IMDb: 6,1/10 | Rating Saya: 8/10

Rated: R | Genre: Comedy, Drama, Romance

Directed by Christian Ditter

Screenplay by Abby Kohn, Marc Silverstein, Dana Fox

Story by Abby Kohn, Marc Silverstein, Matthew Groene

            Based How to Be Single by Liz Tucillo

Produced by John Rickard, Dana Fox

Starring Dakota Johnson, Rebel Wilson, Damon Wayans Jr., Anders Holm, Alison Brie, Nicholas Braun, Jake Lacy, Jason Mantzoukas, Leslie Mann    

Cinematography Christian Rein

Edited by Tia Nollan

Music by Fil Eisler

Production companies New Line Cinema, Metro-Goldwyn-Mayer, RatPac-Dune Entertainment, Flower Films, Wrigley Pictures     

Distributed by Warner Bros. Pictures

Release date 9 February 2016 (London), 12 February 2008 (United States)

Running time 110 minutes | Country United States

Language English | Budget $38 million | Box Office $112,3million

 

Ketertarikan saya untuk nonton film ini setelah saya melihat sejumlah video singkat tentang seorang wanita di sebuah taksi yang mau pulang ke rumah. Dengan lantangnya ia berkata, “I’m going home”, dengan kerennya seperti lusinan aktor atau aktris di film-film. Lalu sang sopir taksi tiba-tiba berkata, “Woman, I don’t know where you live!”, dan tentu saja adegan tersebut sangatlah lucu bagi saya. Makanya saya langsung cari info tentang film tersebut dan langsung nonton. Simak ulasan saya berikut ini.

 

STORYLINE

How to Be Single adalah film keluaran tahun 2016 buatan Amerika Serikat yang berseting di New York City. Adalah Alice (diperankan Dakota Johnson), yang memutuskan untuk mengakhiri hubungan asmaranya dengan Josh (diperankan Nicholas Braun) setelah empat tahun pacaran karena Alice ingin pindah ke New York City dan bekerja di salah satu firma hukum di sana. Di New York City, Alice tinggal bersama kakaknya yang bekerja sebagai dokter spesialis kandungan, Meg (diperankan Leslie Mann).

Alice dan Robin

Di kantor barunya, Alice berteman dengan rekan kerjanya, Robin (diperankan Rebel Wilson) yang turut menjerumuskan Alice dalam dunia malam New York yang glamour. Alih-alih mencari cinta sejati, Robin mengajarkan Alice untuk melakukan one night stand dengan lusinan pria New York supaya mereka bisa menikmati masa muda mereka. Ah, saya juga kepingin seperti mereka berdua, tapi apa daya, saya tidak tinggal di New York City.

Robin memperkenalkan Alice dengan bartender di bar tempat Robin sering nongkrong, Tom (diperankan Anders Holm), fakboy New York yang sempat one night stand juga dengan Robin, namun Robin tidak terlalu ingat karena biasanya ia melakukan hal tersebut sambil mabuk. Di saat yang bersamaan, Tom bertemu dengan Lucy (diperankan Alison Brie) yang sering nebeng wifi-an di bar milik Tom. Lucy sedang mencari “the one” pujaan hati yang ia cari-ari selama ini lewat situs online dating.

Alice dan Josh

Setelah beberapa bulan melakukan praktik one night stand di New York dengan Robin, akhirnya Alice memutuskan untuk bertaubat. Ia ngajakin Josh untuk ngajak balikan. Tapi Josh menolaknya karena merasa dipermainkan oleh Alice. Selain itu, Josh juga sudah punya pacar baru. Tentu saja, Alice kecewa dan akhirnya menyesal.

Sementara itu, Meg yang selama ini gak punya ketertarikan untuk punya anak sama sekali jatuh hati dengan kelucuan bayi salah satu pasien rumah sakit tempat ia bekerja dan memutuskan untuk punya bayi. Tentu saja tidak dengan menikah, dong. Namanya juga orang Barat. Ia memutuskan untuk cari donor sperma di internet. Dasar orang Barat!

Ken dan Meg

Setelah resmi hamil, Meg bertemu dengan Ken (diperankan Jake Lacy) di pesta Natal kantor Alice dan Robin bekerja. Ken langsung jatuh cinta pada pandangan pertama dengan Meg dan ia berusaha menyembunyikan kehamilannya dari Ken. Drama banget film ini!

Alice dan Josh

Alice yang masih belum bisa move on dari Josh tiba-tiba bertemu dengan David (diperankan Damon Wayans Jr.), seorang pria kaya raya yang punya seorang putri. Ketika Josh memperkenalkan ALice pada putrinya, David tiba-tiba marah karena Alice David nilai terlalu akrab dengan putrinya dengan menyanikan lagu yang sering dinyanyikan Mendiang Istrinya pada anaknya. Mereka pun ribut dan akhirnya putus.

Saya tidak memiliki seorang putri seperti David, namun rasanya saya agak sedikit paham dengan David yang tidak bisa menerima Alice yang masuk begitu saja pada kehidupan putri semata wayangnya. Meskipun istrinya sudah dua tahun meninggal dunia, David masih belum bisa move on dari rasa sakit yang menimpanya.



