulah
beberapa alasan SUV macam Fortuner dan dan sejenisnya itu gak seenak
kelihatannya. Bodynya bongsor, bahan bakarnya boros, pajak dan perawatannya
juga mahal. Jadi gak usah heran kalau banyak (oknum) pengemudi Fortuner dan
sejenisnya pada bikin onar di jalanan. Mereka stress soalnya harga, pajak, dan
biaya perawatannya mahal! ~wqwqwq
0 Comments