IMDb: 7,7/10 | Rating Saya: 8/10

Rated: Not Rated | Genre: Drama

Directed by Tony Kaye

Written by Carl Lund

Produced by Adrien Brody, Carl Lund, Bingo Gubelmann, Austin Stark, Benji Kohn, Chris Papavasiliou

Starring Adrien Brody, Marcia Gay Harden, Christina Hendricks, William Petersen, Bryan Cranston, Tim Blake Nelson, Betty Kaye, Sami Gayle, Lucy Liu, Blythe Danner, James Caan

Cinematography Tony Kaye

Edited by Barry Alexander Brown, Geoffrey Richman

Music by The Newton Brothers

Production companies Tribeca Film

Distributed by Paramount Pictures

Release date 25 April 2011 (Tribeca), 16 March 2012 (United States)        

Running time 100 minutes | Country United States

Language English | Budget $6–7.2 million | Box office $250-291 million

 

Saya berani jamin, tidak banyak orang Indonesia yang sudah menonton film berjudul Detachment. Film ini bukan film mainstream macam film-film Marvel Cinematic Universe atau DC. Saya juga nonton fim ini setelah melihat potongan film ini pada Reels Instagram saya secara random dan langsung tertarik untuk nonton. Saya melihat bagaimana Adrien Brody jadi seorang guru yang sangat bijak ketika menghadapi anak-anak nakal di sekolahnya.  Simak ulasannya berikut ini.

 

STORYLINE

Henry Barthes (diperankan Adrien Brody) adalah seorang guru Bahasa Inggris yang ditugaskan di salah satu SMA dengan harapan nilai-nilai siswa dan siswi di dalamnya bisa lebih baik. SMA tempat Henry ngajar ini adalah SMA bobrok dimana bukan hanya siswa dan siswinya saja yang nilainya jeblok, tapi guru-gurunya juga bobrok karena mereka juga stress. Guru-guru ini stress karena mereka dibayar tidak sebagaimana mestinya dan masing-masing juga punya masalahnya tersendiri di lingkungan keluarganya. Kompleks banget pokoknya!  

Henry Barthes ini tipikal guru asyik yang sadar akan pentingnya bagaimana peran seorang guru biar bisa memajukan generasi penerus bangsa. Di pertemuan pertama blio ngajar Bahasa Inggris, blio nyuruh siswa-siswinya untuk nulis esai tentang bagaimana mereka akan dikenang setelah mereka meninggal nanti. Anyway, dari pertemuan pertama, Henry melihat kelas yang ia ajar ini kacau. Sebagian besar siswa dan siswinya saling bully satu sama lain, dan bahkan mereka berani mengucapkan kata-kata kasar pada Henry sebagai gurunya sendiri.

Oh iya, di kelas ini ada satu siswi yang menarik perhatian Henry, termasuk perhatian kita sebagai penonton, yakni Meredith (diperankan Betty Kaye) yang dibully teman-teman sekelasnya hanya karena ia gemuk. Meredith ini gak cuma dibully teman-teman sekelasnya saja, tapi dia juga dibully oleh orang tuanya karena dianggap terlalu gemuk dan terlalu fokus pada hobi fotografi yang menurut orang tuanya aneh. Khas banget film-film Amerika yang settingnya di sekolahan.

Henry juga bukan berarti sempurna tanpa cela. Ia masih berjibaku mengurus kakeknya yang menderita demensia. Kurang lebih seperti yang ditampilkan pada film The Father (2020). Henry juga masih trauma setelah menyaksikan ibu kandungnya yang meninggal di hadapannya saat ia berusia 7 tahun karena overdosis obat-obatan terlarang. Selain itu, ayah Henry juga pergi entah kemana sehingga ia terpaksa tinggal bersama ibu dan kakeknya.

Suatu malam, Henry tidak sengaja bertemu dengan seorang gadis bernama Erica (diperankan Sami Gayle) yang (maaf) lagi melacur. Sayangnya, saat lagi melacur, alih-alih dapat bayaran dari pria hidung belang yang sudah ia puaskan, Erica malah dipukuli. Erica juga menawarkan jasanya pada Henry namun Henry menolaknya mentah-mentah.

Terkait esai yang Henry minta pada siswa dan siswinya, jawabannya tentu beragam. Tapi ada jawaban yang menarik perhatian Henry tentang hal-hal berbau bunuh diri, yang tentu saja ditulis oleh Meredith. Henry langsung berasumsi bahwa esai tersebut adalah esai karya Meredith meskipun esai tersebut ditulis secara anonim.

Anyway, meski kelihatannya sepele, tingkat depresi remaja SMA di seluruh dunia ini tinggi banget. Bahkan dari zaman saya sekolah juga memang tinggi. Mereka stress karena tekanan akademik, tekanan guru yang toxic, tekanan orang tua yang toxic, hingga tekanan teman-teman yang sama toxicnya. Semuanya adalah satu kesatuan yang saling berkesinambungan satu sama lain di tengah-tengah masyarakat yang memang sudah bobrok, yang nampaknya sudah tidak ada harapan lagi untuk bisa diperbaiki sebagaimana mestinya.

