IMDb: 6,8/10 | Rating Saya: 7/10

Rated: PG-13 | Genre: Action, Adventure, Fantasy

Directed by Peyton Reed

Written by Jeff Loveness,

Based on Marvel Comics

Produced by Kevin Feige, Stephen Broussard

Starring Paul Rudd, Evangeline Lilly, Jonathan Majors, Michelle Pfeiffer, Michael Douglas, Kathryn Newton, David Dastmalchian, William Jackson Harper, Katy O'Brian, Bill Murray

Cinematography William Pope

Edited by Adam Gerstel, Laura Jennings

Music by Christophe Beck

Production companies Marvel Studios

Distributed by Walt Disney Studios Motion Pictures

Release date 6 Feb 2023 (Regency Village Theatre), 17 February 2023 (United States)

Running time 124 minutes | Country United States

Language English

 

Rabu, 15 Februari 2023 saya berkesempatan untuk nonton Ant-Man and the Wasp: Quantumania secara langsung pada hari perdana penayangannya. Mumpung ada yang traktir saya. Meskipun sudah menyaksikan puluhan film superhero di bioskop selama lebih dari 20 tahun, rupanya saya tidak kunjung bosan dengan film-film superhero yang diusung oleh Marvel maupun DC karena mereka berdua telah menginspirasi saya banyak hal dalam hidup. Saya pun tumbuh dan berkembang karena film-film superhero tersebut sampai sekarang. Setidaknya, sampai 10-20 tahun kedepan, saya yakin saya akan terus mengikuti film-film superhero Marvel maupun DC. Simak ulasan saya berikut ini.

Baca juga tulisan saya : 3 Alasan Kita Suka Film Superhero meski Ceritanya Gitu-gitu Aja

 

STORYLINE

Ant-Man and the Wasp: Quantumania adalah film keluaran tahun 2023 buatan Amerika Serikat yang bercerita tentang lanjutan cerita Scott Lang alias Ant-Man (diperankan Paul Rudd) setelah aksi heroiknya mengembalikan setengah populasi alam semesta pasca Snap Thanos. Scott Lang dielu-elukan oleh banyak orang karena dianggap sebagai salah satu anggota Avenger paling berjasa di dunia setelah Spider-Man, Thor, Captain America dan tentu saja, Ironman.

Putri semata wayang Scott, Cassie Lang (diperankan Kathryn Newton) ternyata punya kejeniusan luar biasa yang ia dapatkan setelah mempelajari jurnal tulisan kakeknya, Dr. Hank Pym (diperankan Michael Douglas). Ia bahkan membuat sebuah device yang bisa mengirim sinyal ke dunia kuantum. Mengetahui hal ini, neneknya, Janet Van Dyne (diperankan Michelle Pfeiffer) yang telah terjebak di dunia kuantum selama 30 tahun langsung ingin menghentikan device tersebut, tapi ia terlambat. Akhirnya Scott, Cassie, Hank, Janet, serta Hope Van Dyne (diperankan Evangeline Lilly) terseret ke dalam dunia kuantum.

Dunia Kuantum

Elder Scroll III:Morrowind

Dunia kuantum adalah dunia yang aneh. Bagi yang sudah nonton Ant-Man (2015) dan Ant-Man and The Wasp (2018) pasti tahu apa yang saya maksud. DUnia aneh yang tidak terpengaruh oleh ruang dan waktu. Sebuah realitas yang banyak diteliti oleh ilmuwan fisika di dunia nyata. Ah ya, untuk yang pernah main gim The Elder Scrolls III: Morrowind juga pasti agak familiar dengan gambaran dunia kuantum karena banyak bangunan aneh dan makhluk aneh yang bentuk-bentuknya mirip.

Kang

Singkat cerita, mereka akhirnya bertemu dengan Kang (diperankan Jonathan Majors). Di komiknya, Kang adalah entitas penjelajah waktu yang kerjanya berkelana dari semesta satu ke semesta lainnya untuk ditaklukkan. Kang juga digambarkan jauh lebih kuat dan berkuasa dibanding THanos. Setidaknya, di komiknya.

Sayangnya, di film ini, saya merasa penggambaran Kang sebagai entitas penjelajah waktu tidak sebagaimana mestinya. Mungkin memang sengaja disimpan Marvel Studios untuk film-film Marvel selanjutnya. Kenapa saya bilang begitu? Karena Kang terlihat sangatlah lemah. Berhadapan dengan Scott, Cassie, Hope, Janet, dan Hank saja kewalahan. Thanos terlihat lebih kuat meskipun tanpa infinity stones sekalipun.


Katy M. O'Brian


Anyway, di sini pemerannya cantik-cantik euy. Mulai dari yang masih muda macam Cassie Lang (diperankan Kathryn Newton) sampai Hope Van Dyne (diperankan Evangeline Lilly) dan ibunya, Janet Van Dyne (diperankan Michelle Pfeiffer). Jangan lupakan juga Jentorra (diperankan Katy M. O'Brian) yang atletis banget. BIkin semangat gym!

Sayangnya, film ini kurang memaksimalkan potensi Michael Douglas sebagai Dr. Hank Pym. Perannya kecil banget, padahal kapasitas akting Michael Douglas di Hollywood gak main-main. Saya sudah nonton ia dari lama, sejak ia main bareng Sharon Stone di film Basic Instinct (1992).

 

KESIMPULAN

Kekuatan film ini ada pada audiovisualnya yang sangat memanjakan mata. Selama puluhan tahun, saya percaya bahwa Hollywood mampu memanjakan para penggemarnya dengan adegan-adengan spektakuler yang sangat memanjakan mata. Mulai dari adegan ledakan mobil di jalanan sampai adegan-adengan kosmik di luar angkasa sangat luar biasa! Termasuk cara mereka menggambarkan dunia kuantum.

Film ini pun menjelaskan konsep multiverse dan dunia kuantum setelah sebelumnya dimunculkan di Spiderman: No Way Home dengan kehadiran tiga Spider-Man yang berbeda serta pada film Doctor Strange in the Multiverse of Madness (2022).

Hanya saja, penyelesaian konflik film ini terkesan terlalu remeh. Saya berkata dalam hati, “Hah? Gini doang?” sehingga terkesan anti klimaks bagi saya. Kalau mau tahu lanjutannya, tonton saja ya di bioskop!

Anyway, jangan lupakan Paul Rudd yang gak bertambah tua sama sekali dari sejak ia main di sitkom Friends. Gila sih, awet muda banget!

Baca tulisan saya tentang sitkom Friends di Mojok: Sitkom ‘Friends’ Adalah Sitkom Era 90-an Paling Ikonik Sepanjang Masa