Beberapa
teman saya bilang, saya ini tipikal orang serius yang cuma suka dengan
film-film “berat” macam The
Godfather Trilogy atau Parasite
(2019). Padahal sih, nggak juga. Saya suka menonton film-film komedi
macam Austin
Powers maupun Trilogy
Hangover, hingga sitkom macam Friends, How
I Met Your Mother, The Big Bang Theory, hingga Young
Sheldon. Beberapa sitkom Indonesia pun sempat saya ikuti, seperti
Bajaj Bajuri, Kejar Kusnadi, OB (Office Boy), hingga Tetangga Masa Gitu? yang
tak kalah menarik dari sitkom Amerika.
Alasan
saya suka sitkom ya sederhana saja. Untuk hiburan. Durasinya juga singkat, jadi
dalam satu hari, bisa menonton satu atau dua episode. Gak perlu mikir
berat-berat. Selain itu, selalu ada situasi di mana sitkom-sitkom tersebut
punya magisnya tersendiri. Punya plot twistnya tersendiri. Punya benang merah
ceritanya sendiri yang bisa membuat penontonnya ketagihan.
Kembali
ke Modern Family. Modern Family bercerita tentang sebuah keluarga besar yang
tinggal di Los Angeles. Terdiri dari Jay Pritchett (Ed O'Neill) yang menikah
dengan seorang janda berdarah Kolombia bernama Gloria Pritchett (SofĂa Vergara).
Gloria sendiri berusia 30 tahun lebih muda dari Jay. Gloria pun memiliki
seorang putra bernama Manny Delgado (Rico Rodriguez) dari pernikahan
sebelumnya.
Dari
pernikahan sebelumnya, Jay memiliki dua anak, yakni Claire (Julie Bowen) dan
Mitchell (Jesse Tyler Ferguson). Claire menikah dengan Phill Dunphy, sedangkan
Mitchell “berpasangan” dengan seorang pria bernama Cameron Tucker (Eric
Stonestreet).
Claire
dan suaminya memiliki tiga anak dengan personality yang berbeda-beda. Remaja
gaul bernama Haley Dunphy (Sarah Hyland), gadis kutu buku bernama Alex Dunphy (Ariel
Winter), dan si bungsu Luke Dunphy (Nolan Gould). Sedangkan Mitchell dan
pasangannya yang jelas tidak bisa memiliki anak, memutuskan untuk mengadopsi
seorang bayi asal Vietnam yang kemudian diberi nama Lily Tucker-Pritchett.
Awalnya,
saya tidak menyangka Modern Family akan rame. Sumpah. Alasannya? Saya sudah
berkali-kali marathon Friends dan How I Met Your Mother, dua sitkom terbaik yang
pernah saya tonton, belum lagi, saya juga rajin menonton The Big Bang Theory
dan spin-offnya, Young Sheldon. Saya memutuskan untuk tidak melanjutkan
menonton Modern Family jika setelah nonton satu season ternyata menurut saya
tidak rame.
Namun,
di luar dugaan, Moderm Family sangatlah menarik. Bahkan, Modern Family memiliki
kekuatan yang tidak dimiliki Friends atau How I Met Your Mother. Pada kedua
sitkom tersebut, hampir tak ada keterlibatan remaja maupun anak-anak dalam
storylinenya. Memang, ada anak-anak dan remaja dalam kedua sitkom tersebut,
tapi mereka bukan karakter utama. Mereka hanya karakter pelengkap. Di Modern
Family, terdapat Lily, Luke, Many, Alex, hingga Haley yang bikin suasana jadi
meriah.
Terdapat
banyak adegan gap generasi antara Jay dan Claire, Claire dan ketiga anaknya,
hingga gap gnerasi antara Jay dan istri keduanya, maupun gap generasi antara Jay
dan cucu-cucunya. Ini yang bikin storylinenya kuat dan cukup relate dengan
konflik antara Mileneal dengan Gen X, Mileneal dengan Baby Boomers, Baby
Boomers dengan Gen X, hingga Mileneal dengan Gen Z.
Selain
itu, Modern Family memperlihatkan bagaimana kehidupan kaum minoritas di Amerika
itu seperti apa. Gloria dan Manny yang merupakan imigran dari Kolombia yang
mengadu nasib di Amerika, Mitchell dan Cameron yang merupakan seorang pasangan
gay, Many yang merupakan anak yang berusaha tumbuh dari perceraian yang dialami
kedua orang tuanya, hingga Lily yang diadopsi dari orang tua yang tidak biasa,
yakni pasangan gay.
Ah ya,
kekuatan lainnya Modern Family dibanding sitkom lainnya, tak ada efek suara
tawa dalam setiap jokesnya. Alih-alih menggunakan efek suara tawa, Modern
Family memberikan warna baru, yakni mokumenter yang mengacu pada gaya
penceritaan yang digunakan untuk menunjukkan kehidupan keluarga
Pritchett-Dunphy yang kompleks dan beragam.
Setelah
satu adegan selesai, karakter di dalamnya melakukan semacam wawancara pengakuan
tentang kenapa mereka melakukan adengan tersebut. Karakter tersebut berbicara
ke kamera, memberikan pandangna serta opini mereka pada penonton, seperti yang
dilakukan peserta reality show macam Master Chef.
Setelah
selesai nonton Season 1, tentu saya bertekad menonton sitkom ini sampai selesai
bukan? Karena saya penasaran dengan masa depan Haley, Alex, Luke dan Manny.
Saya juga penasaran dengan Lily. Bagaimanakah ia tumbuh dengan orang tua adopsi
yang merupakan pasangan sesama jenis? Bagaimana kehidupan pernikahan Jay dan
Gloria yang terpaut jarak 30 tahun? Seperti itulah kira-kira. Di luar dugaan,
Modern Family rame juga ternyata!
0 Comments