Bully adalah game open world yang dirilis Rockstar pada tahun 2006 untuk platform PlayStation 2 . Pada tahun 2008, Rockstar merilis versi terbarunya, Bully: Scholarship Edition untuk platform PlayStation 3, Xbox 360 dan PC. Tidak ketinggalan, game ini pun telah dirilis untuk Android dan iOs pada tahun 2016 yang lalu dengan judul Bully: Anniversarry Edition.

Game ini sebetulnya tidak jauh berbeda dengan game legendaris keluaran Rockstar dengan judul Grand Theft Auto. Bedanya, alih-alih jadi orang dewasa, pada game ini kita jadi seorang anak sekolah berumur 15 tahun bernama James “Jimmy ”Hopkins yang baru saja pindah sekolah di sebuah sekolah asrama bernama Bulworth Academy. Sekolah ini sebetulnya adalah sekolah yang bagus, dengan berbagai fasilitas mewah dan prestasi yang dimilikinya, tapi stigma terhadap sekolah ini jelek banget karena dipenuhi oleh anak-anak nakal. Alumni sekolah ini ini pun banyak yang akhirnya jadi gangster, pengusaha licik, dan politikus kotor.

Jimmy Hopkins sengaja ditempatkan di sekolah barunya karena Ibu kandungnya mau bulan madu setelah menikah dengan suami barunya. Selain itu, Jimmy Hopkins ini memang sudah beberapa kali dikeluarkan dari beberapa sekolah sebelumnya karena kenakalannya. Dugaan Jimmy sangat benar karena sekolah ini dipenuhi oleh anak-anak nakal yang menguasai sekolahan. Selain itu ada banyak oknum guru dan staf sekolah yang lebih buruk. Ada guru yang pedofil pada murid-muridnya, ada guru yang disogok orang tua murid supaya nilai anaknya bagus, dan ada guru yang kerjanya marah-marah pada siswa alih-alih mengajar dengan serius.

Bullworth Academy

Siswa Bulworth Academy pun banyak yang membentuk gengnya masing-masing, yakni Preppies (geng anak orang kaya), Greasers (geng motor sekolah) , Nerds (geng kutu buku), dan Jocks (geng atlet sekolah). Kalau kamu berpikir Grand Theft Auto adalah game yang penuh dengan kekerasan, berarti kamu belum mencoba game ini. Menurut saya game ini lebih berbahaya dari Grand Theft Auto karena kekerasan yang dilakukan disini dilakukan oleh anak remaja 15 tahun di dalam sekolah. Kita bisa memukul, menendang hingga menganiaya murid lainnya, termasuk murid perempuan sekalipun. Tidak hanya itu, kita bisa juga menyerang orang dewasa, bahkan guru sekalipun! Bagusnya, Rockstar sebagai developer game ini memberi batasan yang jelas bahwa kita tidak bisa membunuh siapapun di game ini, hanya menghajarnya sampai babak belur saja.

Di game ini pun kita bisa pacaran dengan berbagai gadis yang ada di sekolah ini. Untung saja Rockstar telah memberi batasan yang jelas karena dalam game ini Jimmy Hopkins hanya bisa ciuman saja, tidak sampai terjerumus dalam jurang kelam seks bebas. Untung saja saya baru memainkan game ini saat saya sudah lulus kuliah dan bekerja jadi saya tidak meniru berbagai adegan yang ada pada game ini.

Meskipun menyajikan banyak adegan kekerasan, adegan seksual, dan juga sisi gelap dunia pendidikan Amerika Serikat, saya malah jadi merindukan masa-masa SMA saya saat memainkan game ini karena meskipun Jimmy Hopkins ini adalah berandalan yang kerjaannya berkelahi melulu, kita diharuskan untuk menyelesaikan pendidikan di sekolah ini melalui berbagai mata pelajaran yang ada seperti mata pelajaran matematika, biologi, kimia, bahasa Inggris, geografi, musik, mekanik, dan pelajaran olahraga dengan nilai yang bagus. Kalau kita terlambat masuk kelas juga akan dimarahi dan dihukum oleh guru layaknya sekolah betulan.

