Kalau
disuruh menyebutkan pemain sepak bola yang paling merepresentasikan kita semua,
tentu saja jawaban saya adalah Harry Maguire. Eh bukan, maksud saya, Harry Kane.
Baca
tulisan saya di Mojok: Ronaldo
vs Messi: Fanatisme Paling Toxic dalam Dunia Olahraga
Kurang
jago apa coba Harry Kane? Ratusan gol sudah dia cetak bersama Tottenham Hotspur.
Puluhan gol pun sudah dia cetak ketika membela timnas Inggris. Tapi hingga
tulisan ini saya tulis, Harry Kane belum pernah memenangkan satu trophy pun
bersama Tottenham maupun timnas Inggris. ~wqwqwq
Baca
tulisan saya di Mojok: Hanya
Atlet yang Juara yang Abadi dalam Ingatan, Lainnya Hanyalah Pesakitan
Saya
yakin, selama ini Harry Kane latihan dengan sangat keras setiap hari. Bisa
jadi, latihan yang ia jalani lebih keras dibandingkan Cristiano Ronaldo atau
Lionel Messi. Bahkan, bisa saja Harry Kane juga berdoa pada Yang Maha Kuasa
agar impiannya ngangkat trophy bisa terwujud, baik bersama Tottenham maupun
timnas Inggris.
Namun pencapaian
tertinggi Harry Kane hanyalah Final UCL 2018 saja. Itupun kalah dari Liverpool dengan
skor akhir 2 – 0. Di pentas Liga Inggris pun, prestasi Tottenham belum terlalu
menonjol meski sudah dinahkodai José Mourinho dan Antonio Conte sekalipun.
Begitulah
hidup. Gak semua orang yang sudah kerja keras mati-matian dibarengi doa yang
khusyuk punya hasil yang sepadan. Saya tidak setuju dengan wejangan “Usaha
tidak akan mengkhianati hasil”, karena kenyataannya, miliaran orang di
dunia ini sudah berusaha keras dibarengi doa, tapi ditampar oleh realita.
Saya
yakin, kita semua sudah berusaha dengan sangat keras bukan? Kita sudah belajar
mati-matian supaya bisa masuk sekolah favorit atau perguruan tinggi favorit,
tapi gagal. Setelah menyelesaikan pendidikan, kita mati-matian supaya bisa kerja
sebagai PNS, karyawan BUMN, atau perusahaan multinasional, tapi gagal. Di dunia
kerja, kita mati-matian bekerja di kantor atau membangun bisnis dari nol supaya
bisa punya hidup yang nyaman, tapi lagi-lagi kita gagal.
Selain
usaha yang sudah saya sebutkan, kita juga sudah berusaha meminta pada Yang Maha
Kuasa bukan? Kita meminta Tuhan untuk mengabulkan seluruh impian kita sambil
terus berusaha. Kita juga sengaja menjalankan sejumlah ibadah sunnah maupun
rajin mengunjungi rumah ibadah agar Tuhan mendegar doa kita. Namun, kita semua
nasibnya sama seperti Harry Kane.
Saya
memang bukan fans Tottenham Hotspur, tapi saya kagum dengan permainan Harry Kane.
Blio sudah berusaha sangat keras supaya klub dan timnas yang ia bela meraih
gelar juara, namun ia belum berhasil juga. Harry Kane adalah representasi kita
semua.
Sebab
pada kenyataannya, tidak semua orang punya nasib yang baik seperti Julián
Álvarez atau Kylian Mbappé. Usia masih muda, tapi sudah berhasil meraih gelar
Piala Dunia. Kebanyakan dari kita bernasib seperti Harry Kane. Sudah berusaha
mati-matian, tapi dikhianati oleh hasil.
Harry Kane
menyadarkan saya, bahwa seberapapun kamu berusaha dan berdoa, privilege juga
yang menentukan. Álvarez dan Mbappé bisa
meraih banyak gelar juara karena mereka punya privilege dengan bermain di klub
hebat macam Manchester City dan Paris Saint-Germain. Mereka satu circle dengan
Haaland dan Neymar di klubnya masing-masing. Mereka juga satu circle dengan
Messi dan Paul Pogba di timnasnya masing-masing ketika meraih gelar Piala
Dunia.
Mungkin
jika Harry Kane masuk Manchester United City, nasibnya akan berubah. Ia
akan meraih banyak trophy. Kita juga begitu kan? Jika saja kita punya
privilege, mungkin nasib kita akan jauh lebih baik. Bahkan Harry Maguire juga kalau berhasil
masuk Real Madrid, cuma modal planga-plongo di bangku cadangan juga bisa auto
juara UCL. ~wqwqwq
Akhir
kata, Harry Kane adalah representasi kita semua. Kita semua yang pernah gagal
meraih apa yang kita cita-citakan padahal sudah berusaha sangat keras. Kita
yang kalah bersaing dengan mereka-mereka yang jauh lebih pintar ketika kita
berusaha masuk sekolah favorit, ketika kita berusaha masuk perguruan tinggi
favorit, dan hal tersebut terus berlangsung hingga dunia kerja, bahkan hingga
kita mati kelak.
Di
dunia ini, tidak semua orang yang sudah bekerja keras dan berdoa mati-matian
bernasib seperti Cristiano Ronaldo atau Lionel Messi. Kebanyakan dari kita
bernasib seperti Harry Kane. Kebanyakan dari kita hanyalah medioker. Kebanyakan
dari kita hanya berkahir seperti pecundang. Madara Uchiha saja pernah bilang, “Selama
konsep pemenang itu ada, maka akan ada pecundang untuk melengkapinya.”
Saya cuma bisa berharap, semoga sebelum pensiun Harry Kane bisa merasakan yang namanya juara itu seperti apa. Entah dengan terus bermain di Tottenham Hotspur maupun pindah ke klub lain. Saya juga berharap, kita semua tidak terus-terusan dikhianati oleh hasil karena gagal terus menerus sangatlah menyakitkan.
0 Comments