IMDb: 7,5/10 | Rating Saya: 9/10

Rated: PG | Genre: Drama, Romance, War

Directed by Edward Zwick

Screenplay by Susan Shilliday, William D. Wittliff

Based on Legends of the Fall by Jim Harrison

Produced by Marshall Herskovitz, William D. Wittliff, Edward Zwick

Starring Brad Pitt, Anthony Hopkins, Aidan Quinn, Julia Ormond, Henry Thomas

Cinematography John Toll

Edited by Steven Rosenblu

Music by James Horner   

Production companies TriStar Pictures, Bedford Falls Productions

Distributed by Sony Pictures Releasing

Release date 24 December 1994

Running time 133 minutes | Country United States

Language English | Budget $30 million | Box Office $160n6 million

 

Sudah lama saya mengagumi film-film yang dibintangi Anthony Hopkins dan Brad Pitt. Suatu ketika, saya membaca tweet Pandji Pragiwaksono yang nyebut akting Anthony Hopkins sakit stroke dalam film Legend of The Fall. Makanya gak pakai lama, saya langsung nonton film tersebut.

 

STORYLINE

Legends of the Fall adalah film keluaran tahun 1994 buatan Amerika Serikat yang bercerita tentang pensiunnya seorang perwira angkatan darat Amerika bernama Kolonel Willian Ludlow (diperankan Anthony Hopkins) setelah melihat kejinya pemerintah Amerika yang memperlakukan penduduk Amerika asli dengan sewenang-wenang. Setelah pensiun, ia pindah ke Montana bersama dua orang temannya bernama One Stab (diperankan Gordon Tootoosis), Roscoe Decker (diperankan Paul Desmond) serta istrinya, Pet Decker (diperankan Tantoo Cardinal).

William kemudian menikah dengan seorang wanita bernama Isabel (diperankan oleh Christina Pickles) dan dikaruniai tiga orang anak, yakni Alfred, Tristan, dan Samuel. Isabel yang sepertinya gak betah hidup di lingkungan peternakan dingin macam Montana akhirnya meninggalkan William dan ketiga anaknya. Mereka tidak bercerai sama sekali, tapi William tidak pernah lagi berbicara tentang istrinya di hadapan anak-anaknya.

Samuel, Alfred, Tristan dan Susannah

Sekian tahun berlalu, Samuel (diperankan Henry Thomas) yang baru menyelesaikan pendidikannya di Harvard pulang ke rumah bersama tunangannya, Susannah (diperankan Julia Ormond). Susannah langsung bisa akrab dengan William, Alfred (diperankan Aidan Quinn), dan Tristan (diperankan Brad Pitt).

Tak lama, Samuel berkeinginan masuk tentara biar bisa melawan Jerman di Perang Dunia I. Sebagai mantan perwira Amerika Serikat, William tidak senang dengan keinginan anaknya tersebut. William sudah melihat bagaimana perang mengubah manusia. Ia melihat bagaimana kejamnya perang. Alih-alih gak jadi berangkat, Alfred malah pingin ikut juga. Demikian juga Tristan. Tristan terpaksa ikut karena diminta Susannah biar ia bisa melindungi Samuel. Di titik ini, sebetulnya ada benih-benih cinta antara Tristan dan Susannah, namun untuk menghormati Samuel, mereka berdua diam saja.

Di medan perang, Samuel gugur akibat serangan lawan. Tristan yang menyaksikan saudaranya terbunuh langsung mengamuk, balas dendam pada lawan dengan brutal, kemudian membawa pulang jantung milik Samuel untuk dikebumikan di tanah kelahirannya. Adegan ini keren banget sih, Brad Pitt menunjukkan bahwa ia bukan aktor Hollywood sembarangan yang cuma mengandalkan wajah tampan dan tubuh atletis doang.

