Beberapa
waktu yang lalu, dari cuplikan Reels laman Instagram saya, ada akun yang
menayangkan cuplikan film berjudul Leave the World Behind. Adegan tersebut
menarik, di mana sebuah kapal tanker bergerak lurus begitu saja pada sebuah
pantai. Tanpa babibu fafifu wasweswos saya langsung mencari judul film
tersebut. Saya langsung antusias karena ternyata film yang punya judul Leave
the World Behind ini dibintangi Ethan Hawke dan Julia Roberts. Begini ulasan
saya.
Storyline
Keluarga
Sanford yang terdiri dari Clay Sandford (Ethan Hawke), Amanda Sandford (Julia
Roberts) serta kedua anak mereka, Archie Sandford (Charlie Evans) dan Rose
Sandford (Farrah Mackenzie) pergi berlibur ke sebuah pantai. Tiba-tiba, sebuah
kapal tanker random begitu saja bergerak lurus tanpa arah ke pantai tempat
mereka berlibur.
Kerandoman
tersebut bukanlah yang terakhir! Sebab, rumah sewaan tempat mereka berlibur
tiba-tiba didatangi oleh pemiliknya, yakni seorang ayah dan anak bernama G. H.
Scott (G. H. Scott) alias George dan Ruth Scott (Myha'la) yang minta izin masuk
ke rumahnya untuk berlindung di tengah malam.
Amanda
yang sudah kaduhung bayar uang sewa tentu gak mau privacynya terganggu dong?
Terlebih ia sudah bayar mahal. George pun akhirnya ngasih Amanda 1.000 US
Dollar cash sebagai bentuk kompensasinya. Tapi Amanda tetap curiga dan
berpikiran bahwa George dan putrinya itu bisa saja penjahat atau seorang
penipu.
Untuk
storylinenya bisa kalian tonton sendiri. Intinya, tiba-tiba saja listrik mati,
sinyal handphone hilang, jaringan internet hilang, orang-orang pergi entah ke
mana, hewan-hewan berlaku aneh, dan fenomena-fenemena lainnya yang bikin
penonton bertanya-tanya sepanjang menonton film ini.
Yang
mau saya garis bawahi, sejak awal, film ini atmosfernya cukup kelam, meski tak
ada jumpscare atau sound effect aneh. Namun, saya merasa film ini auranya sama
seperti film Triangle (2009) yang membuat saya tidak nyaman, namun memberikan
saya rasa penasaran yang teramat sangat untuk terus menonton film ini sampai
selesai.
Film
ini bikin saya bertanya-tanya, “Apa sebenarnya yang terjadi di luar sana?
Apakah George dan putrinya adalah orang jahat? Apakah ini ulah alien? Apakah
ini ulah hacker? Kenapa seluruh sistem elektronik mati? Kenapa sepi sekali wilayah
itu? Kenapa banyak hewan bertingkah aneh?”
Selain
itu, film ini pun dibumbui dengan perbedaan latar belakang sosial antara Keluarga
Sanford dan Keluarga Scott di mana Keluarga Sanford adalah warga Amerika
berkulit putih, sedangkan Keluarga Scott adalah warga Amerika berkulit hitam.
Meski sama-sama punya latar belakang ekonomi yang cukup setara, konflik rasial
serta stereotype antara orang berkulit putih dan orang berkulit hitam di
Amerika masih terjadi hingga hari ini. Jadinya mereka saling curiga gitu.
Film
ini memang tak banyak menyajikan jumpscare, sound effect horror, maupun visual
effect memukau lainnya, tapi ini membuat saya bertanya-tanya, “Manusia
bakalan bisa survive gak ya dalam situasi ini? Kalau saya ada di posisi
mereka bakal gitu juga gak ya? Atau malah lebih parah?”
Easter
Egg yang menyebalkan tapi asyik
Selain
memuat unsur horor thriller psikologis, saya pikir ada unsur lainnya yang bikin
film ini sangat seru. Yakni, Rose yang nontonin serial Friends via iPad yang
dimilikinya! Bahkan dalam situasi di mana dunia lagi kiamat, ia penasaran
dengan ending serial Friends! Ruth yang tumbuh jauh setelah serial ini tamat
pun menonton serial ini dan tak ragu menyebutkan bahwa menonton Friends membuatnya
Anemoia! Yakni sebuah perasaan rindu atau perasaan nostalgia akan sebuah
kenangan di masa lalu yang tidak pernah kita alami secara langsung sama sekali. Selain itu, Julia Roberts kan sempat main di salah satu episode Friends. ~wqwq
Baca
tulisan saya di Mojok: Anemoia:
Alasan Kita Merasa Nostalgia saat Bersentuhan dengan Hal-hal Jadul
Baca
tulisan saya di Mojok: Sitkom
‘Friends’ Adalah Sitkom Era 90-an Paling Ikonik Sepanjang Masa
Menurut
saya, kalian-kalian yang suka dengan film yang punya plot twist tak terduga,
atau thriller psikologis, pasti suka nonton film ini. Alur film ini terlalu
lambat dan kurang banyak aksi. Bagi yang kurang suka dengan film beralur
lambat, bisa jadi kalian tidak nyaman nonton film ini. Selain itu, ending film
ini sengaja dibuat ambigu, seperti ending The Dark Knight Trilogy Christopher
Nolan yang sengaja dibuat ambigu, di mana setiap individu yang menonton film
ini punya persepsi masing-masing terhadap apa yang terjadi di ending film
tersebut.
0 Comments