Kalau saya boleh menyebut tim sepak bola mana yang paling saya benci sekaligus bikin saya hormat pada mereka, tentu saja Manchester City. Mohon maaf untuk seluruh staf, pemain, dan direksi Manchester City atas pernyataan jujur saya tersebut.

Dua puluh tahun yang lalu, Manchester City saya anggap sebagai klub medioker saja yang tak akan mampu mengalahkan dominasi Manchester United di Liga Inggris, sama seperti Chelsea sebelum datangnya Roman Abramovich.

Tapi semuanya berubah 180 derajat ketika taipan asal Uni Emirat Arab, Sheikh Mansour, mengambil alih kepemilikan Manchester City dari Thaksin Shinawatra. Tetangga Manchester United tersebut langsung mendatangkan sejumlah bintang seperti Sergio Aguero, Mario Balotelli, Yaya Toure, hingga Raheem Sterling.

Perlahan namun pasti, Manchester City langsung bertransformasi menjadi kekuatan besar yang mengancam dominasi Manchester United, baik di Kota Manchester itu sendiri, di Liga Inggris, hingga pada tatanan level sepak bola Eropa dan global. Mulai bermunculan fans Manchester City di lingkungan sekitar saya, seperti fenomena munculnya fans Chelsea setelah kedatangan Roman Abramovich dan Jose Mourinho di Stamford Bridge.

Saya kira harusnya tak ada tim yang bisa benar-benar sempurna saat ini dari segala aspek: taburan pemain bintang, pelatih kelas dunia, hingga jajaran direksi yang suportif benar-benar ada di sana. Kombinasi sempurna antara Erling Haaland, Pep Guardiola, dan Sheikh Mansour itu sendiri bisa kita lihat hasilnya musim ini, hampir pasti Treble!

Di pentas Liga Inggris, Manchester City sudah mengunci gelar Liga Inggris musim ini. Mereka bahkan berhasil meraih gelar Liga Inggris sebanyak tiga musim berturut-turut.

Pada ajang Piala FA, squad The Citizen sukses mengalahkan squad Setan Merah di Wembley. Sebagai fans Manchester United, saya berusaha ikhlas saja. Manchester City sudah saya prediksi akan menang dengan mudah meskipun saya masih berharap tim kesayangan saya yang keluar sebagai juara. Biar musim ini sama-sama punya dua gelar gitu. Kan tetanggaan jadi harus akur! ~wqwqwq

Terakhir, The Citizen berpeluang besar untuk meraih gelar Liga Champions untuk pertama kalinya dalam sejarah. Mereka ‘hanya’ harus mengalahkan Inter Milan. Real Madrid yang punya DNA Eropa aja kena bantai, prediksi saya sih mereka punya peluang yang lebih besar untuk mengalahkan Inter di Instanbul.

Pada titik ini, saya tahu bahwa Manchester City bukan lagi tim medioker. Saya malas mengatakan alasannya. Silakan lihat sendiri hasil pertandingan mereka sejak datangnya Syekh Mansour. Gak cuma berhasil membantai tim satu kotanya doang, lur, tapi juga berhasil ngalahin Real Madrid!

Baca tulisan saya di Panditfootball: Glory Hunter adalah Kita

Untuk sebuah tim yang tadinya medioker dan hanya dianggap sebagai tim hore, apa yang Manchester City raih ini jelas nggak bisa dianggap enteng. Mereka benar-benar mampu memanfaatkan uang yang digelontorkan Syekh Mansour dengan sangat bijak. Gak sekadar rekrut pemain bintang dan pelatih terbaik doang, tapi secara perlahan turun membangun brand dan fan base yang kian hari kian besar.

Mungkin 10 – 20 tahun lagi, jika mereka konsisten, mereka akan menyalip rentetan gelar yang diraih Manchester United selama ini. Bahkan, saya yakin jika mereka terus konsisten, mereka akan mendominasi Eropa juga. Kombinasi Haaland dan Pep Guardiola saat ini aja sudah gak ada obat, saya gak bisa membayangkan gimana kuatnya Manchester City di masa depan.

Baca tulisan saya di Mojok: Sampai Kapan Fans Manchester United Harus Bersabar? Sampai Kapan-kapan!

Saya benci sekaligus hormat dengan Manchester City. Mereka benar-benar representasi dari kalimat, “Uang bisa membeli segalanya jika dimanfaatkan dengan benar” karena ada banyak klub yang kemampuan finansialnya selangit, tapi gak bisa memanfaatkan sumber dayanya dengan baik dan benar seperti Manchester City. Dan tentu saja tim yang saya maksud tersebut adalah Manchester United.