Setelah perang selesai, Tristan gak langsung pulang, tapi ia sempat berkelana dulu. Di sisi lain, Alfred nekad menyatakan cintanya pada Susannah di makam Samuel, namun Susannah menolak pernyataan cinta dari Alfred. Di sini jelas sih, Susannah lebih memilih Tristan meskipun Tristan belum menyatakan perasaannya pada dirinya sama sekali. Anyway, kalimat pernyataan cinta dari Alfred ini gentle banget meskipun pada ujungnya ia ditolak mentah-mentah. Such a gentlemen!

Tristan kemudian kembali ke tanah kelahirannya. Ia masih menyalahkan dirinya sendiri akibat ketidakbecusannya melindungi Samuel. Namun, Susannah berhasil menghiburnya dan akhirnya mereka resmi jadi sepasang kekasih. Tentu saja, hal tersebut membuat Alfred murka karena Alfred menganggap, sebelum perang saja, Tristan sudah ‘merebut’ Susannah dari Samuel.

Eh sekarang, Tristan menjadi kekasihnya begitu saja! Selain itu, Alfred menilai Tristan tak akan mampu membahagiakannya karena ia termasuk orang yang urakan, bukan tipikal pria logis macam Alfred. Alfred pun meninggalkan Montana dan memutuskan untuk cari kerja di kota. Tapi Alfred benar, tak lama setelah ia pergi, Tristan meninggalkan Montana untuk keliling dunia karena ia masih belum bisa pulih dari traumanya saat perang. Lebih parah lagi, Tristan ngirim surat ke Susannah yang nyuruh dia buat nikah sama orang lain saja.

Aki-aki stroke yang badass

Konflik cinta segiempat antara Susannah – Samuel – Alfred – Tristan pun sangat menegangkan. Dialog-dialognya gak menye-menye sampai-sampai membuat William akhirnya jatuh sakit. William didiagnosa menderita stroke. Sekali lagi, Anthony Hopkins membuktikan dirinya bukan aktor sembarangan. Setelah menerima Oscar atas perannya di film The Silence of the Lambs (1991), ia begitu piawai memerankan seorang pria yang menderita stroke dengan sangat baik dan juga badass. Gimana gak badass, meski sakit stroke, tetap ngudud! Bangsat memang!


Tristan akhirnya kembali dan mendapati Susannah sudah menikah dengan Alfred yang sudah bekerja sebagai seorang politisi sukses di kota. Tristan pun berusaha move on dengan menikahi Isabel II (diperankan Karina Lombard), putri semata wayang Roscoe Decker dan Pet Decker yang sudah lama mengagumi Decker dari ia masih anak-anak sampai ia dewasa. So sweet banget emang Isabel II ini!

Drama keluarga masih belum selesai karena Susannah iri melihat Tristan memiliki dua anak dari Isabel II. Pertama, ia iri karena masih punya rasa pada Tristan. Kedua, ia iri karena Isabel II telah tinggal selama beberapa tahun dengannya. Ketiga, ia iri karena mereka berdua sudah dikaruniai anak sedangkan ia belum dikaruniai anak sama sekali.

SPOILER ALERT!

JANGAN LANJUTKAN MEMBACA KALAU BELUM NONTON!

Tristan yang saat ini berbisnis rum skala kecil, punya masalah bisnis dengan O’ Bannion, gangster Irlandia yang pernah berhubungan bisnis dengan Alfred. O’Bannion secara tidak sengaja membunuh Isabel II. Seperti yang terjadi saat Perang Dunia I, Tristan mengamuk dan hampir membunuh salah satu anak buah O’Bannion.

Sejak awal, William memang melarang Alfred untuk jadi politisi karena ia tahu busuknya pemerintah Amerika yang telah memperlakukan orang Amerika asli dengan semena-mena. Makanya, saat pemakaman Isabel II, William marah pada Alfred. Alfred tentu saja shock. Shock karena hubungannya dengan O’Bannion telah menyebabkan adik iparnya meninggal dunia, dan ia juga shock karena telah mengecewakan ayahnya.

Atas perbuatannya yang hampir membunuh anak buah O’Bannion, Tristan harus mendekam di balik jeruji besi selama 30 hari. Susannah pun sempat mengunjunginya di penjara untuk menghiburnya. Jelas, Susannah masih cinta pada Tristan.

