Dua
minggu yang lalu, alias 1 Mei, diperingati sebagai Hari Buruh alias May Day,
dan saya merasa sangat resah. Keresahan yang saya alami ini saya jamin
dirasakan juga oleh ratusan juta buruh di luar sana. Apalagi kalau bukan pesatnya
perkembangan artificial intelligence alias AI?
Kenapa
saya merasa resah? Karena saya jamin, tidak lama lagi berbagai jenis pekerjaan
yang dilakukan manusia akan digantikan oleh AI. Saat ini saja, sudah banyak
pekerjaan manusia, terutama pekerjaan-pekerjaan yang dikerjakan di pabrik sudah
digantikan oleh robot. Tentu saja, robot dipilih untuk menggantikan pekerjaan
manusia di pabrik karena pekerjaan yang dilakukan oleh robot dinilai lebih
akurat, lebih efisien, dan juga lebih murah dibandingkan manusia yang bisa
mengalami kelelahan, kebosanan, maupun berkonflik dengan sesamanya.
Tak
hanya pekerjaan yang dilakukan di pabrik saja yang akan digantikan oleh mesin.
Saat ini sudah banyak bermunculan berbagai AI yang mengerjakan berbagai
pekerjaan manusia lainnya seperti penulisan artikel hingga desain grafis.
Banyak manusia yang merasa khawatir dan gak tenang dengan perkembangan AI yang
saya sebutkan tersebut.
Sebelum
ada AI yang bisa menulis artikel atau mendesain sesuatu dengan mudahnya,
manusia umumnya harus menempuh pendidikan selama bertahun-tahun mulai dari SD,
SMP, SMA, hingga tingkat Sarjana (S-1). Atau, sekurang-kurangnya, belajar
tentang bagaimana caranya menulis dan mendesain dengan baik dan benar melalui
berbagai pelatihan maupun belajar secara otodidak selama bertahun-tahun.
Nah,
sudah bisa menulis dan mendesain dengan baik dan benar saja seorang penulis
atau ilustrator harus bersaing dengan puluhan bahkan ribuan manusia lainnya,
baik bekerja di bawah naungan sebuah lembaga maupun mandiri sebagai freelancer,
gak kebayang dengan adanya AI yang semakin lama semakin canggih?
Untuk
bisa menulis artikel atau mendesain, seorang penulis atau ilustrator
membutuhkan waktu selama berjam-jam bahkan berhari-hari untuk bisa memproduksi
tulisan maupun gambar yang bagus bukan? Otak mereka mengebul, tak terhitung
berapa cangkir kopi yang sudah habis dikonsumsi, tak terhitung berapa banyak
waktu yang mereka butuhkan hanya untuk sekadar cari inspirasi di coffee shop
terdekat?
Tanpa
adanya AI saja, di dunia ini ada begitu banyak penulis atau ilustrator yang
menganggur karena jumlah angkatan kerja setiap tahunnya tidak sebanding dengan
jumlah lapangan kerja yang tersedia. Persaingan antar penulis dan ilustrator
saja sangat ketat, apalagi dengan adanya AI yang semakin lama semakin canggih?
Cukup
dengan memasukkan sejumlah kata kunci, AI akan membuat sejumlah artikel maupun
gambar ilustrasi dari apa yang kita minta dengan cepat dibandingkan artikel
atau ilustrasi yang dibuat oleh manusia. Memang, teknologi AI saat ini belum
canggih-canggih amat, tapi saya jamin dalam waktu beberapa tahun saja,
teknologi AI akan jauh lebih canggih dibandingkan teknologi AI saat saya
menuliskan artikel ini sehingga bisa jadi, profesi penulis maupun ilustrator di
masa depan sudah tidak diperlukan lagi.
Contoh
keresahan yang saya tuliskan memang hanya berkutat pada bidang menulis dan
desain grafis karena saya rasakan sendiri. Tapi ada banyak bidang pekerjaan
lain yang suatu saat bisa digantikan oleh AI, yang pastinya gak kepikiran sebelumnya,
seperti bidang hukum hingga bidang kesehatan. Di masa depan, AI diprediksi bisa
menganalisa sebuah permasalahan hukum berdasarkan data yang ada secara cepat,
akurat, dan tidak bias sama sekali. Di masa depan, AI diprediksi bisa
mendiagnosa sebuah permasalahan medis berdasarkan data yang ada secara cepat,
akurat, dan dapat dilakukan secara masif.
Kebayang
gak sih akan ada berapa banyak jenis pekerjaan manusia yang akan digantikan AI
di masa depan? Kebayang gak sih akan ada berapa banyak lulusan perguruan tinggi
yang menganggur karena pekerjaan yang dilakukan AI jauh lebih bagus dan jauh
lebih murah dibandingkan pekerjaan yang dilakukan manusia? Tanpa ada AI saja
ada begitu banyak pengangguran di dunia ini kan? ~wqwqwqwq
Lebih
ekstrim lagi, saya juga takut nanti AI bisa lebih cerdas dari manusia. Sejak
tahun 80an saja banyak film fiksi ilmiah yang menggambarkan bahwa di masa
depan, AI yang sudah lebih cerdas dibanding manusia akan menggulingkan
peradaban umat manusia. Dari Terminator hingga Ghost in the Shell.
Keresahan seperti yang terjadi pada film yang saya sebutkan di atas memang saya akui terlalu halu, tapi angka pengangguran yang akan meningkat seiring pesatnya perkembangan AI tidak bisa lagi dihindari sehingga mau gak mau kita sebagai manusia harus terus belajar dan meningkatkan kompetensi yang kita miliki biar gak kalah dengan AI. Nah, itulah keresahan yang saya rasakan seiring pesatnya perkembangan AI. Gimana nasib buruh ke depannya dengan adanya AI?
0 Comments