Di sini pun kita bisa bersenang-senang seperti anak SMA pada umumnya seperti balap sepeda di sore hari sepulang sekolah, begadang main game, olahraga bersama teman, mengunjungi pasar malam, mengerjakan tugas di perpustakaan, dan mencoba banyak hal baru sebagai remaja pada umumnya yang sedang mencari jati diri.

Di sini pun kita bisa bersenang-senang untuk pacaran dengan gadis yang kita sukai seperti anak SMA pada umumnya. Mengajaknya kenalan untuk pertama kali, menyapanya ketika tidak sengaja bertemu di lorong sekolah atau di jalan, memberikan kado padanya, mengajaknya kencan ke pasar malam, dan mendengar segala keluh kesahnya serta memberinya perhatian sepenuhnya. Pacaran waktu SMA dan sudah dewasa beda banget soalnya. Dan biasanya, lebih berkesan pacaran waktu SMA daripada pacaran saat sudah dewasa.

Game ini pun mengajarkan arti pertemanan sejati karena di game ini, orang yang pernah kita tolong ada yang akan balas budi, dan ada juga yang akan berkhianat. Sebaliknya, orang yang selalu kita olok-olok, akan ada yang membalas perbuatan kita dengan keji, dan ada juga yang justru membalas perbuatan kita dengan menolong kita. Pada akhirnya, hanya teman sejatilah yang akan bertahan sampai akhir cerita.

Biasanya, teman terdekat yang kita miliki dalam hidup memang hanya kita dapatkan di masa sekolah saja, karena setelah lulus sekolah, biasanya orang akan susah untuk memiliki teman dekat karena setiap orang punya prioritasnya masing-masing seperti bekerja dan berkeluarga. Selain itu, biasanya saat sudah dewasa, susah untuk menemukan teman yang satu frekuensi. Saat masih sekolah, biasanya orang akan lebih mudah buat satu frekuensi.

Jadi ya main game Bully ini gak melulu tawuran antar geng kayak Dilan. Gak melulu nge-bully anak lemah dengan memasukannya ke keranjang sampah atau mengurungnya di kamar mandi. Gak melulu menjahili siswa lainnya dengan ketapel. Dari game ini, kita diajak untuk melihat sisi lain dari kehidupan anak SMA yang begitu menyenangkan dan tanpa beban.  Saat sudah dewasa seperti saya, kehidupan kita akan berbanding terbalik dengan beban hidup yang berat. Game ini pun mengajak kita untuk melihat sisi kelam dunia pendidikan dimana banyak guru dan staf sekolah yang nyeleneh, bahkan korup banget dalam mendidik generasi penerus bangsa karena gaji dan beban kerja mereka yang tidak seimbang sama sekali.

Jimmy Hopkins, Leader Sejati dari Bullworth Academy

Bagi saya, Jimmy Hopkins adalah salah satu protagonis terbaik dari game yang pernah saya mainkan. Sama seperti Wei Shen dalam Sleeping Dogs, Ezio Auditore dalam Assassin’s Creed, Niko Bellic dalam Grand Theft Auto IV, Vito Scaletta dalam Mafia Il, Kazuma Kiryu dalam Yakuza, hingga Commander Shepard dalam Mass Effect. Jimmy selalu tahu batas. Sebobrok-bobroknya Jimmy, gak pernah sekalipun ia memukul seorang guru meski guru tersebut layak mendapatkannya. Sebobrok-bobroknya Jimmy, ia gak sampai bikin anak orang hamil juga. Selain itu, kalau orang tersebut baik padanya, ia pun akan baik pada orang tersebut. Kalau bisa ditolong, Jimmy juga akan menolong orang tersebut.

Terakhir, saya berharap Rockstar Games membuat sekuel game ini. Sudah sejak lama game ini digosipkan akan dibuatkan sekuelnya. Saya tak bisa membayangkan jika game ini dibuat di zaman sekarang, pasti akan lebih canggih. Di tahun 2006 saja, game ini begitu cantik dengan kualitas audio visual terbaik pada zamannya, dan storyline yang luar biasa, bahkan dari sudut pandang tahun 2023 sekalipun.

Baca tulisan saya di Mojok tentang Sleeping Dogs: ‘Sleeping Dogs’, Gim Underrated yang Lebih Bagus ketimbang GTA V

Baca tulisan saya di Mojok tentang Mass Effect: Belajar Mengambil Keputusan lewat Mass Effect