Henry dan Erica

Suratan takdir, atau setidaknya keinginan penulis film ini mempersatukan Henry dan Erica lagi. Henry memungut Erica yang masih di bawah umur untuk tinggal bersamanya. Ia tidak ingin melihat Erica yang masih di bawah umur melacur untuk sekadar cari uang. Setidaknya, jika tinggal bersama Henry, ia bisa tidur dan makan tanpa harus melacurkan dirinya. Baik banget sih Henry ini!

Di sekolah pun, guru-guru terlihat stress. Mereka dituntut oleh pemerintah setempat agar bisa memperbaiki nilai ujian sekolah ini biar siswa dan siswinya bisa punya masa depan yang lebih baik. Kepala sekolahnya, Carol Dearden (diperankan Marcia Gay Harden) juga terancam dipecat karena dianggap pemerintah gak becus mengatur rekan-rekan sesama guru dan siswa-siswinya. Emang berat sih jadi guru tuh.

Tapi gimana bisa? Sedari awal pemerintahnya juga tidak membayar guru-guru ini dengan layak sehingga mereka juga malas untuk mengajar. Mereka juga punya masalahnya masing-masing di rumah jadinya gak bisa fokus sekalipun dibayar dengan layak. Bahkan di Amerika saja guru-guru tidak dibayar dengan layak, apalagi di negara seperti Indonesia? Suram memang.

Sarah

Henry terlibat cinlok dengan seorang guru bernama Sarah (diperankan Christina Hendricks) yang tentu saja membuat Erica cemburu karena Erica menganggap Henry seperti keluarganya sendiri. Asumsi saya, Erica menganggap Henry seperti gabungan dari pacar, kakak, dan juga ayah karena Erica tidak punya keluarga sama sekali.

Henry dan Meredith

Meredith yang punya hobi fotografi menunjukkan karyanya pada Henry. Tentu saja, banyak sekali foto Henry yang ia ambil diam-diam. Namun sialnya, ketika Meredith hendak curhat sambil memeluk Henry, Sarah memergoki mereka. Sarah menyangka bahwa Henry bermaksud melecehkan Meredith, padahal Henry hanya ingin menolong Meredith saja. Di saat yang bersamaan, Henry juga jadi teringat akan kenangan buruknya bersama Ibunya saat ia berusia 7 tahun. Memang rumit sih hubungan antar manusia itu.

Di saat yang hampir bersamaan, Henry mendapati bahwa kakeknya juga meninggal dunia. Ia juga terpaksa mengirimkan Erica ke panti asuhan karena biar bagaimanapun Henry bukanlah kakak, ayah, apalagi pacar dari Erica. Biar bagaimanapun, Erica juga masih di bawah umur. Gak enak sama tetangga kalau pada tahu Henry menyimpan Erica yang masih di bawah umur kan? ~wqwqwqwqq  

SPOILER ALERT!

JANGAN LANJUTKAN MEMBACA KALAU BELUM NONTON!

Tindakan Sarah ternyata berbuah fatal karena akhirnya Meredith bunuh diri di depan Henry setelah mengkonsumsi kue yang sengaja ia taburkan racun. Seandainya saja saat itu Sarah tidak datang, atau minimal membiarkan Henry untuk sekadar memeluk Meredith dan berkata bahwa semuanya akan baik-baik saja, mungkin Meredith tidak akan jadi bunuh diri.

 

REVIEW

Bisa saya bilang, Detachment ini versi modern dari Dead Poets Society (1989) dan The Breakfast Club (1985) karena premisnya hampir mirip dimana berfokus pada permasalahan sistem pendidikan yang masih juga bobrok dari puluhan tahun yang lalu. Masih saja banyak kasus bullying di sekolahan, masih saja ada banyak orang tua yang tidak suportif pada anak-anaknya, dan masih banyak lagi permasalahan pendidikan yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu. Anyway, kalau mau nonton film ini juga memang sebaiknya saat sedang senang atau sedang bahagia karena endingnya bisa bikin frustasi banget.

Kritikan Henry di film ini juga cukup bagus menurut saya, dimana menurut dia seharusnya ada kurikulum khusus untuk jadi orang tua biar kejadian seperti yang ia alami saat ia kecil atau kejadian yang ia lihat pada Meredith bisa terhindari.

Penampilan Adrien Brody di film ini sebagai Henry juga mirip seperti penampilan David Schwimmer sebagai Ross Geller di sitkom Friends! Hanya saja dalam versi yang lebih tua dan lebih frustasi saja. Selain itu, Adrien Brody ini dari wajahnya juga sama kayak David Schwimmer, orang baik yang selalu sial dalam hidup dan juga cintanya. Adrien Brody di film King Kong (2005) juga kan kayak gitu ya, cintanya bertepuk sebelah tangan.

Baca tulisan saya terkait sitkom Friends berikut di Mojok: Sitkom ‘Friends’ Adalah Sitkom Era 90-an Paling Ikonik Sepanjang Masa

Menurut saya, kekurangan film ini hanya sada satu, yakni kurangnya penampilan Lucy Liu sebagai Dr. Doris Parker, guru BK di film ini yang harusnya bisa dimaksimalkan lagi. Biar bagaimanapun, Lucy Liu ini salah satu aktris favorit saya yang telah menemani saya dari dulu dengan film-filmnya seperti Charlie’s Angel (2000), Shanghai Noon (2000), Kill Bill Volume 1 (2003), hingga Kungfu Panda (2008).