Drama lain pun terjadi ketika Ken akhirnya menangkap basah Meg yang tengah belanja keperluan bayi di salah satu toko. Selama ini Meg berusaha menutup-nutupi perutnya yang kian lama kian membesar. Meg berkata jujur bahwa Ken bukanlah ayah biologis dari bayi yang dikandungnya. Ia berkata jujur bahwa ayah biologisnya adalah seorang pria yang ia ketahui dari internet dan memberikan donor sperma padanya. Di luar dugaan, Ken tidak peduli meskipun bayi yang ia kandung bukanlah anak biologisnya karena ia sangat mencintai Meg dengan sepenuh jiwa. Namun Meg tidak siap dengan kehadiran seorang pria seperti Ken.

Tom dan Lucy

Selain drama antara Alice dan Josh, Ken dan Meg, ada juga drama yang terjadi antara Tom dan Lucy. Tom yang selama ini melakukan one night stand layaknya Barney Stinson (diperankan Neill Patrick Harris) dalam sitkom How I Met Your Mother tiba-tiba jatuh cinta pada Lucy. Lucy yang tiba-tiba punya pacar pun anehnya membuat Tom cemburu. Padahal biasanya Tom gak pernah cemburu sama sekali ketika melihat wanita yang ia sukai bersama pria lain karena ia sendiri pun sudah menjalin hubungan dengan lusinan wanita di New York City.

Drama terakhir yang digambarkan oleh film ini adalah drama persahabatan antara Alice dan Robin. Alice merasa Robin sudah kelewatan ketika mengundang Josh, David dan Tom pada hari ulang tahun Alice hanya untuk melihat mereka bertiga baku hantam memperebutkan Alice. Meskipun gak terjadi adegan baku hantam, Alice merasa Robin sudah sangat kelewatan. Robin juga gak mau kalah, Alice Robin nilai terlalu kaku dan sangat munafik. Gak tahan dengan itu semua, Alice pun langsung meninggalkan pesta yang sudah susah-susah dibuat oleh Robin untuknya.

SPOILER ALERT!

JANGAN LANJUTKAN MEMBACA KALAU BELUM NONTON!

Tentu saja adegan selanjutnya adalah adengan taksi yang saya tulis di awal tulisan ini. Untuk tahu bagaimana akhir drama yang sudah saya ulas di atas, ada baiknya tonton sendiri saja ya.

 

REVIEW

Bisa saya katakan, film ini adalah versi Amerika dari film Love Actually (2004) karena memuat drama setiap tokoh di dalamnya dengan sangat baik dan ringkas banget. Ah iya, film ini pun menyebut-nyebut pop culture lainnya seperti Robin yang menyebut-nyebut breaknya Alice bakalan berkahir seperti Ross Geller dalam sitkom Friends. Robin juga menyebut-nyebut supaya alice jangan seperti Bridget Jones, jomblo ngenes yang digambarkan pada film Bridget Jones’s Diary (2001). Sepertinya, penulis film ini terinspirasi dari sitkom Friends dan film Bridget Jones’s Diary (2001) deh!

Baca tulisan saya tentang Love Actually di Mojok berikut ini: Bukan Home Alone, Love Actually Adalah Film Natal Terbaik!

Baca tulisan saya tentang Friends di Mojok berikut ini: Sitkom ‘Friends’ Adalah Sitkom Era 90-an Paling Ikonik Sepanjang Masa

Baca tulisan saya tentang Bridget Jones’s Diary (2001) berikut ini: Bridget Jones’s Diary (2001)

Dakota Johnson dan Rebel Wilson

Premis film ini sebetulnya biasa saja bagi mereka-mereka yang sudah pernah nonton film drama kayak Love Actually (2004). Yang jadi istimewa, pemeran utama film ini adalah Dakota Johnson yang namanya melejit setelah membintangi film dewasa berjudul Fifty Shades of Grey (2015). Dakota Johnson di film ini pun cantik banget dengan potongan rambut pendeknya. Gila!

Selain itu jangan lupakan juga Rebel Wilson di film ini yang selalu tampil sebagai wanita lucu yang kerjaannya mengintervensi wanita tokoh utama dengan ide-ide gilanya. Seperti pada perannya di film trilogi Pitch Perfect. Rebel Wilson pun selalu digambarkan sebagai wanita cbubby cantik yang selalu tampil percaya diri di balik tubuh gemuknya. In my honest opinion, Rebel Wilson ini cantik luar dalam sih. Sepertinya, di dunia nyata pun orangnya asli kocak gitu deh.

Selain peranan dari Dakota Johnson dan Rebel Wilson, kekuatan film ini tentu saja ada pada adegan komedi-komedinya yang gak disangka-sangka. Pemilihan musik-musiknya pun sangatlah pas sesuai suasana film ini yang selalu naik turun dari adegan lucu, adegan marah-marahan, hingga adegan sedih yang dibalut dengan kondisi New York City yang sangat mendukung sebagai setting dari film yang cocok sebagai latar belakang film apa saja, mulai dari film cinta, film komedi, film noir, hingga film action.

Simak tulisan saya tentang New York City di Hipwee berikut ini: Sekali Seumur Hidup, Saya Ingin Mengunjungi New York City