Tapi selepas keluar dari penjara, Tristan tidak menyerah. Ia berniat balas dendam pada O’Bannion dan tentu saja berjalan sukses. Biar bagaimanapun, Tristan adalah mantan veteran Perang Dunia I. Setelah perang selesai pun, Tristan keliling dunia untuk berburu hewan buas dan menjalani banyak latihan fisik, jadi O’Bannion bukanlah lawan yang sepadan untuknya.

Susannah sebelum bunuh diri

Tidak saya duga sama sekali, Susannah bunuh diri karena ia frustasi tak bisa hidup dengan Tristan. Meskipun Alfred sayang padanya, meskiun Alfred mampu memberikan nafkah lahir batin yang sangat berlimpah padanya, Alfred bukanlah Tristan.

Film ini pun diakhiri dengan adegan tembak menembak yang sangat epic dan happy ending. Such a good acting from Anthony Hopkins and Brad Pitt! Kalau mau lihat detailnya ya nonton sendiri aja.

 

REVIEW

Anthony Hopkins dan Brad Pitt dalam Meet Joe Black (1998)

Anthony Hopkins dan Brad Pitt. Bukan sekali ini saja saya melihat duet mereka dalam satu film yang sama. Sebelum menonton film ini, saya sudah menonton duet mereka dalam film Meet Joe Black (1998). Anthony Hopkins memang aktor yang piawai memainkan peran yang dipercayakan sutradara padanya. Tapi ia memang cocok berperan sebagai bapak-bapak sayang keluarga sebagaimana yang ia tampilkan pada film Meet Joe Black (1998), The Mask of Zorro (1998), dan juga The Father (2020). Di film ini bahkan Anthony Hopkins berperan sebagai bapak-bapak sakit stroke tapi pesona badassnya sama sekali gak hilang darinya. Gokil emang aki-aki yang satu ini.

Demikian juga Brad Pitt. Ia memang cocok berperang sebagai pemuda rebel yang hobi berkelahi seperti perannya pada film Fight Club (1999), Troy (2004) dan juga Once Upon a time in Hollywood (2019). Kelasnya bukan kaleng-kaleng sih Brad Pitt ini. Gak cuma modal ganteng dan atletis dia tuh. Camkan itu!

Saya asumsikan, film Legend of The Fall ini bukanlah film yang bisa dinikmati semua orang. Gak semua orang, terutama generasi muda macam Milenial dan Gen Z yang suka dengan tipikal film lambat kayak gini. Apalagi setting ceritanya pada satu abad yang lalu. Gak banyak generasi muda macam Milenial dan Gen Z yang pernah nonton film ini atau suka dengan tipikal film lambat kayak gini. Tipikal film-film Oscar kan memang biasnya temponya lambat kayak gini dengan dialog-dialog mendalam kayak gini. Lebih banyak dialognya dibandingkan adegan tembak-tembakan jegar-jegernya gitu.

Film ini pun menurut saya sangat lengkap ya. Gak cuma akting Anthony Hopkins dan Brad Pitt yang luar biasa, tapi akting aktor dan aktris lainnya macam Aidan Quinn dan Julia Ormond pun harus kita apresiasi. Film ini pun sedikit bercerita tentang kejamnya Perang Dunia I dan bagaimana kejamnya pemerintah Amerika pada penduduk asli Amerika. Film ini juga bercerita tentang kejamnya gangster Irlandia jika berbisnis di abad 20 yang sering kita lihat di film-film mobster Amerika. Film ini juga sedikit bercerita tentang mitologi serta mitos-mitos penduduk asli Amerika yang kental dengan alamnya. Satu kesatuan yang sangat bagus.

Film ini memang kelasnya Oscar, dan ia berhasil memenangkan satu Oscar untuk kategori Best Cinematography dari tiga kategori yang disematkan padanya, yakni Best Art Direction dan Best Sound. Emang gak kaleng-kaleng sih film ini tuh.