Saya adalah salah satu
orang yang menggemari sitkom. Beberapa sitkom sudah saya tonton sampai tamat,
di antaranya, Friends, How I Met Your Mother, The Big Bang Theory, Modern
Family hingga Young
Sheldon. Saya juga sempat menonton beberapa season dari Two and Half Men, The
Fresh Prince of Bel-Air hingga Family Matters. Makanya, di tahun 2025 ini, saya
coba diskusi dengan ChatGPT tentang rekomendasi sitkom dan saya langsung direkomendasikan
buat nonton The
Office.
Simak tulisan saya di
Mojok: Sitkom
‘Friends’ Adalah Sitkom Era 90-an Paling Ikonik Sepanjang Masa
Setelah beberapa bulan
marathon sampai tamat, saya akhirnya bikin kesimpulan, The Office ini bagus,
tapi tetap aja kualitas storyline, karakter atau soundtracknya masih di bawah
How I Met Your Mother dan Friends.
The Office memang berbeda
dengan sitkom lainnya. Friends bercerita tentang sekelompok anak muda di New
York City dengan segala lika-likunya. How I Met Your Mother basically Friends versi
10 tahun kemudian, tapi berfokus pada pencarian cinta tokoh utamanya, Ted
Mosby. The Big Bang Theory bercerita tentang sekelompok saintis nerds dan
serba-serbi hidupnya, Young Sheldon basically merupakan prekuel dari The Big
Bang Theory yang fokusnya bercerita tentang masa kecil Sheldon Cooper, dan
Moder Family basically adalah Friends, tapi versi family-oriented dan dikemas
dalam bentuk mockumentary.
The Office ini dikemas
dalam bentuk mockumentary, sama seperti Modern Family. Sesuai judulnya, 90% adegan
The Office ini diambil di kantor Dunder Mifflin. Tapi ya konflik di The Office
ini saya nilai terlalu receh. Orang yang pernah kerja kantoran pasti punya
pikiran yang sama dengan saya. Saya jadi mikir “Ini mah gak terlalu beda
dengan Friends atau How I Met Your Mother, bedanya seting tempatnya di kantor
aja!”
Memang, para tokoh di
dalamnya digambarkan sering punya konflik pekerjaan maupun urusan personal di
kantor. Ada yang minta kenaikan gaji dan gak didengar kantor. Ada yang minta
naik jabatan tapi gak didengar kantor. Ada yang ketahuan pacaran di kantor dan
disidak HRD. Ada yang dipecat dan akhirnya jadi drama.
Tapi konfliknya kayak
kurang realistis dibandingkan konflik sesama rekan kerja di kantor. Ada
beberapa tokoh yang bertahan 10 tahun lebih. Turnover karyawan yang resign atua
dipecatnya kayak kurang? Apalagi Dunder Mifflin ini digambarkan sempat menutup
beberapa cabangnya untuk efisiensi. Tapi somehow, Dunder Mifflin cabang
Scranton ini selalu selamat dibanding cabang lainnya?
Yang bikin mengganjal
tentu saja menghilangnya sejumlah tokoh utama di dalamnya. Seperti Michael
Scott (Steve Carell) yang diceritakan tiba-tiba memutuskan untuk pindah ke
Colorado karena akan melanjutkan hidupnya bersama pacarnya, Holy Flax (Amy Ryan).
Ya alasan utamanya tentu karena Michael Scott ada proyek film lain.
Penerus Michael Scott
sebagai manajer di Dunder Mifflin, Andy Bernard (Ed Helms) pun ikut-ikutan “menghilang”
selama tiga bulan karena diceritakan mencari jati diri setelah mendapati orang
tuanya bangkrut. Ya alasan utamanya tentu karena Ed Helms sibuk shooting The Hangover Part III.
Meskipun pada episode
Finale Michael Scott datang pada pernikahan Dwight (Rainn Wilson) dan Angela (Angela
Martin), tapi kayak kurang aja gitu. Tokoh lainnya seperti Mindy (Kelly Kapoor)
dan Ryan (B.J. Novak) memang diceritakan resign dari Dunder Mifflin. Tapi
kesannya seperti dipaksakan. Dan seperti series/sitkom lain, biasanya yang
ginian karena memutuskan gak perpanjang kontrak buat fokus pada
series/film/proyek lain.
Tapi ya sekali lagi,
bukan berarti The Office ini jelek. Kalau jelek, gak bakal banyak template meme
yang diambil dari sitkom ini. Cuma ya kadang suka mikir “Ini karyawan Dunder
Mifflin gak pernah ada kepikiran buat nampol bos macam Michael Scott?”
Ya meski pada beberapa
momen Michael Scott ini sangat manis, tapi dari yang saya ingat, cuma Stanley (Leslie
David Baker) doang yang berani blak-blakan ngobrol empat mata pada Michael dan
menyatakan ketidaksukaannya pada Michael sampai Michael ini kaget.
Anyway, kadang suka
sedih karena yang nonton sitkom macam The Office ini sebanrnya sedikit banget
di Indonesia. Bahkan pada masa kejayannya di tahun 90an, yang nonton Friends, Seinfeld
dan The Fresh Prince of Bel-Air aja dikit banget. Apalagi How I Met Your
Mother, The Big Bang Theory, Modern Family, hingga Young Sheldon, yang kayaknya
kurang cocok untuk sebagian besar masyarakat Indonesia karena jokesnya atau
storylinenya gak relate.
Buat yang belum pernah
nonton sitkom-sitkom tadi, mungkin sekarang saatnya. Siapa tahu, kamu bisa
ketawa sekaligus merenung, dan akhirnya jatuh cinta seperti saya dulu saat
pertama nonton Friends atau How I Met Your Mother.
0 Comments